Detik-detik Ananda Badudu Dijemput Polisi karena Danai Demo Mahasiswa, Pintu Kamar Digedor Dini Hari
Detik-detik penangkapan Ananda Badudu, dicokok saat tidur, mendadak ada yang menggedor-gedor pintu kamar.
Ananda yang merupaka mantan personel Banda Neira tersebut juga mengunggah informasi mengenai penangkapan dirinya di akun media sosial Twitter.
"Saya dijemput polda karena mentransfer sejumlah dana pada mahasiswa," tulis Ananda di akun Twitternya, @anandabadudu, Jumat. (Kompas.com/ Ardito Ramadhan)
Siapa Ananda Badudu yang Ditangkap karena Dituduh Danai Demonstran?
Selain jurnalis yang juga sutradara film dokumenter Dandhy Dwi Laksono, musisi Ananda Badudu juga ditangkap aparat Polda Metro Jaya, Jumat (27/9/2019) pagi.
Penangkapan Ananda dibenarkan Wakil Koordinator Kontras Feri Kusuma, kolega yang melakukan pendampingan hukum terhadap Ananda saat penangkapan.
"Iya ( Ananda Badudu ditangkap), ini lagi (di) Resmob (Polda Metro Jaya)," kata Feri ketika dihubungi Kompas.com, Jumat pagi.
Siapa Ananda Badudu?
Ananda Badudu atau Nanda awalnya dikenal sebagai musisi. Dia bergabung dalam sebuah band indie, Banda Neira, bersama Isyana Sarasvati, Rara Sekar. Band tersebut didirikan di Bandung tahun 2012.
Ananda menjadi gitaris, pencipta lagu, dan vokalis band tersebut. Banda Neira melahirkan sejumlah lagu hits di antaranya Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti (2016). Namun, band tersebut bubar Desember 2016.
Berdasarkan penelusuran di akun Linkedin Ananda, dia juga berprofesi sebagai wartawan Tempo. Namun, belum diketahui periode waktu dia bekerja sebagai wartawan.
Selanjutnya, cucu dari penyusun Kamus Bahasa Indonesia, JS Badudu, itu bekerja sebagai penulis Vice Indonesia. Dilansir dari laman Vice Indonesia, tulisan terakhir Ananda diunggah pada April 2019.
Ananda juga punya kegiatan lain, yaitu menggalang donasi untuk aksi para mahasiswa di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 23-24 September 2019.
Seperti diketahui, aksi tersebut untuk memprotes revisi UU KPK, RKUHP, dan sejumlah revisi UU lainnya.
Penggalangan dana tersebut, kata dia, tercetus dari kegelisahan akan permasalahan bangsa yang tak kunjung tuntas, dan justru bertambah akibat ulah para petinggi negara yang terlihat seolah tak memihak kepentingan rakyat.