Cerita Yadi Sembako Anak Wafat setelah 6 Jam Lahir, Bingung Beri Tahu Istri, 'Anak Kita Nggak Ada'
Cerita Yadi Sembako kehilangan putra kelimanya yang baru 6 jam dilahirkan, bingung cara beri tahu istri yang masih setengah sadar.
Bayi berusia tiga hari ini meninggal dunia lantaran diduga terpapar kabut asap tebal karhutla di Riau.
Adalah Evan Zebdrato dan Lismayani Zega, orang tua bayi malang tersebut.
Sebelum meninggal dunia, kedua orang tua sang bayi mengungkap bahwa anak mereka yang baru lahir tersebut sempat alami sesak napas, batuk dan demam.
Melihat kondisi anaknya yang semakin memburuk, pasutri ini pun langsung membawa sang bayi ke bidan.
Pulang dari berobat, bukannya membaik, kondisi bayi malang pasangan Evan Zebdrato dan Lismayani Zega justru semakin memburuk.
Bayi yang belum memiliki nama tersebut alami demam tinggi dengan bibir menghitam.
Kondisi anaknya yang semakin memburuk membuat kedua pasangan pengantin baru ini semakin cemas.
Badannya panas sekali, bibirnya menghitam. Kami cemas sekali dan langsung dibawa ke rumah sakit," kata Evan saat diwawancarai wartawan Kompas.com di rumahnya, Kamis (19/9/2019).
Namun rupanya Tuhan berkata lain.
Di tengah perjalanan menuju rumah sakit, bayi malang yang belum sempat melihat dunia ini meregang nyawa.
Kendati meninggal dunia dalam perjalanan menuju RS Safira Pekanbaru, sang ayah, Evan tetap memeriksakan tubuh anaknya secara medis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, bayi malang ini meninggal dikarenakan sebuah virus yang diduga akibat terpapar kabut asap karhutla.
Saat disemayamkan di rumah duka, sejumlah pelayat yang datang pun tampak memakai masker karena tebalnya kabut asap karhutla di lingkungan rumah mereka.
Di samping jasad sang bayi yang telah terbujur kaku, kedua orang tua bayi malang tersebut tak henti-hentinya menangis.
Sang ibu yang baru saja melahirkannya hanya bisa menatap kosong ke arah jasad bayinya dengan mata sembab karena terus menangis
Sedangkan suaminya, Evan hanya bisa menangis pasrah di samping tubuh anaknya yang dingin.
Sesekali tangannya terulur mengelus puncak kepala anak yang selama ini ia nanti-nantikan kehadirannya.

Sebagaimana diketahui, kabut asap dampak karhutla sudah lebih dari sepekan menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau.
Kualitas udara sangat tidak sehat hingga berbahaya.
Dampak dari buruknya kualitas udara, sudah sangat banyak warga yang terpapar asap.
Mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga lansia.
Tak sedikit pula korban asap yang mengungsi ke posko pengungsian. Bahkan, semakin hari terus bertambah. (Sosok.id/Tata Lugas Nastiti)