Kisah Pemilik Warung Bebek di Malang Jadi Korban Orderan Fiktif Grab, Kaget Ditagih Rp 40Juta 3 Hari

Riski Riswandi terkejut mendapati tagihan di warung Bebek Cipuhuknya mencapai Rp 40 juta dalam tiga hari dari Grab.

TribunMatarm Kolase/ Kompas.com/ Sriwijaya Post
Pemilik Warung Makan Bebek Ciphuk, Riski Riswandi saat melapor ke Polres Malang Kota karena jadi korban order fiktif GrabFood, Rabu (31/7/2019)(KOMPAS.com/ANDI HARTIK) 

Apalagi, GrabFood sedang memberlakukan diskon promo 40 persen untuk minimal pembelian Rp 50.000.

"Mereka memanfaatkan promo," katanya.

Kronologi order fiktif

Order fiktif terhadap warungnya dilakukan sejak Sabtu (27/7/2019), pada hari Minggu warung itu tutup. Kemudian pada Senin hingga Selasa order fiktif itu kembali dilakukan.

Sebagai barang bukti pembelian, pengemudi GrabFood memanfaatkan struk palsu yang ditemukan berserakan di bekas warung itu.

Dalam struk itu tertera nilai pembelian yang seragam, yakni Rp 125.000. Diduga, ada pihak tertentu yang sengaja menyediakan struk palsu itu.

 Viral Hari Ini, Suami Ucap Selamat Jalan Istrinya Meninggal Setelah Melahirkan, Jenazah Tersenyum

 Salah Satu Outlet Geprek Bensu Terbakar, Ruben Onsu Berikan Klarifikasi Tak Ada Korban Jiwa

 Amalan Istimewa Jelang Idul Adha 2019, Jangan Lewatkan Puasa Tarwiyah & Arafah, Ini Keutamaannya

 Berikut 7 Film Indonesia yang Siap Tayang Bulan Agustus, dari Bumi Manusia hingga Gundala

"Hari Selasa saya datang ke warung, di sana banyak pengemudi Grab. Struk ini berserakan," katanya.

Sementara itu, hasil laporannya ke pihak Polres Malang Kota, Riski diminta membuat surat pengajuan terlebih dahulu ke Grab bahwa telah menjadi korban order fiktif. (Kompas.com/ KONTRIBUTOR MALANG, ANDI HARTIK)

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2019/07/31/20314371/pengakuan-korban-order-fiktif-grabfood-kaget-saat-transaksi-tiba-tiba?page=all

Dapat Ratusan Order Fiktif, Apotek K24 Terpaksa Tutup Orderan Via Go-Jek

Banyaknya orderan fiktif yang masuk terpaksa membuat Apotek K24 Pesanggrahan, Meruya Utara, Jakarta Barat menutup layanan pemesanan melalui aplikasi Go-Jek pada Senin (8/4/2019) lalu.

Nisa (30) salah seorang petugas apotek mengatakan, pada hari itu ratusan orderan fiktif masuk ke apotek mereka.

"Sebenarnya itu sudah lama, tadinya cuma satu, dua (order), tapi kemarin makin kemari, makin ramai. Bisa sampai ratusan order," ujar Nisa kepada Kompas.com di lokasi, Kamis (11/4/2019)

Karena membeludaknya jumlah orderan fiktif yang masuk, pihak apotek kemudian mengambil inisiatif untuk tidak menerima orderan masuk.

Apoktek K24 di Pesanggrahan, Meruya Utara, Jakarta Barat, pada Kamis (11/4/2019)(KOMPAS.com/ JIMMY RAMADHAN AZHARI)
Apoktek K24 di Pesanggrahan, Meruya Utara, Jakarta Barat, pada Kamis (11/4/2019)(KOMPAS.com/ JIMMY RAMADHAN AZHARI) ( )

Mereka menghubungi pihak Halodoc yang terafiliasi dengan Go-Jek untuk menonaktifkan layanan agar tak ada order yang masuk ke apotek mereka.

"Kan kalau yang datang sampai ratusan begitu mengganggu operasional kita juga, selain itu kasian juga para driver-nya," kata dia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved