Idul Adha 2019
7 Cara Menyimpan Daging Sapi Kurban Idul Adha, Tahapan Menyimpan Bisa Awet Hingga 6 Bulan Nanti!
Idul Adha 2019 masjid tentu akan dibagikan daging kurban, jumlahnya juga cukup banyak tidak hanya untuk sekali makan, cara penyimpanan agar tetap awet
Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNMATARAM.COM - Idul Adha 2019 masjid tentu akan dibagikan daging kurban, jumlahnya juga cukup banyak tidak hanya untuk sekali makan, cara penyimpanan agar tetap awet.
Idul Adha 2019 ini tentu jadi salah satu momen yang membahagiakan.
Hari raya ini kamu biasanya akan dapat daging sapi kurban yang bisa diolah dengan berbagai olahan.
Tapi biasanya ada banyak daging yang kamu terima dan tak cukup untuk sekali masak.
Biasanya daging sapi kurban juga disimpan di kulkas agar bisa dimasak jika dibutuhkan.
• Megawati Melantik Kader DPP PDIP, Banyak Wajah Lama, Putra Putrinya, Hingga Menteri Jokowi,
• Siswa SMA Depresi Diancam Gurunya dengan Pisau dan Sebar Video Pelecehan Seksual Menyimpang
• VIRAL Yusuf TKI yang Ditipu Nenek, Akhirnya Bertemu dengan Pemilik Foto Asli!
• Rayakan Ultah, Sandra Dewi Makan Semeja dengan ART, Ini Responnya saat ART Minta Tambah Sup Mahal
Tapi jangan asal menyimpan daging sapi kurban ke kulkas ya.
Ikuti tips menyimpan daging sapi kurban ini bahkan bisa sampai 6 bulan dari Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Tribun Mataram mengutip cara ini dari Kompas.com.
1. Kualitas Daging
Daging merah segar, tidak berlendir, dan memiliki bau khas daging adalah tanda daging dalam kondisi segar dan dapat disimpan dalam waktu yang lama.
Apabila daging mengalami perubahan warna, daging berarti tidak dapat disimpan lama di lemari es atau bahkan tak layak konsumsi.
Perhatikan dengan seksama kualitas daging.
Daging berwarna gelap bisa disebabkan ternak kurang istirahat sebelum dipotong, sehingga memengaruhi warna dan keempukan daging.
2. Potong Sesuai Porsi Masak
Sebelum dimasukkan ke kulkas, disarankan daging dipotong-potong sesuai takaran konsumsi.
Jangan menyimpan dalam ukuran besar-besar.
Jadi ketika akan mengolah daging dalam porsi kecil, tidak perlu mengeluarkan semuanya.
3. Jangan Simpan di Kantong Kresek
Masukan daging yang telah dipotong potong ke plastik transparan yang tergolong food grade dengan lapisan penutup.
Hindari menggunakan kantong kresek apalagi yang berwarna-warni.
Jika tidak ada plastik cobalah wadah plastik dengan tutup rapat.
4. Pisahkan Daging dan Jeroan
Pemisahan ini dilakukan karena jeroan lebih cepat rusak dibandingkan daging, sehingga disarankan untuk menyimpan di plastik dan freezer yang berbeda.
“Jeroan dan daging harus disimpan dalam freezer yang berbeda untuk menghindari adanya kontaminasi silang.
Meskipun daging disimpan dalam wadah yang berbeda tetapi masih dalam satu freezer, akan terjadi kontaminasi silang,” terang Kepala Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging Fakultas Peternakan UGM, Jamhari.
5. Suhu Penyimpanan Daging Agar Awet
Daging yang disimpan di kulkas bagian refrigerator dapat bertahan 3-4 hari.
Di dalam freezer pada temperatur di bawah -180C daging dapat bertahan hingga enam bulan dengan tidak terjadi perubahan dari sisi nutrien.
Jamhari menuliskan, temperatur -18 derajat celcius, menyebabkan seluruh air di dalam daging membeku sehingga tidak dapat dimanfaatkan mikrobia untuk tumbuh.
6. Tahap Menyimpan dan Menggunakan Daging
Setelah hewan dipotong, akan terjadi kontraksi atau ‘rigor mortis' pada daging.
Sebaiknya, kontraksi ini ditunggu hingga daging tidak tegang (keras), kemudian daging dimasukkan ke dalam lemari es.
Daging dimasukkan ke dalam kulkas secara bertahap, yaitu diletakkan di lemari es bagian refrigerator terlebih dahulu selama 24 jam.
Kemudian, pindahkan daging ke dalam freezer.
• Anies Baswedan Beri Sindiran untuk DPRD Jakarta yang Tak Kunjung Memilih Wagub Jakarta
Hal ini untuk menghindari temperature shock yang dapat menyebabkan daging alot.
Selanjutnya, ketika mengeluarkan daging dari kulkas, juga disarankan untuk dilakukan secara bertahap.
Pertama, pindahkan daging dari freezer ke bagian refrigerator lemari es dan biarkan sampai mencair.
Setelah itu, keluarkan daging dari bagian refrigerator dan daging dapat dimasak.
7. Jangan Masukkan Daging yang Sudah Mencair
Jamhari tidak menganjurkan untuk memasukkan kembali ke dalam kulkas daging beku yang sudah dikeluarkan hingga cair.
Dalam kondisi seperti ini mikrobia semakin banyak dan akan mempercepat proses pembusukan.
Mengolah Daging Kambing

Mengolah daging sapi dan daging kambing tentu berbeda, meski keduanya sama-sama daging merah.
Agak sedikit tricky untuk mengolah daging kambing, karena daging ini bisa menimbulkan bau prengus.
Intip cara pedagang sate kambing cara mengolah daging agar tidak prengus di bawah ini yuk!
1. Saat Dapat Daging Kambing
Jangan langsung diolah ketika mendapat daging kambing.
Umumnya, kambing yang baru disembelih masih segar dan banyak mengandung darah.
Jika sabar, masukan daging kambing kurban yang didapat ke lemari es dengan suhu empat derajat dan bungkus dengan handuk atau lap bersih.
Diamkan selama berjam-jam (yang dianjurkan 24 jam) di lemari es.
2. Hindari Kena Air
Para penjual sate sangat menghindari daging kambing terkena air, karena dipercaya air dapat menimbulkan bau prengus.
Itu karena air cucian akan mengeluarkan juice beserta juga bau prengus yang ada dalam daging.
Jadinya, selain makin berbau, daging kambing juga akan jadi kering karena juice-nya telah terbuang bersama air.
Tenang saja, daging kambing masih akan kita matangkan sehingga kumannya pun akan mati karena panas tinggi.
Jadi, tidak perlu takut kotor karena tidak mencuci daging kambing, ya.
Toh, pedagang sate atau sop kambing pun melakukan teknik yang sama.
3. Pakai Nanas dan Timun

Marinasi daging kambing dengan parutan nanas dan potongan ketimun selama 10-30 menit.
Dipercaya getah keduanya menghilangkan bau prengus kambing dan membuat daging kambing jadi lebih empuk.
Kalau suka sate kambing yang polos, cukup kucuri dengan air jeruk nipis beberapa saat sampai menyerap.
Air jeruk nipis bisa memberi aroma segar yang menutupi bau prengus.
4. Cara Mengolah Kambing
Tukang sate biasa mengolah daging kambing untuk jadi sate.
Bagian jeroan dan tulang kambing menjadi gulai, kemudian air kaldu gulai ditumis dengan tetelan kambing menjadi tongseng.
Jika tak mau repot, masak semua bagian kambing mulai dari tulang, hingga jeroan dan tetelan kecuali daging jadi tengkleng.
5. Simpan di Lemari Pendingin
Sebenarnya tidak dianjurkan untuk menyimpan daging kambing terlalu lama di lemari pendingin.
Tukang sate akan membeli pasokan daging sesuai kebutuhan setiap hari.
Namun jika ingin dilakukan pastikan untuk menseset bagian lemak warna putih pada daging kambing
Kemudian taruh di lemari pendingin suhu minus satu sampai lima derajat celcius.
(TribunMataram.com/Asytari Fauziah)