Dalam Sehari, Polisi Amankan 2 Penghina Mendiang Mbah Moen, Sebarkan Ujaran Kebencian di Facebook
Hanya dalam kurun waktu sehari, dua penghina KH Maimun Zubair alias Mbah Moen diamankan polisi.
Belakangan, postingan itu sudah dihapus.
Namun, warga NU yang tergabung dalam Santri Malang Raya melaporkannya ke Polres Malang Kota atas dasar ujaran kebencian melalui sarana elektronik.
Polisi langsung mengamankan pelaku setelah selesai memberikan klarifikasi di Kantor PCNU Kota Malang. (Kompas.com/KONTRIBUTOR MALANG, ANDI HARTIK, KONTRIBUTOR KOMPAS TV LUWU PALOPO, AMRAN AMIR)
TRIBUNMATARAM.COM - Pengakuan pemuda yang unggah status sukacita atas kematian Mbah Moen, bawa-bawa nama Amien Rais.
Fulvian Daffa Umarela Wafi (20) akhirnya meminta maaf atas perbuatannya mengina almarhum Mbah Moen.
Pelaku yang diduga menghina almarhum KH Maimun Zubair atau Mbah Moen dan Nahdlatul Ulama (NU) melalui status yang ditulis di akun Facebook miliknya, mengaku bersalah dan meminta maaf.
Didampingi orangtuanya, warga asal Dusun Krajan, Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu menyampaikan permintaan maaf secara tertulis dan terbuka di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang, Jumat (9/8/2019) malam.
Pada kesempatan itu, pengguna akun Facebook bernama Ahmad Husein itu mengaku sedang kalut saat mengunggah kalimat itu.
• 26 Ucapan Hari Raya Idul Adha 2019 Bisa Dikirim ke WhatsApp & Instagram, Bebas Pilih, Tinggal Copas!
• Rumahnya Kerap Alami Kejadian Mistis, Ruben Onsu Kaget Saat Thalia Ucap: Tabrak Bunda Sampai Mati
• Penampakan Sapi Kurban Presiden Jokowi di Seluruh Pelosok Indonesia, Tersebar di 9 Wilayah Nusantara
• Viral Form Pendaftaran Pasien Puskesmas Yogyakarta dengan 5 Pilihan Jenis Kelamin, Ada Transgender!
Pelaku juga mengaku sakit hati karena Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais yang merupakan pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kerap disudutkan dalam pelaksanaan Pemilu 2019.

"Sebenarnya saya sedang sakit hati. Pak Amien Rais sering dibilang sengkuni, padahal dia orang Muhammadiyah.
Dia juga pejuang reformasi," katanya saat mendatangi Kantor PCNU Kota Malang untuk melakukan klarifikasi dan meminta maaf.
Meski mengaku bersalah dan meminta maaf, tidak ada raut penyesalan pada wajah pelaku tersebut.
Tanggapan
Ketua Barisan Kader Gus Dur Kota Malang Dimas Dersi atau Dimas Lokajaya mengatakan, pihaknya mengambil langkah hukum terhadap pelaku untuk mencegah konflik horizontal.