Kisah Balita Berkelamin Ganda di Cianjur, Minder & Cuma Mendekam di Rumah, Orangtua Tak Punya Biaya

Kisah balita berkelamin ganda di Cianjur, orangtua tak punya biaya berobat, kini minder mendekam di rumah.

Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin
Anaknya Segan Main Keluar Gegara Minder Berkelamin Ganda, Orang Tua Sedih Lantaran Tak Ada Biaya Berobat 

Bahkan untuk sekadar buang air kecil saja, Ibu Aimar, Ida Rosida mengatakan anaknya lebih pilih lari ke rumah daripada menumpang kamar mandi di rumah temannya.

"Kalau lagi main, pengen pipis suka pulang ke rumah malu kalau pipis bareng temannya," kata Ida.

Sedih melihat kondisi anaknya yang kesulitan bergaul dengan teman sebayanya, Iyan Kustian dan Ida Rosida tak tinggal diam.

Iyan Kustian mengatakan baru saja membawa anaknya untuk tes kromosom pada pertengahan bulan Agustus 2019 lalu di Bandung.

Lantaran biayanya yang lumayan besar, Iyan Kustian mengaku kini tengah berusaha untuk menabung kendati memiliki utang.

"Baru 20 Agustus kemarin saya ke Bandung, diperiksa kromosom biayanya lumayan besar Rp 1,8 juta, saya masih ada utang karena uangnya hasil nabung selama ini juga tak cukup," ungkap Iyan Kustian, pada Selasa (3/8/2019).

Tes kromosom ini harus dilalui Aimar berdasarkan saran dokter untuk mengetahui jenis kelamin yang sesuai apakah perempuan atau laki-laki.

Hasil tes kromosom yang dilakukan Aimar pada pertengahan bulan Agustus kemarin baru bisa diketahui sebulan kedepan.

Bila pada akhirnya hasil yang didapat seimbang, maka Aimar harus rutin disuntik hormon untuk melihat dominasi kromosom.

Tak hanya menjalani tes kromosom, Iyan Kustian pun diperingatkan dokter untuk mulai mengarahkan pergaulan sang anak.

Salah bergaul dengan lawan jenis yang salah, bisa mempengaruhi ketidakseimbangan hormon yang berkembang dalam tubuh Aimar.

"Saya juga bingung, selama ini saya arahkan main ke anak laki-laki, tapi kata dokter harus hati-hati, saya jadi bingung juga.

Kehati-hatian diperlukan, jika nanti saya arahkan laki-laki takutnya tumbuhya perempuan begitu juga sebaliknya," ujar Iyan Kustian seperti yang dikutip Sosok.ID dari Tribun Jabar.

Sebenarnya saran untuk melakukan tes kromosom ini sudah dikatakan dokter sejak Aimar lahir.

Namun karena biayanya yang cukup besar, Iyan harus menabung terlebih dahulu.

"Sejak lahir dokterpun sudah menyarankan untuk dites kromosom dan sebagainya, namun biayanya besar saya mengumpulkan uang dulu dan mendaftarkan ke BPJS, namun ternyata BPJS tak mengcover semua, seperti tes kromosom kemarin," terang Iyan.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved