Benarkah Durian Jadi Penyebab Pesawat Mandala Air Meledak di Medan 14 Tahun Lalu?
Benarkah durian jadi penyebab pesawat Mandala Air meledak 14 tahun lalu tepatnya pada 5 September 2005?
TRIBUNMATARAM.COM - Benarkah durian jadi penyebab pesawat Mandala Air meledak 14 tahun lalu tepatnya pada 5 September 2005?
Jatuh dan meledaknya pesawat Mandala Air 14 tahun lalu hari ini Kamis 5 September 2019, mengingatkan akan kontroversi ditemukannya kargo durian dalam puing-puing ledakan.
Tak pelak muncullah kontroversi yang mengatakan jika durian menjadi penyebab Mandala Air gagal take off dan meledak di Bandara Polonia, Medan.
Hari ini, 14 tahun yang lalu, tepatnya 5 September 2005, pesawat Boeing 737-200 Mandala Airlines penerbangan RI91 gagal takeoff dari bandara Polonia Medan.
Pesawat jatuh tak jauh dari area bandara.
Dari 112 penumpang dan lima kru yang diangkut saat itu, 100-an di antaranya meninggal dunia dan 17 orang selamat, walau belakangan beberapa di antaranya dilaporkan meninggal akibat luka-luka.
Isu yang menyeruak setelah kecelakaan itu adalah, pesawat terlampau berat karena mengangkut kargo durian. Benarkah demikian?
Setelah pesawat Boeing 737-200 registrasi PK-RIM tujuan Medan-Jakarta itu melaju di runway, roda pesawat sempat meninggalkan aspal runway sejenak.
• Kesulitan Identifikasi 4 Korban Terbakar di Kecelakaan Tol Cipularang, Forensik: Jasad Tinggal 40%
• Setelah Aniaya Istri dengan Besi Behel hingga Tewas, Avid Pamer ke Warga Nah Tanganku Penuh Darah
• Cemburu & Tuduh Selingkuh, Suami di Ogan Ilir Sumsel Aniaya Istri hingga Tewas dengan Besi Behel
• Sebelum Hilang saat Magang di Bali 9 Tahun Lalu, 3 Siswa SMK Bantul Dijanjikan Uang Rp 8 Juta
Pesawat kemudian stall (kehilangan daya angkat) jatuh kembali ke landasan dan terus melaju hingga keluar ujung landasan (overrun), menabrak belasan rumah di sepanjang jalur ujung luar runway.
Memang benar ditemukan kargo durian di puing reruntuhan PK-RIM, namun hasil akhir penyelidikan KNKT menyebut, kargo dan CG (center of gravity) pesawat, tidak turut andil sebagai faktor yang berkontribusi kepada gagal takeoff-nya Mandala RI91.
Menurut KNKT, penyebab utama dari kecelakaan RI91 adalah flaps dan slats pesawat yang tidak menjulur keluar, dan kru (pilot dan kopilot) tidak mengetahuinya akibat kerusakan teknis yang juga tidak disadari oleh kru pesawat.
Flaps adalah sirip tambahan di sayap pesawat.
Sementara slats berada di pinggiran depan sayap.

Jika Anda duduk di kursi dekat jendela, perhatikan setelah pesawat didorong mundur dan mesin menyala, pinggiran sayap sebelah belakang akan menjulur sedikit.
Itulah flaps pesawat.
Sementara pinggiran ujung depan sayap juga akan terlihat maju. Itulah komponen slats.
Flaps dan slats dibutuhkan untuk takeoff dan landing.
Fungsinya? Menambah luas penampang sayap pesawat, dan menambah daya angkat dengan mengubah alur udara yang melewati di sekelilingnya.
Besaran flaps yang dipasang bisa berbeda-beda.
Saat takeoff, hanya sedikit komponen flaps yang akan menjulur.
Sementara saat landing, semakin banyak/panjang komponen flaps yang dijulurkan.
• Penyakit Autoimun Diderita Raditya Dika Belum Ada Obatnya, Begini Cara Berteman dengan Autoimun
• 7 Fakta Menarik Medina Moesa, Istri Baru Sajad Ukra, Mantan Nikita Mirzani, Bukan Wanita Sembarangan
• Kegantengan Dhuha Yuliandri Al Fatih Mengapa Viral? Disamakan Song Joong Ki, Roti Sobek Jadi Sorotan
• Elza Syarief Ajak Syahrini Lawan Nikita Mirzani, Hotman Paris dan Sahabat Luna Maya
Karena kru Mandala PK-RIM penerbangan RI91 tidak memasang flaps sebelum takeoff, maka pesawat kesulitan untuk mengudara.
Bisa saja pesawat takeoff tanpa flaps, namun butuh takeoff roll distance yang lebih panjang, sehingga butuh runway yang panjang pula.
Nah, karena butuh runway yang panjang untuk takeoff karena tanpa flaps, sementara panjang runway bandara Polonia tidak mencukupi untuk konfigurasi seperti itu, terjadilah overrun.
Laporan akhir lengkap hasil investigasi KNKT tentang kecelakaan Mandala Airlines penerbangan RI91 di Polonia, Medan bisa diunduh di website resmi KNKT di tautan berikut ini.
Stigma durian
Stigma durian sebagai penyebab kecelakaan Mandala RI91 di Medan nampaknya masih erat melekat di benak masyarakat.
Buktinya, pada November 2018 lalu, muncul postingan Facebook seorang penumpang pesawat Sriwijaya Air yang menjadi viral.
Berawal dari komplain soal bau durian yang menyengat di kabin pesawat.
Usut punya usut, bau tersebut berasal dari beberapa karung durian yang dimasukkan ke dalam kargo perut pesawat.
Bau durian yang bagi sebagian orang terasa tidak enak dan membuat tidak nyaman, memicu komplain ke awak pesawat.
Dalam isi komplain yang dituliskan kembali lewat Facebook itu, dikatakan bahwa pesawat Mandala gagal takeoff di Medan (merujuk pada peristiwa RI91), akibat kargo durian.
"Mas...ini bau durennya parah bgt, 1 jam lho kita nyium bau beginian nanti di atas.
Trus km tau gak kecelakaan peswat mandala yg gagal take off di Medan???" demikian komplain tersebut.
Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air, Retri Maya sendiri sudah menjelaskan bahwa mengangkut durian dalam penerbangan itu merupakan hal yang biasa dilakukan oleh setiap maskapai, sejauh dikemas dengan baik dan masuk ke dalam kargo sesuai dengan SOP.
Soal jumlah berat durian yang mencapai tiga ton itu juga misleading.
Durian yang diangkut bukan seberat tiga ton, melainkan jumlah total kargo yang diangkut pesawat adalah 3 ton, termasuk sejumlah karung durian yang bikin heboh itu.
Mungkin jika postingan Facebook komplain penumpang Sriwijaya Air itu tidak viral, stigma durian dan kecelakaan Mandala RI91 di Medan yang ternyata masih melekat di benak masyarakat itu tidak akan diketahui.
Kini, setelah Anda tahu bahwa durian bukan penyebab jatuhnya Mandala RI91 di Medan, edukasi teman atau saudara Anda agar stigma ini bisa terhapus di benak masyarakat. (Kompas.com / Reska K. Nistanto)