Kisah di Balik Nenek Jual 3 Sendok Demi Bisa Beli Beras, Mbah Sadinah Tak Punya Uang untuk Makan
Kisah memilukan Mbah Sadinah (75), terpaksa menjual tiga sendok miliknya karena tak mampu membeli beras.
TRIBUNMATARAM.COM - Demi membeli beras, Mbah Sadinah (75) terpaksa menjual tiga sendok miliknya.
Kisah memilukan Mbah Sadinah (75), terpaksa menjual tiga sendok miliknya karena tak mampu membeli beras.
Mbah Sadinah (75), warga Desa Kleco, Kabupaten Magetan, Jawa Timur terpaksa menjual 3 buah sendok miliknya untuk membeli beras.
Dia mengaku tak mendapatkan jatah raskin.
Ia menjual 3 sendok miliknya pada Harmoko, tetangganya sendiri.
Kepada Harmoko, Mbah Sadinah mengaku uang penjualan tiga sendok miliknya akan digunakan untuk membeli beras.
“Kejadiannya kemarin, Mbah Sadinah ini ke rumah meminta sendoknya dibeli untuk membeli beras,” ujar Harmoko, warga yang dimintai tolong Mbah Sadinah, Minggu (29/9/2019).
Harmoko tak menerima penjualan sendok itu. Ia malah memberi nenek Sadinah beras untuk dimasak.
Menurutnya warga desa sudah sering memberikan perhatian kepada Mbah Sadinah termasuk meminjamkan beras untuk dimasak.
• Cerita Pilu Mbah Kasirah, Nenek Sebatangkara di Ngawi, Tak Dibantu Pemerintah karena Tak Punya E-KTP
Namun dia mengaku tidak tahu untuk kebutuhan apa sehingga Mbah Sadinah harus menjual sendok miliknya
"Saya kurang tahu untuk kebutuhan apa Mbah Sadinah menjual sendok tersebut,” kata Harmoko.
Menurutnya baru kali ini, Mbah Sadainah sampai menjual sendok demi makan.
Harmoko yang juga penggiat sosial akhirnya berencana menggalang dana melalui komunitas Paguyuban Wong Magetan untuk Mbah Sadinah.
“Rencananya kami mau membantu Mbah Sadinah melalui komunitas,” katanya.
• Viral Kakek Usia 83 Nikahi Gadis 27 Tahun Tegal, Ini Cerita Pertemuan Pertama Mbah Dirgo & Nuraeni
Tinggal seorang diri

Mbah Sadinah tinggal seorang diri di rumah sederhana berukuran 3 x 6 di Desa Kleco. Rumah tersebut telah direhab oleh pemerintah desa setempat setahun lalu agar layak ditinggali.
Sebelum direhab, nenek berambut putih tersebut bercerita bahwa dulu atap rumahnya pendek sehingga sangat panas saat siang hari.
“Terima kasih rumah saya sudah dibagusin setahun lalu. Dulunya pendek sekarang agak lega,” katanya.
• Pelaku Penghina Almarhum Mbah Moen Dibebaskan, Permintaan Maaf Diterima, Siap Lakukan Syarat Ini
Namun Mbah Sadinah mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan beras dari pemerintah dan tidak memiliki BPJS.
“Kalau beras saya tidak pernah dapat bantuan, yang muda-muda itu yang dapat. Alhamdulillah selama ini sehat, masih bisa bekerja,” ucapnya.
Untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari, dia mencari sisa panen padi atau kacang di sawah milik warga.
Terkadang ia juga mencari reruntuhan buah kapuk atau membuat keripik gadung untuk sekedar makan.
“Kerjanya hanya ngasak (mencari sisa) gabah sama kacang. Kadang seminggu baru bisa menjual hasilnya,” imbuhnya.
Dia mengaku terpaksa menjual tiga sendok miliknya agar bisa membeli beras untuk dimakan.
“Buat beli beras karena saya tidak punya uang dan beras untuk dimakan,” ujarnya ditemui di rumah sederhana yang ditempatinya Minggu (29/9/2019).
SUMBER: KOMPAS.com (Sukoco)
Cerita Pilu Mbah Kasirah, Nenek Sebatangkara di Ngawi, Tak Dibantu Pemerintah karena Tak Punya E-KTP
TRIBUNMATARAM.COM - Cerita pilu Mbah Kasirah, warga Desa Keras Wetan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, hidup sebatangkara bahkan tak pernah dapat bantuan karena tidak punya E-KTP.
Tubuh renta Mbah Kasirah (89) warga Desa Keras Wetan, Kabupaten Ngawi Jawa Timur hanya bisa tergolek di atas kasur usang yang berdebu.
Mbah Kasirah hidup sebatangkara dan hanya mengandalkan uluran tangan dari para tetangga yang bersedia merawatnya.
Lima tahun terakhir dia menderita sakit pada tenggorokan dan hanya bisa tidur terlentang karena untuk tidur miring lehernya akan terasa sakit.
Untuk memenuhi kebutuhannya, Mbah Kasirah yang hidup sebatang kara hanya menanti belas kasihan tetangga sekitarnya.
• Kata Nikita Mirzani Soal Elza Syarief Sebut Dirinya Informan Polisi Terkait Narkoba Selebriti
• 6 Fakta Pembunuhan & Pemerkosaan Gadis Baduy Ditinggal Kakak Mencari Burung, Perlawanan Kuat Korban!
• Viral Video Pengeroyokan Guru di Depan Murid di Gowa Sulsel, 2 Pelaku Terancam 7 Tahun Penjara
• Sederet Selebriti Beri Dukungan, Bima Aryo Akhirnya Buka Suara Soal Anjing yang Serang ART-nya
Suharno menambahkan, 20 tahun terakhir Mbah Kasirah tinggal di rumah kosong milik saudaranya.
Meski mengalami kebutaan saat remaja, namun Mbah Kasirah tergolong perempuan rajin karena sebelum sakit dia masak dan membersihkan sediri rumah tempat tinggalnya.
“Karena buta kerjanya ya bersih bersih rumah sama masak.
Kebutuhan hidupnya ya menunggu ada warga yang ngasih,” imbuhnya.

Mbah Kasirah mengaku tidak bisa bangun.
Untuk makan dan minum dia lakukan sendiri dengan cara tiduran.
Dia mengaku tenggorokannya terasa sakit saat menelan makanan maupun minum.
“Sakit di leher sebelah kanan ini.
Nggak bisa bangun, makan ya sambil tiduran,” ujarnya.
Mbah Kasirah mengaku mengalami kebutaan sejak remaja.
Dia hanya bisa berharap pada bantuan warga karena hidup sebatang kara.
“Kalau makan ya nunggu ada warga yang ngasih,” tambahnya.
• Renggut Nyawa Olga Syahputra, Kini Menyerang Aldi Taher & Ria Irawan, Cegahlah Kelenjar Getah Bening
• Barbie Kumalasari Ngaku Jago Bahasa Inggris, Istri Galih Ginanjar Unjuk Kebolehan ke Boy William
• Vicky Prasetyo DM Instagram Tamara Bleszynski, Begini Reaksi Teuku Rassya Mengetahuinya
• Sebelum Pacaran dengan El Rumi, Ternyata Marsha Aruan Ngaku PDKT dengan Al Ghazali Lebih Dulu
Meski hidup sebatang kara dan hidup dari belas kasihan warga, namun Mbah Kasirah tidak pernah menerima bantuan dari pemerintah.
Kaur Umum Desa Keras Wetan Sukamto mengatakan, pihak desa sudah mengusulkan nama Mbah Kasirah kedalam daftar penerima bantuan, namun sampai saat ini nama Mbah Kasirah tidak pernah muncul sebagai penerima bantuan.
“Masalahnya Mbah Kasirah itu tidak mempunyai e-KTP, karena syarat untuk mendapatkan bantuan harus mempunyai e-KTP,” ujarnya saat ditemui di kantor desa.
Plt Sekertaris Desa Keras Wetan Gunari mengatakan, Mbah Kasirah memang memiliki KTP, namun saat perekaman dan foto e-KTP Mbah Kasirah tidak datang sehingga tidak memiliki e-KTP.
Dia mengaku perangkat desa sudah mendatangi mbah Kasirah dan menyerahkan bantuan hasil dari patungan para perangkat.
“Sejak ramai di medsos kemarin kami sudah mendatangi Mbah Kasirah dan menyampaikan bantuan.
Kita harapkan warga nanti melapor kalau kebutuhan pampers Mbah Kasirah habis,” katanya.
Gunari mengaku, tahun ini pemerintah desa juga mengusulkan kembali nama mbah Kasirah ke dalam keluarga yang berhak mendapat bantuan.
“Sudah kami usulkan, tapi yang berhak menentukan kan pemerintah pusat,” pungkasnya. (Kompas.com/Kontributor Magetan, Sukoco)