4 Fakta Penjaga Sekolah di Karawang 14 Tahun Tinggal di Ruang Guru, Gaji Rp 500Ribu Cair per 3 Bulan
4 fakta penjaga sekolah di Karawang 14 tahun tinggal di ruang guru karena tak punya tempat tinggal, gaji cuma Rp 500 ribu cair setiap 3 bulan sekali.
TRIBUNMATARAM.COM - 4 fakta penjaga sekolah di Karawang 14 tahun tinggal di ruang guru karena tak punya tempat tinggal, gaji cuma Rp 500 ribu cair setiap 3 bulan sekali.
Destria Wibowo (42), seorang penjaga sekolah di SD Negeri III Karawang Wetan, Kabupaten Karawang sudah 14 tahun tidur di ruang guru karena tak memiliki tempat tinggal yang layak.
Kendati hidup dalam keterbatasan, Destria Wibowo, istri, dan anaknya selalu bersyukur karena masih diberi kesehatan, berikut fakta-fakta kisah mereka.
Namun, tidak bagi Destria Wibowo (42), seorang penjaga sekolah di SD Negeri III Karawang Wetan, Kelurahan Karawang Wetan, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang ini.
• 3 Penyebab Bocah 3 Tahun di Cianjur Lahir Berkelamin Ganda, Begini Penanganan Kerancuan Organ Vital
• Viral Kisah Anak Tukang Becak Sukses Raih Gelar Doktor di Usia 27 Tahun, Selesaikan S2 Cuma 3 Bulan
• Susy Susanti Sesalkan PB Djarum Berhenti Tahun Depan Gegara Tudingan Eksploitasi Anak di Iklan Rokok
• Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura, Hapuskan Dosa Setahun, Ini Niat dan Jadwal Lengkapnya
Ia bersama istrinya Lis Isnayanti (40) dan anaknya terpaksa tinggal di ruang guru karena tidak memiliki rumah.
Berikut fakta penjaga sekolah tinggal di ruang guru:

Destria bersama istri dan anaknya sudah 14 tahun tinggal di ruang guru sekolah tersebut.
Ia bekerja menjadi penjaga sekolah di sekolah itu sejak 2004 lalu.
"Kalau tidur begini saja, tidak pakai kasur," ujar Destria sembari menggelar seprei dan merapikan bantal untuk tidur kepada Kompas.com
2. Menawarkan diri menjadi penjaga sekolah

Destria mengatakan, saat itu ia memberanikan diri mengutarakan niat untuk menjadi penjaga sekolah.
Sebab ia tak punya pilihan setelah kontrak bekerja di sebuah pabrik di Karawang berakhir.
"Saya tidak malu, karena saya punya anak istri yang harus dinafkahi. Sementara mencari pekerjaan itu gak gampang," katanya.
3. Sempat tinggal di rumah dinas kepala sekolah

Saat itu, sambungnya, ia tinggal di rumah dinas kepala sekolah yang saat itu dijabat ayahnya.
Namun setelah ayahnya pensiun dan rumah itu dibuat ruang kelas, Destria terpaksa tinggal di gudang sekolah, bersama kursi rusak, tangga, dan barang-barang lain.
Di sekolah itu ada rumah penjaga, tetapi saat itu dihuni seorang PNS. Sementara honor sebagai penjaga sekolah saat itu hanya Rp 150.000, tak cukup untuk mengontrak rumah sekaligus memenuhi kehidupan sehari-hari.
"Karena kondisinya tidak layak, seperti banyak nyamuk, banyak tikus, kami meminta izin untuk bermalam di ruang guru. Rumah penjaga sekolah juga saat ini rusak, tidak bisa ditinggali," katanya.
4. Jam empat subuh sudah harus bangun

Destria dan istri setiap hari setelah jam belajar rampung merapikan ruang guru untuk tempat tinggalnya.
Dan setiap pagi sekitar pukul 04.00 WIB harus sudah bangun dan merapikan kembali ruangan itu karena akan dipakai oleh guru saat jam belajar dimulai.
Sementara, barang-barang mereka, seperti baju dan alas tidur dibawa ke warung tempat istrinya berjualan.
"Jam 04.00 WIB mulai beres-beres, buang sampah, dan membersihkan sekolah," katanya.
5. Dapat bantuan

Beruntung, ada beberapa pihak yang kerap mengulurkan tangan saat honornya belum turun, misalnya untuk membayar sekolah.
Apalagi, honor penjaga sekolah hanya Rp 500.000 dan biasanya cair setiap tiga bulan sekali. Untuk membantu keuangan keluarga, istrinya berjualan di sekolah itu.
"Saya juga mungut botol plastik bekas untuk tambah-tambah," katanya.
• FOTO TERBARU Nia Daniaty Setelah Kecelakaan, Imaniar Rahangnya Juga Bengkak, Dorce Muntah-muntah
• Fakta-fakta Terbaru Meninggalnya Pemeran Video Dewasa Vina Garut, Alasan V Tak Diizinkan Melayat
• Viral Pembunuhan Mengerikan di Pemalang, Pengantin Dibacok Tewas di Depan Istri, Cemburu Buta?
• Putri Ussy Sulistiawaty, Amel & Ara Ungkap Pertengkaran Ibunya Sampai Pingsan dengan Andhika Pratama
Meski demikian, mereka tetap bersyukur. Tidak mengeluh.
"Alhamdulillah, Allah sayang sama kita, diberi kesehatan," ucap Iis, istri Destria
6. Berharap diperhatikan pemerintah

Mereka berharap rumah penjaga sekolah segera diperbaiki agar tak perlu lagi tinggal di ruang guru.
"Kami berharap rumah penjaga sekolah diperbaiki," katanya .
Destria juga berharap pemerintah lebih memperhatikan para penjaga sekolah. Sebab, mereka juga berkontribusi menjaga kebersihan, keindahan, dan keamanan sekolah.
"Harapannya, para penjaga sekolah lebih diperhatikan pemerintah," katanya.
Sumber: KOMPAS.com (Farida Farhan)
Cerita Destria Wibowo, Penjaga Sekolah yang 14 Tahun Tinggal di Ruang Guru
Jumat (6/9/2019) sore, Destria Wibowo (42) beserta istrinya, Iis Isnayanti (40) tengah membereskan ruangan guru SDN III Karawang Wetan, Kelurahan Karawang Wetan, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang untuk bermalam.
Rupanya sudah 14 tahun keluarga itu tinggal di ruang guru sekolah itu.
Meja-meja dirapatkan demi menyisakan ruang untuk tidur.
Anak kedua mereka yang mendekati umur 7 tahun tengah asyik menonton film kartun kesayangannya.
"Kalau tidur begini saja, tidak pakai kasur," ujar Destria sembari menggelar seprei dan merapikan bantal untuk tidur.
Saat itu ia memberanikan diri mengutarakan niat menjadi penjaga sekolah.
Sebab ia tak punya pilihan setelah kontrak bekerja di sebuah pabrik di Karawang berakhir.
"Saya tidak malu, karena saya punya anak istri yang harus dinafkahi.
Sementara mencari pekerjaan itu gak gampang," kata Destria kepada Kompas.com.
Saat itu, ia tinggal di rumah dinas kepala sekolah yang saat itu dijabat ayahnya.
Namun setelah ayahnya pensiun dan rumah itu dibuat ruang kelas, Destria terpaksa tinggal di gudang sekolah, bersama kursi rusak, tangga, dan barang-barang lain.
Di sekolah itu ada rumah penjaga, tetapi saat itu dihuni seorang PNS. Sementara honor sebagai penjaga sekolah saat itu hanya Rp 150.000, tak cukup untuk mengontrak rumah sekaligus memenuhi kehidupan sehari-hari.
"Karena kondisinya tidak layak, seperti banyak nyamuk, banyak tikus, kami meminta izin untuk bermalam di ruang guru. Rumah penjaga sekolah juga saat ini rusak, tidak bisa ditinggali," kata Destria.
Destria dan istri setiap hari setiap jam belajar rampung harus merapikan ruang guru.
Setiap pagi, sekitar pukul 04.00 WIB harus sudah bangun dan merapikan kembali ruangan itu karena akan dipakai oleh guru saat jam belajar dimulai.
Barang-barang mereka, seperti baju dan alas tidur dibawa ke warung tempat istrinya berjualan.
"Jam 04.00 WIB mulai beres-beres, buang sampah, dan membersihkan sekolah," katanya.
Beruntung, ada beberapa pihak yang kerap mengulurkan tangan saat honornya belum turun, misalnya untuk membayar sekolah.
Apalagi, honor penjaga sekolah hanya Rp 500.000 dan biasanya cair setiap tiga bulan sekali. Untuk membantu keuangan keluarga, istrinya berjualan di sekolah itu.
"Saya juga mungut botol plastik bekas untuk tambah-tambah," katanya.
Meski demikian, mereka tetap bersyukur. Tidak mengeluh.
"Alhamdulillah, Allah sayang sama kita, diberi kesehatan," ucap Iis, istri Destria.
Harapan
Mereka berharap rumah penjaga sekolah segera diperbaiki agar tak perlu lagi tinggal di ruang guru.
"Kami berharap rumah penjaga sekolah diperbaiki," kata Destria.
Destria juga berharap pemerintah lebih memperhatikan para penjaga sekolah. Sebab, mereka juga berkontribusi menjaga kebersihan, keindahan, dan keamanan sekolah.
"Harapannya, para penjaga sekolah lebih diperhatikan pemerintah," katanya. (Kompas.com/ Kontributor Karawang, Farida Farhan)