Viral Kisah Pria Pura-pura Mati di Sampang Sampai Minta Maaf, Ini Pendapat Sains Soal Mati Suri

Meski Robi Anjal hanya berpura-pura mati, namun kasus mati suri cukup sering terjadi bahkan di seluruh dunia, begini tanggapan sains soal mati suri!

Editor: Asytari Fauziah
Tribun Manado - Tribunnews.com
Ilustrasi mati suri 

Meski Robi Anjal hanya berpura-pura mati, namun kasus mati suri cukup sering terjadi bahkan di seluruh dunia, begini tanggapan sains soal mati suri!

TRIBUNMATARAM.COM - Robi Anjal (38) asal Pontianak mengejutkan warga Sampang, Jawa Timur karena pura-pura mati.

Robi ketahuan karena saat kakinya digelitik, dia tiba-tiba bangun dan terjatuh dari ranjang ambulans.

Akibat aksinya, dia pun dilaporkan ke polisi oleh warga.

Meskipun Robi cuma pura-pura mati, sebetulnya kasus orang mati kemudian hidup lagi lumayan sering terjadi di seluruh penjuru dunia.

7 Fakta Bayi Mungil yang Dibuang Ibu Kandungnya Sendiri di Pinggir Jalan, Terekam CCTV!

Viral Kisah Haru Nenek Sahnun, Pemulung di Mataram, 5 Tahun Nabung Demi Beli Sapi Kurban Idul Adha

 Cerita Pilu Bocah 7 Tahun Berangkat Sekolah Tanpa Seragam & Sepatu Hingga Makan Nasi Lauk Garam

 Pemeran Ye Sha Meteor Garden Kini Jadi Istri Pengusaha Indonesia, Intip Foto Terbaru Michelle Saram

Salah satu kasus mati suri yang paling terkenal adalah kejadian tahun 2014 ketika seorang wanita Polandia berusia 91 tahun, Janina Kolkiewicz, mengejutkan keluarganya karena tiba-tiba bangun di kamar mayat.

Padahal, wanita itu telah dinyatakan mati secara klinis dan disimpan selama 11 jam di dalam ruang berpendingin.

Pada bulan Januari tahun yang sama, seorang pria Kenya berusia 24 tahun bangun di kamar mayat 15 jam setelah dinyatakan meninggal karena meminum cairan insektisida.

Lalu pada bulan Maret 2014, Walter Williams yang berusia 78 tahun juga ditemukan hidup kembali beberapa saat sebelum petugas pemakaman mengawetkan tubuhnya.

Bisakah Mati Suri Dijadikan Bukti Adanya Alam Baka?

Dalam artikel The Guardian, 14 November 2014, Carla Valentine dari Barts Pathology Museum menjelaskan bahwa ketiga kasus ini punya satu kesamaan: mereka mungkin sebetulnya tidak benar-benar mati.

Kolkiewicz memiliki detak jantung yang sangat lemah karena masalah kesehatannya, sedangkan pria Kenya diberi atropine yang memperlambat detak jantung oleh petugas medis untuk menangkal cairan insektisidanya.

Dalam kasus Williams, orang yang menyatakannya mati belakangan ditemukan bukan lulusan medis.

Apa yang diungkapkan oleh Valentine ini senada dengan penemuan Mark Crislip, seorang dokter di Oregon Emegency Room.

Crislip menelaah hasil elektroensefalograf (EEG) yang merekam aktivitas elektrik di sepanjang kulit kepala dan mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan oleh arus ion di dalam otak para pasien yang disebut mati suri.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved