5 Kesulitan yang Dialami Lies Demi Mempertahankan Rumah di Kompleks Apartemen Mewah
Lies ngotot mempertahankan rumahnya yang berada di area kompleks apartemen mewah di Apartemen Thamrin Executive Residence, ini kesulitan yang dialami.
Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Delta Lidina
TRIBUNMATARAM.COM - Lies ngotot mempertahankan rumahnya yang berada di area kompleks apartemen mewah di Apartemen Thamrin Executive Residence, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ini kesulitan yang dialami.
Perkembangan pembangunan tempat tinggal di Jakarta memang sangat cepat.
Salah satunya adalah marak pembangunan apartemen yang sangat tinggi.
Termasuk Apartemen Thamrin Executive Residence yang ternyata di belakanganya terdapat rumah lawas.
Tak banyak yang mengetahui rumah ini, termasuk penghuni apartemen ini sendiri.
• Cerita Pemilik Rumah di Kompleks Apartemen Mewah, Sempat Diganggu Preman Agar Pindah
Rumah ini adalah milik Ibu Lies yang setelah bangunannya ditutupi dengan tanaman hijau.
Belum lagi posisi rumah ibu Lies lebih rendah dari jalanan sekitarnya.
Hal ini membuat penghuni rumah harus turun melewati tangga yang licin untuk bisa masuk rumah.
Ia mengaku rumahnya sempat akan dibeli dengan harga tinggi.
Dikutip Tribun Mataram dari Kompas.com tawaran yang berikan tak main-main.
“Iya bener (pernah ditawar Rp 3 miliar dan satu unit apartemen). Tapi saya tidak mau dibayar berapa pun rumah ini saya tidak sudi dibeli.
Mereka mah cuma mau kuasai tanah ini. Ini tumpah darah saya di sini,” ujar Lies.
Hingga akhirnya hanya ada satu rumahnya yang berada di kompleks apartemen ini.
Rumah milik ibu tiga anak ini memang sudah ada sejak dulu sebelum apartemen itu dibangun.
Hanya Lies satu-satunya yang bertahan tinggal di kompleks apartemen itu selama tujuh tahun sejak Apartemen Thamrin Excutive Residence berdiri pada 2012.
Tinggal di kompleks apartemen itu telah membuat kehidupan Lies bersama suami dan anaknya tak tenang.
Ada berbagai kesulitan yang tentunya dialami Lies dan keluarga saat tinggal dirumah ini.
Dikutip dari Kompas.com ini dia 5 kesulitan Lies tinggal di rumah ini.
1. Rumahnya Hampir Ditutupi Tembok Tinggi

Hidup berdampingan dengan apartemen bukanlah suatu hal yang indah.
Pasalnya rumah Lies sering kali dianggap benalu bahkan uban yang harus ditutup-tutupi keberadaannya.
Tidak cukup menutup setengah rumahnya menggunakan tembok berisi tanaman-tanaman hijau, rumah Lies pun sempat akan ditutupi tembok seluruhnya.
Namun, hal itu langsung ditolaknya. Ia menilai para pengelola tak berperikemanusiaan.
"Ini saja jalan ke bawah, tembok tinggi semua yang bangun pengelola supaya rumah saya tidak kelihatan warga.
Eh ini malah mau menutup rumah saya dengan tembok," ujar Lies.
"Kalau ditembok semua, bagaimana saya keluar?
Apa saya punya sayap yang bisa terbang?" kata Lies pada Jumat (20/9/2019).
Lies juga pernah mematahkan besi-besi yang diletakkan pengelola di area masuk rumahnya.
2. Tak Punya Sumber Air Bersih
Air adalah hal pokok yang harus dimiliki, namun Lies kesulitan dapat air bersih.
Apalagi ia harus berbagi jatah air dengan apartemen yang menjulang tinggi ini.
Namun, sering dia justru tidak mendapat air bersih itu. "Semua disedot sama apartemen, saya tak pernah kebagian air bersih," ujar Lies saat ditemui, Jumat (20/9/2019).
• Tak Mau Jual Rumah yang Ada di Area Apartemen Mewah Meski Diganti 1 Unit dan Uang 3 Miliar Rupiah
3. Ajukan Permohonan PDAM, Ditolak
Lies bahkan meminta pengelola apartemen untuk memasang air PDAM ke rumahnya.
Namun pengelola tak menggubris permintaan Lies.
Padahal ibu tiga anak ini akan membayar sendiri segala biaya operasionalnya.
"Saya sudah bilang, biarin saja PDAM masuk ke rumah saya. Saya yang bayar pipanya, tukangnya.
Berapa meter sini saya yang bayarin, maksudnya biar bagi ke saya juga airnya," ujar dia.
4. Selalu Pakai Air Galon Isi Ulang

Akhirnya, ibu berusia 64 tahun ini harus membeli air isi ulang untuk mandi, mencuci baju, dan piring.
Setiap hari, ia harus membeli 20 hingga 25 galon ke rumah untuk persediaan air.
"Ya kalau buat nyuci-nyuci, saya beli air isi ulang sama tetangga saya dengan harga Rp 7.000-an, kalau air aqua asli palingan buat minum, saya beli Rp 18.000," kata Lies.
Air isi ulang itu biasanya diangkut oleh suaminya.
Namun, terkadang dirinya mengangkat air isi ulang ini.
Membawa banyak galon ke dalam rumahnya juga bukan perkara mudah.
Meski dibantu sang suami, ia tetap mengeluhkan sakit setiap membawa galon itu.
"Ini kan jalan masuk ke rumah saya, lihat ya sempit terus licin, kadang kepeleset saya gara-gara ngangkut air," ucapnya.
• Rumah Mewahnya Akan Segera Dijual, Ini 4 Pengakuan Anang Hermansyah Soal Rumahnya
5. Diminta Biaya Parkir
Kesulitan Lies tak berhenti di situ.
Ibu rumah tangga ini bahkan pernah diminta bayar parkir untuk masuk ke kawasan apartemen.
Padahal, dia hendak pulang ke rumahnya yang ada di sisi belakang apartemen.
Permintaan dari petugas itu pun ditolaknya mentah-mentah.
Saat ini Lies bisa masuk dengan bebas meski tetap membawa motor masuk ke samping rumahnya.
Bahkan, Lies boleh parkir tepat di samping rumahnya bukan di tempat parkir para penghuni.
"Pernah dimintai Rp 500.000 untuk mobil dan Rp 300.000 untuk motor per bulan.
Saya tidak mau, akhirnya sekarang gratis.
Enak saja mereka minta-minta ke saya, orang ini tanah juga tanah nenek moyang saya," ujar Lies. (TribunMataram.com/Asytari Fauziah)