BESOK Senin 9 September 2019 Tunaikan Puasa Tasua Sebelum Puasa Asyura, Ada Hikmah Penting!

Besok Senin, 9 September 2019 mulai Puasa Tasua di bulan Muharram 1441 H puasa sunnah Tahun Baru Islam 2019, kapan Puasa Asyura?

thespec
Ilustrasi 

TRIBUNMATARAM.COM - Besok Senin, 9 September 2019 mulai Puasa Tasua di bulan Muharram 1441 H puasa sunnah Tahun Baru Islam 2019, kapan Puasa Asyura?

Jangan lupa menunaikan besok Senin 9 September Puasa Tasua, bisa hapuskan dosa setahun yang lalu, terdapat hikmah penting di dalamnya!

Besok Senin 9 September 2019, umat Islam di seluruh dunia dapat menunaikan Puasa Tasua, puasa sunah di Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriyah.

Sehari setelah menunaikan Puasa Tasua, disusul dengan menunaikan Puasa Asyura pada Selasa 10 September 2019.

Setiap Tahun Baru Islam tiba, ada dua puasa yang disunahkan untuk ditunaikan yakni Puasa Asyura dan Puasa Tasua.

Bulan Muharram menjadi salah satu bulan suci bagi umat Islam, selain bulan Ramadhan.

Keistimewaan tanggal 1 Muharram adalah berkaitan dengan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah.

Rasulullah SAW menyebut bulan Muharram menjadi bulan yang istimewa untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya dengan menunaikan puasa Asyura dan puasa Tasu'a.

Dilansir TribunMataram.com dari infaqdakwahsenter.com, Minggu 8 September 2019, pada bulan Muharram, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah puasa.

Dituding Jadi Informan Polisi Soal Narkoba, Nikita Mirzani Somasi Elza Syarief, Harus Berikan Bukti

Elza Syarief Ngadu ke Staf Presiden Sebab Dilaporkan Nikita Mirzani, Hotman Paris: Gak Sekalian PBB?

9 Cara Membuat Rambut Lurus Alami Serta Halus Tanpa Harus ke Salon, Gampang Banget!

Vicky Prasetyo Bangga Akui Telah Menikah 24 Kali, Jessica Iskandar Nyaris Nyaris Jadi Incaran

 

Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:

‏أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (syahrullah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu” (HR. Muslim, no. 1982).

Salah satu amalan sunnah yang dapat ditunaikan adalah Puasa Asyura.

Puasa Asyura dapat dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram 1441 Hijriyah atau bertepatan pada Selasa 10 September 2019.

Sayyidah Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wassalam menyatakan bahwa hari Asyura adalah hari orang-orang Quraisy berpuasa di masa Jahiliyah, Rasulullah juga ikut mengerjakannya.

Setelah Nabi berhijrah ke Madinah beliau terus mengerjakan puasa itu dan memerintahkan para sahabat agar berpuasa juga.

Setelah diwajibkan puasa dalam bulan Ramadhan, Nabi s.a.w. menetapkan:

مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ

“Barangsiapa yang menghendaki berpuasa Asyura puasalah dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya." (HR. Bukhari, No: 1489; Muslim, No: 1987)

Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura.

Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:

هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

“Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”. Nabi bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari; No: 1865 & Muslim, No: 1910)

Abu Musa al-Asy’ari mengatakan:

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ

“Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu." (H.R. Bukhari, No: 1866; Muslim, No: 1912)

Keistimewaan puasa Asyura adalah mampu menghapuskan dosa setahun yang telah lalu.

Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

”Puasa hari Asyura, saya berharap kepada Allah, puasa ini menghapuskan (dosa) setahun yang telah lewat.” (HR. Muslim 1162).

Untuk mengiringi puasa Asyura, dilaksanakan puasa Tasua yang ditunaikan BESOK pada tanggal 9 Muharram 1440 Hijriyah, atau pada tanggal 9 September 2019.

Jelang 1 Muharram 1441 H, Anjuran Puasa Tasua untuk Lengkapi Puasa Asyura, Ada 3 Hikmah Penting

Jelang Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H akan diperingati pada Minggu (1/9/2019) mendatang, anjuran Puasa Tasua dan Puasa Asyura, ada hikmah penting!

Bulan Muharram sendiri menjadi salah satu bulan yang paling diistimewakan oleh Allah SWT.

Pada bulan ini, terdapat anjuran untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya anjuran Puasa Tasu'a dan Puasa Asyura.

Allah Ta'ala menjelaskan dalam Al-Qur'an, bahwa telah menjadikan bulan Muharram sebagai salah satu dari empat bulan yang disucikan.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (QS. At-Taubah: 36)

Dilansir TribunMataram.com dari infaqdakwahsenter.com, Sabtu (31/8/2019), pada bulan Muharram, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah puasa.

Ilustrasi bulan Muharram
Ilustrasi bulan Muharram (Tarbiyah.net)

Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:

‏أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (syahrullah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu” (HR. Muslim, no. 1982).

Puasa yang dapat ditunaikan di bulan Muharram adalah Puasa Asyura dan Puasa Tasu'a.

Puasa Tasu'a merupakan puasa sunnah yang bisa dikerjakan pada tanggal 9 Muharram, sebagai pelengkap puasa Asyura yang dapat ditunaikan pada tanggal 10 Muharram.

Jika puasa Asyura mampu menghapuskan dosa kecil selama setahun yang lalu, puasa Tasu'a pun memiliki keistimewaan.

Rasulullah SAW menganjurkan kepada yang melaksanakan puasa ‘Asyura, untuk melengkapi dengan puasa Tasu’a sehari sebelumnya.

Puasa pada tanggal 9 Muharram ini disyariatkan untuk menyelisihi syariat puasa Yahudi dan Nasrani.

 FOTO TERBARU Nia Daniaty Setelah Kecelakaan, Imaniar Rahangnya Juga Bengkak, Dorce Muntah-muntah

 Fakta-fakta Terbaru Meninggalnya Pemeran Video Dewasa Vina Garut, Alasan V Tak Diizinkan Melayat

 Viral Pembunuhan Mengerikan di Pemalang, Pengantin Dibacok Tewas di Depan Istri, Cemburu Buta?

 Putri Ussy Sulistiawaty, Amel & Ara Ungkap Pertengkaran Ibunya Sampai Pingsan dengan Andhika Pratama

Imam Asy-Syafi’i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya berkata: “Disunnahkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh secara keseluruhan, karena Nabi SAW telah berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat puasa pada hari kesembilan.”

Imam Nawawi rahimahullaah menyebutkan ada tiga hikmah disyariatkannya puasa pada hari Tasu’a:

1. Untuk menyelisihi orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.

2. Untuk menyambung puasa hari ‘Asyura dengan puasa di hari lainnya, sebagaimana dilarang berpuasa pada hari Jum’at saja.

3. Untuk kehati-hatian dalam pelaksanaan puasa ‘Asyura, dikhawatirkan hilal berkurang sehingga terjadi kesalahan dalam menetapkan hitungan, hari kesembilan dalam penanggalan sebenarnya sudah hari kesepuluh.

Meski disunnahkan berpuasa Tasu’a, terkadang seseorang tidak ingat atau memiliki halangan untuk berpuasa Tasu’a, seperti sakit, bepergian, ada pekerjaan yang berat, atau alasan lainnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah memberikan jawaban terhadap persoalan ini: “Puasa hari ‘Asyura menjadi kafarat (penghapus) dosa selama satu tahun dan tidak dimakruhkan berpuasa pada hari itu saja” (Al-Fatawa Al-Kubra Juz IV; Ikhtiyarat, hlm. 10).

Senada itu, Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Tuhfah Al-Muhtaj juga menyimpulkan bahwa tidak apa-apa berpuasa pada hari itu saja.

Lajnah Daimah, lembaga riset Ilmiyah dan fatwa yang diketuai oleh Syaikh Abdul Aziz bin Bazz rahimahullah juga menyatakan pembolehan puasa ‘Asyura saja tanpa puasa Tasu’a (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah Lil-Buhuts al-Ilmiyah wal-Ifta’: 10/401).

Jadi, berpuasa pada hari ‘Asyura saja tanpa menambah puasa Tasu’a sehari sebelumnya dibolehkan.

Tapi yang lebih utama adalah menambah puasa Tasu’a sehari sebelumnya.

Selain dua puasa tersebut, umat Muslim dapat memperbanyak amalan sunnah lain di bulan yang suci ini. 
(TribunMataram.com / Salma Fenty)
Sumber: Tribun Mataram
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved