Reaksi Polos Bocah SD Viral ke Sekolah Pakai Baju Kotor Disuapi Makan Ayam, Guru: Sedih Lihatnya
Rohayatun, guru Jodi bahkan sampai tak tega dan merasa iba melihat reaksi polos bocah 7 tahun tersebut.
Penulis: Salma Fenty Irlanda | Editor: Delta Lidina
TRIBUNMATARAM.COM - Jodi, bocah SD asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat menunjukkan reaksi tak biasa saat disuapi ayam oleh gurunya.
Rohayatun, guru Jodi bahkan sampai tak tega dan merasa iba melihat reaksi polos bocah 7 tahun tersebut.
Ketika ditanya rasa ayam, Jodi langsung mengatakan enak.
Rupanya, Jodi belum pernah memakan daging ayam sebelumnya.
"Saya suapin makan pakai ayam. Kata Jodi enak, kalau di rumah makannya pakai lauk asin (ikan asin)," kisah Rohayatun, dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Selasa (30/7/2019).
Kesedihan Rohayatun bertambah tatkala menyaksikan Jodi meminum susu sekaligus.
"Apalagi pas minum susu, enggak tahu pernah minum susu atau enggak karena minumnya langsung habis tanpa jeda. Sedih banget lihatnya, saya kasihan," imbuhnya.
Hal memilukan lantas diungkapkan oleh kakek Jodi, Rakun.
Rakun seorang diri yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia pun berkerja serabutan dengan penghasilan yang jauh dari kebutuhan.
Selama ini mereka hanya mengandalkan bantuan pemerintah setiap bulan untuk dapat makan nasi.
• Viral Cerita Pilu Jodi, Bocah 7 Tahun Pakai Baju Kotor ke Sekolah, Guru Sukarela Mandikan Tiap Pagi
"12 tahun di sini. Pokoknya kerja apa aja yang ada untuk makan. Jadi ga ada punya kerjaan yang matok. Makan pun seadanya, kalau asin ya asin (ikan asin), kalau garam ya hanya garam, kalau cabe, ya cabe, ya gitulah," kata Rakun
Jodi (7) mendadal viral setelah video perjalanannya pulang ke sekolah melalui perkebunan diunggah guru sekolahnya di akun Instagram @rohayatun7.
Kehidupan Jodi yang memprihatinkan pun terkuak berkat viralnya video yang diunggah sang guru.
Setiap hari, Jodi berangkat ke sekolah dalam keadaan mengenakan baju kotor.
Jodi juga tidak pernah mandi karena tidak ada air di rumahnya.
Tak cuma itu, Jodi bahkan tak memakai alas kaki untuk bersekolah.
• Viral Bocah 7 Tahun ke Sekolah Tak Pernah Mandi, Baju Kotor & Tanpa Alas Kaki, Fakta Pilu Terungkap
Kondisi itulah yang membuat para guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Margabakti, Kecamatan Kadugede, merasa prihatin.
Para guru di sekolahnya secara sukarela memandikan Jodi setiap pagi.
Guru-guru juga menyuapinya sarapan karena tahu ia belum makan.
Hal tersebut diungkapkan Rohayatun dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Selasa (30/7/2019).
"Kami secara sukarela memandikan Jodi setiap pagi, memakaikan seragam, kaus kaki hingga sepatu untuknya," terang Rohayatun.
Mereka rela menjadi orangtua asuh Jodi semata-mata hanya untuk memenuhi pendidikan bagi Jodi.
Pasalnya, para guru tak ingin, Jodi bernasib sama dengan kakak-kakaknya, orangtua, juga kakek neneknya yang putus sekolah.
Rohayatun menceritakan awalnya Jodi sering main ke sekolah menggunakan pakaian bermain yang kotor setiap pagi.
Dia tidak punya sandal sehingga selalu telanjang kaki.
Saat main di sekolah, dia kerap memperhatikan anak-anak sekolah dari luar gerbang.
• Modus Pemuda Beristri Pemerkosa Nenek 74 Tahun di Aceh, Berawal dari Niat Obati Sakit Perut
Akhirnya, sejumlah guru mendekatinya untuk mengajaknya sekolah.
"Kemudian Bu Dini mengajak saya belanja beli baju (seragam).
Kami beli baju, belanja semua kebutuhan Jodi.
Pas hari Selasa, saya tungguin enggak datang-datang.
Tiba-tiba rada siang dia main ke sekolah, dan saya bujuk akhirnya mau," kata Rohayatun kepada Kompas.com di sekolah.
Rohayatun kemudian memandikan Jodi di kamar mandi ruang guru.
Dia menggantikan pakaian bermain yang kotor dengan seragam merah putih yang baru dibeli.
Rohayatun memakaikan sepatu, tas, dan semua kebutuhan belajar Jodi.

Sebelumnya, media sosial diramaikan oleh unggahan yang berisi kisah seorang bocah bernama Jodi yang pergi ke sekolah menggunakan baju kotor dan tanpa alas kaki.
Bocah itu juga menunjukkan lokasi rumahnya yang berada di atas perbukitan, terpencil, dan dalam kondisi memprihatinkan.
Sejumlah warganet terus memberikan dukungannya dalam kolom komentar.
• Ria Ricis Unggah Video SAYA KEMBALI di YouTube, Matikan Kolom Komentar, Dapat Dislike 17 Ribu Kali
• Pablo Benua Akhirnya Ditetapkan Jadi Tersangka Penggelapan & Pemalsuan Kendaraan Bermotor
• Pengakuan Robi Anjal, Pria Mati Hidup Lagi Gegerkan Warga Sampang, Sebut Dirinya Cuma Tidur
• Kesaksian Ulama Soal Kasus Orang Mati Hidup Lagi di Sampang, Curiga Mayat Tak Membusuk 4 Hari
Informasi tersebut pertama kali diunggah oleh akun media sosial Instagram milik @rohayatun7 pada Senin (22/7/2019). Rohayatun, yang tak lain adalah gurunya sendiri, mengunggah tiga foto dan dua video berdurasi 60 dan 48 detik.
Rohayatun juga menuliskan cerita tentang kondisi Jodi yang sangat memprihatinkan. Jodi berasal dari keluarga tidak mampu.
Namun, yang membuat Rohayatun kagum, Jodi memiliki semangat belajar tinggi. Informasi tersebut kemudian disebarluaskan di sejumlah akun media sosial lain.

Kondisi rumah Jodi yang memprihatinkan
Senin (29/7/2019) pagi, Kompas.com melakukan upaya ekstra dalam menelusuri informasi viral tersebut. Kondisi jalanan menuju tempat tinggal Jodi naik turun karena berada di dataran tinggi.
Setelah melewati aspal, siapa pun yang hendak menuju rumahnya harus memarkirkan kendaraan roda dua atau empat di pinggir jalan.
Mereka kemudian harus berjalan kaki sekitar 100 meter dengan kondisi jalan setapak dan menanjak.
• Viral Penjual Siomay Ternyata Mantan Miliarder, Penghasilan 2 Miliar Tapi Jatuh Lalu Dagang Keliling
• Viral Turis Ambil Barang Saat Check Out dari Vila di Bali, Polisi Jelaskan Kronologi Kejadiannya
• Curhat Adik Cut Meyriska Tentang Kisah Cinta Kakaknya Bersama Roger Danuarta: Rahasia Terindah Allah
• Dikenal Humoris, 4 Zodiak Ini Tak Akan Beranjak Kemanapun Sebelum Kamu Tertawa, Siapa Saja Mereka?
Bocah berusia 7 tahun itu tinggal di Dusun Pahing, RT 001 RW 003, Desa Margabakti, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Dia hidup bersama neneknya Sati (60) dan kakeknya Rakun (70). Dua kakaknya, Dayat (18) dan Mulya (15), juga tinggal bersama kecuali Ani (9) yang tinggal bersama orangtua angkatnya.
Tidak ada kamar mandi di bagian belakang rumah. Mereka terbiasa buang air kecil dan air besar ke kebun di sekitar rumah.
Saat malam tiba, mereka bertahan hidup gelap gulita selama beberapa tahun dan baru mendapatkan sedikit aliran listrik belum lama ini.
Anak yatim
Sobirin, bapak kandung Jodi, telah meninggal dunia beberapa tahun lalu karena terserang penyakit.
Sementara ibu kandungnya, Ita, sudah kembali berkeluarga.
Lima orang itu, Jodi, Sati, Rakun, Dayat, dan Mulya, tinggal di satu rumah. Ada tiga ruang di dalamnya.
Masing-masing ruang hanya disekat menggunakan tripleks. Tidak ada besi, tetapi kayu untuk penyangga tiap sudut rumah dan plafon.
Bagian atap yang berbahan genteng bercampur asbes pun banyak yang tampak rusak.
Angin dan air pada saat musim hujan mudah masuk hingga menggenangi permukaan lantai tiap ruang.
Terlebih kamar tidur Jodi yang dekat dapur. Namun, bukan dapur seperti umumnya, melainkan ruang kecil beralaskan tanah untuk menyimpan tumpukan bata menyerupai tungku dan beberapa potong kayu bakar untuk memasak. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)