Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Begini Penjelasan Ahli yang Menyebut Semburan Rayleigh

Media sosial tengah diramaikan dengan fenomena warna langit menjadi merah yang terjadi di Desa Pulau Mentaro, Kecamatan Ilir, Muaro Jambi, Jambi.

Editor: Asytari Fauziah
Facebook: Qha Caslley
Kondisi Jambi berwarna merah pada Sabtu (21/9/2019) pukul 12.53 WIB. 

Marufin mengungkapkan bahwa fenomena ini umum dijumpai.

Pasalnya, fenomena Rayleigh ini menjadi penyebab langit berwarna biru pada siang hari dan memerah kala senja atau fajar.

"Dalam kasus Jambi ini, kepadatan partikel-partikel mikro/nano di udara nampaknya cukup besar sehingga lebih padat ketimbang konsentrasi partikel pada udara normal," ujar Marufin.

"Karena lebih padat maka berkas cahaya Matahari yang melewatinya akan dihamburkan khususnya pada panjang gelombang pendek (spektrum biru dan sekitarnya) hingga medium (spektrum hijau dan sekitarnya)," kata dia.

Mulai Alami Batuk, Sesak Napas hingga Muntah karena Kabut Asap, Bayi di Riau Diungsikan

Kesehatan mata

Sehingga, hanya menyisakan panjang gelombang panjang (spektrum merah dan sekitarnya) yang dapat menerus sampai ke permukaan bumi.

Hal itulah yang membuat langit tampak berwarna kemerahan yang terlihat seperti di Muaro Jambi.

Selain itu, Marufin menyampaikan bahwa mekanisme serupa dengan langit memerah yang cukup lama (dan tidak umum) dengan lama waktu berjam-jam sebelum terbenam matahari.

Misalnya, pasca terjadi letusan dahsyat gunung berapi seperti teramati pada kejadian pasca-letusan Krakatau pada tahun 1883 maupun Pinatubo pada tahun 1991.

Adapun, Marufin menyampaikan, adanya kejadian langit merah ini juga tidak berdampak gangguan kesehatan mata.

"Menurut saya enggak sampai pada gangguan mata. Karena ini hanya hamburan cahaya biasa.

Sakit mata berpeluang terjadi lebih karena partikel-partikel mikro/nano itu. Bukan karena cahayanya," ujar Marufin.

Lamanya durasi hamburan cahaya

Sementara, Marufin menjelaskan bahwa lamanya durasi hamburan cahaya ini bergantung pada kepadatan partikel-partikel tersebut.

Semakin besar kepadatannya dengan ditunjukkan oleh makin tingginya nilai PM10 atau PM2.5 pada Air Quality Index (AQI).

Jika semakin tinggi kepadatan, maka semakin intensif hamburan Rayleigh yang melewatkan cahaya merah dari matahari terjadi.

Tak hanya itu, hamburan Rayleigh juga tergantung juga pada seberapa luas kepadatan besar dari partikel-partikel tersebut.

"Umumnya kalau makin dekat dengan sumbernya ya makin padat atau pekat. Hanya masih ada pengaruh angin yang juga menentukan," ujar Marufin. (Kompas.com/Retia Kartika Dewi/Sari Hardiyanto)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Langit Merah di Jambi Dikenal dengan Hamburan Rayleigh, Ini Penjelasannya"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved