Fakta Miris Demo di Depan Gedung DPR Senin 30 Oktober 2019, 50 Orang Menyamar Jadi Pelajar SMA

Terungkap fakta miris demo di sekitar Gedung MPR/DPR, Senin (30/9/2019), sekitar 50 orang menyamar jadi pelajar, pakai baju putih dan celana abu-abu.

(KOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI)
Pelajar dan sejumlah massa bayaran yang diamankan di Mapolres Metro Jakarta Utara saat hendak menuju gedung DPR RI 

TRIBUNMATARAM.COM - Terungkap fakta miris demo di sekitar Gedung MPR/DPR, Senin (30/9/2019), sekitar 50 orang menyamar jadi pelajar, pakai baju putih dan celana abu-abu.

Sekitar 50 orang diamankan dalam demo di sekitar gedung MPR/DPR, Senin (30/9/2019) karena menyamar sebagai pelajar SMA.

Ke-50 orang tersebut ternyata mengenakan pakaian putih dan celana abu-abu agar tampak seperti pelajar SMA.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendapat laporan dari pihak kepolisian bahwa terdapat sekitar 50 orang yang menyamar menjadi pelajar saat demo di sekitar Gedung MPR/DPR, Senin (30/9/2019).

Muhadjir menyebut mereka berpakaian seperti pelajar SMA dengan mengenakan pakaian putih dan celana abu-abu, padahal mereka bukan pelajar.

"Berdasarkan laporan dari pihak kepolisian sekitar 50 orang," kata Muhadjir seusai Upacara Peringatan Hari Kesakitan Pancasila di Halaman Monumen Pancasila Sakti, Kompleks Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (1/10/2019).

"Mereka bukan siswa. Mereka pakai celana abu-abu, pakai baju putih, tapi sebetulnya mereka bukan para siswa," tuturnya.

Menurut Muhadjir, mungkin saja masih terdapat siswa SMA/SMK yang masih ikut demo kemarin.

Pelajar dan sejumlah massa bayaran yang diamankan di Mapolres Metro Jakarta Utara saat hendak menuju gedung DPR RI.
Pelajar dan sejumlah massa bayaran yang diamankan di Mapolres Metro Jakarta Utara saat hendak menuju gedung DPR RI. ((KOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI))

Drama Demo Mahasiswa Selama 7 Jam di Sekitar Gedung DPR RI, KRL Berhenti Hingga Pembakaran Mobil

Namun, ia mengaku belum mendapat laporan pasti tentang para siswa dari sekolah mana saja yang ikut kembali turun ke jalan.

"Mungkin masih ada, tapi sampai sekarang saya belum dapat laporan dari lapangan," tuturnya.

Muhadjir mengatakan, pihaknya sudah melarang para siswa untuk ikut dalam unjuk rasa yang terjadi sejak pekan lalu ini.

Ia pun sudah menerbitkan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pencegahan Keterlibatan Peserta Didik dalam Aksi Unjuk Rasa yang Berpotensi Kekerasan.

2 Mahasiswa UHO Tewas Setelah Demo di Kendari, 13 Polisi Ditahan Tak Boleh Keluar Kantor

Surat edaran yang ditandatangani 27 September 2019 itu memuat larangan pelibatan peserta didik dalam kegiatan unjuk rasa yang berpotensi pada tindakan kekerasan, kekacauan, dan perusakan.

"Anak-anak ini, siswa ini, statusnya adalah harus dilindungi karena menurut Undang-Undang Perlindungan Anak mereka adalah bukan subyek yang diperbolehkan untuk melakukan unjuk rasa yang sebagaimana mereka sudah usia dewasa," kata dia. (Kompas.com/ Ihsanuddin)

Sumber : https://nasional.kompas.com/read/2019/10/01/11094241/mendikbud-yang-ikut-demo-bukan-siswa-hanya-pakai-celana-abu-abu

Demo mahasiswa di depan Kantor DPRD NTB, Kamis (26/9/2019).
Demo mahasiswa di depan Kantor DPRD NTB, Kamis (26/9/2019). (KOMPAS.com/IDHAM KHALID)

Drama Demo Mahasiswa Selama 7 Jam di Sekitar Gedung DPR RI, KRL Berhenti Hingga Pembakaran Mobil

TRIBUNMATARAM.COM Protes dan demonstrasi di seputaran Gedung DPR-MPR RI pada 24 September 2019 lalu bukan yang terakhir kalinya.

Gelombang aksi massa yang mengkritik rancangan undang-undang (RUU) KUHP, UU KPK yang sudah direvisi, dan sejumlah RUU lain mengakibatkan gedung wakil rakyat tersebut kembali dibanjiri massa pada Senin (30/9/2019).

Massa yang datang beragam pada aksi kemarin. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Trisakti, Universitas Indonesia, hingga Universitas Negeri Jakarta turun ke jalan.

Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yaitu Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) juga bergabung dalam massa.

Massa semakin ramai setelah bergabung kelompok buruh hingga pelajar STM.

 2 Mahasiswa UHO Tewas Setelah Demo di Kendari, 13 Polisi Ditahan Tak Boleh Keluar Kantor

Rusuh di Palmerah

Sayangnya protes di seputaran Gedung DPR RI tak berjalan mulus. Sekitar pukul 16.38 WIB, aksi demo tersebut mulai rusuh.

Rusuh dimulai ketika polisi menembakan gas air mata ke arah demonstran yang sebagian besar adalah para pelajar di sekitar Palmerah, tepatnya di Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Gelora.

Mulanya, pelajar melempar botol plastik berisi air dan batu ke arah polisi. Polisi sempat mengimbau pelajar untuk berhenti dan meninggalkan lokasi.

Namun, imbauan itu tidak dipedulikan. Polisi pun menembakkan gas air mata sebanyak 3 hingga 4 kali.

Massa langsung berlari menyelamatkan diri. Mereka terpencar ke sejumlah tempat, salah satunya ke arah Pasar Palmerah.

Pukul 16.50 WIB, polisi menyemprot air dari mobil water cannon.

Bentrok di flyover Slipi

Beberapa menit setelah ricuh di Palmerah terjadi, bentrokan antara massa demonstran dan petugas kepolisian juga pecah di flyover Slipi, Jakarta Barat, pukul 16.40 WIB.

Massa yang terdiri dari pelajar SMA dan SMP serta mahasiswa ini melempari polisi dengan batu. Polisi langsung menembakan gas air mata ke arah demonstran.

 Demo Ribuan Mahasiswa di Mataram Berakhir Ricuh, 26 Orang Pakai Almamater Unram Ditangkap Polisi

Massa awalnya berusaha masuk ke area depan gedung DPR, Jalan Gatot Subroto dari arah Slipi.

Namun, polisi yang sudah memasang barikade tak membiarkan massa merangsek masuk.

Lantaran tak bisa masuk ke depan Gedung DPR, demonstran mulai masuk ke area Tol Dalam Kota.

Dari sini bentrokan mulai terjadi. Massa mulai melempari polisi dengan batu.

Polisi langsung menembakan gas air mata. Massa berhamburan ke Tol Dalam Kota.

Lemparan batu ke Polda Metro Jaya

Markas kepolisian di Gedung Polda Metro Jaya di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, tak luput dari amukan massa.

Gedung tersebut dilempari batu oleh pelajar berseragam putih abu-abu sekitar pukul 16.30 WIB.

Para pelajar yang melempari petugas tersebut berjalan kaki menuju Gedung DPR RI, Jakarta Pusat. Mereka melintas di ruas tol Cawang-Grogol.

Akibat bentrok aparat dan demonstran, jalur tol dalam kota menjadi lumpuh.

Sekitar pukul 17.50 WIB, ratusan pengendara terjebak di tol dalam kota tepat di depan gedung DPR RI.

Mobil-mobil tersebut terjebak di jalan tol dalam kota yang mengarah ke Slipi, Jakarta Barat.

Mereka tidak bisa melewati kawasan Slipi lantaran kerusuhan antara massa dan polisi sempat pecah di sana.

Akhirnya, mereka yang terjebak di jalan tol diarahkan untuk memutar balik oleh polisi.

Polisi membuka jalur putaran balik yang ada di tengah tol. Satu persatu kendaraan memutar balik di dalam tol dan kembali ke arah Semanggi.

Setelah memutar balik, para kendaraan keluar tol menuju jalur lambat. Beberapa pengendara mengaku ketakutan ketika terkepung diantara dua titik kerusuhan.

KRL di dua stasiun terhenti

Tak hanya tol yang bisa dilintasi, perjalanan Kereta Listrik (KRL) dari dan menuju Stasiun Tanah Abang lintas Tanah Abang-Maja-Rangkasbitung tidak dapat berjalan selama kericuhan terjadi.

 7 Fakta Demo Mahasiswa di Berbagai Daerah, Anggota DPRD Dikepung Massa, Ibu Hamil Tertembak!

Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional 1 (Daops 1) Eva Chairunisa mengatakan, saat itu perlintasan KRL antara Stasiun Tanah Abang dan Palmerah tidak dapat dilintasi KRL.

Hal itu menyebabkan perjalanan rel menuju Stasiun Tanah Abang dari Maja-Rangkasbitung hanya sampai Stasiun Kebayoran.

Stasiun Tanah Abang dan Palmerah tidak dapat dilintasi KRL lintas Tanah Abang-Maja-Rangkasbitung.

"Perjalanan kereta dari Maja-Serpong-Rangkasbitung menuju Tanah Abang hanya dapat dilakukan dari Stasiun Kebayoran dan sebaliknya. Perjalanan kereta dari Stasiun Tanah Abang masih dibatalkan sementara," kata Eva dalam keterangan resminya.

Massa dibubarkan pukul 18.00 WIB

Meski kerusuhan sempat berlangsung beberapa jam, sesuai Perkap No. 7 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan, Pengamanan, dan Penanganan Perkara Penyampaian Pendapat di Muka Umum, aparat kepolisian melakukan pembubaran paksa aksi unjuk rasa di sekitar komplek Dedung DPR RI.

Tepat pukul 18.00 WIB, aparat menembakan kembang api untuk membubarkan massa.

Namun, pengunjuk rasa meminta agar aparat tidak menggunakan tindakan represif dan gas air mata terhadap mereka.

Massa dipukul mundur

Demo mahasiswa di depan Kantor DPRD NTB, Kamis (26/9/2019).
Demo mahasiswa di depan Kantor DPRD NTB, Kamis (26/9/2019). (KOMPAS.com/IDHAM KHALID)

Karena tak kunjung membubarkan diri, sekitar pukul 18.40 WIB, demonstran tampak dipukul mundur aparat kepolisian dari flyover Slipi. Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa.

Mereka berlarian ke kawasan Pejompongan. Mereka berhamburan menuju rumah-rumah warga.

Beberapa di antara massa ada yang masih melawan.

Massa melempar batu, petasan, dan bom molotov ke arah aparat. Aparat kembali menembakkan gas air mata ke mereka.

Para perusuh di sekitar Gedung DPR disebut bukan dari pihak mahasiswa.

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sultan Rivandi mengatakan, seluruh mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa sudah membubarkan diri sejak pukul 17.00 WIB.

"(Seluruh mahasiswa) sudah bubar. (Perusuh), bukan mahasiswa, kita pastikan bukan," ujar Sultan saat dihubungi Kompas.com, Senin malam.

Sultan mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) perguruan tinggi lainnya yang juga ikut aksi unjuk rasa hari ini.

Sejak awal, seluruh BEM sepakat bahwa mereka hanya berdemonstrasi hingga pukul 17.00 WIB.

"Pukul 17.00 kita sudah tarik mundur karena memang kita sudah kesepakatan pukul 17.00 pulang," kata dia.

Provokator diamankan

Saat bentrokan terjadi, polisi amankan dua orang yang diduga sebagai provokator dari kericuhan dalam demonstrasi di depan restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta Pusat.

Dua orang demonstran tersebut langsung diamankan oleh polisi ke arah gedung DPR RI.

Keduanya tampak tidak memakai atribut mahasiswa dan kelompok demonstran buruh.

Polisi juga telah menurunkan aparat tidak berseragam dinas ke tengah massa aksi untuk mengamankan provokator kericuhan.

Kepung gedung BPK

Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menjadi sasaran serangan sekelompok demonstran yang rusuh sekitar pukul 19.00 WIB.

Massa ini melempar batu ke arah aparat yang berjaga di dalam kantor BPK.

Tak hanya melempar batu, massa juga menjebol pagar gedung BPK. Beberapa di antaranya ada yang menerobos masuk.

Sementara beberapa orang lainnya merusak dengan menginjak-injak sepeda motor yang terparkir di dekat gedung BPK.

Tak ada pegawai atau pun warga saat kerusuhan ini terjadi. Para pegawai tampak berada di dalam gedung tersebut, menyaksikan kerusuhan yang terjadi hanya beberapa meter dari hadapan mereka tersebut.

Gas air mata ditembak ke Atma Jaya

Di sisi lain, massa yang dipukul mundur aparat kepolisian dari simpang susun Semanggi mulai mengarah ke Jalan Jenderal Sudirman, pukul 21.31 WIB.

Tepat di depan kampus Universitas Atmajaya, bentrokan terjadi antara massa dengan aparat kepolisian.

Warga tak diperkenankan berjalan kaki di sekitar area bentrok terjadi.

Adapun bentrok yang terjadi di depan kampus Atmaja didominasi oleh massa yang bercelana abu-abu dengan kaus.

Sementara aparat kepolisian yang terlibat bentrok adalah aparat polisi tak berseragam.

Kabut gas air mata dilaporkan masuk ke kawasan Atma Jaya yang dijadikan sebagai posko medis bagi para demonstran mahasiswa hari ini.

Polisi menembakan water bombing saat kericuhan dalam unjuk rasa di Depan Gedung DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).
Polisi menembakan water bombing saat kericuhan dalam unjuk rasa di Depan Gedung DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). ((KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG))

Berdasarkan kesaksian mahasiswa Atma Jaya, polisi menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa aksi yang berada di sekitar Kampus Atma Jaya.

Padahal, kampus tersebut dijadikan sebagai titik posko evakuasi bagi korban luka-luka.

"Massa aksi mengarah ke kampus, namun polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan massa yang mengarah ke arah kampus," ujar mahasiswa Fakultas Hukum Atma Jaya, Natado, saat dihubungi Kompas.com.

"Serta-merta tembakan itu mengarah ke kampus, yang seharusnya menjadi titik netral dan sudah ada posko evakuasi," kata Natado.

Menurut Natado tembakan gas air mata berlangsung sejak pukul 18.50 WIB.

Mobil di Polsek Tanah Abang dibakar

Kericuhan ini juga berdampak pada terbakarnya satu unit mobil Toyota Avanza warna hitam yang terparkir di depan Polsek Metro Tanah Abang terbakar, sekitar pukul 22.15 WIB.

Pelaku pembakaran diperkirakan massa yang dipukul mundur aparat kepolisian ke arah Pejompongan dan Karet.

Mobil Toyota Avanza B 1722 SKP berwarna hitam ini kini hanya menyisakan rangka sementara bagian dalamnya habis dilalap api. Tak diketahui pasti pemilik dari mobil ini.

Namun, mobil ini diparkir dekat dengan Polsek Metro Tanah Abang.

Sementara di sisi kanan kirinya juga terdapat dua mobil lain, yakni Toyota Avanza warna putih B 2233 YYT dan sebuah mobil Suzuki putih DK 706 ET yang mengalami kerusakan.

Kaca di kedua mobil itu pecah. Sedangkan di bagian pos penjagaan Polsek Metro Tanah Abang, kaca juga pecah ditimpuk warga.

Situasi kondusif

Situasi Jalan Gatot Subroto dan kawasan Semanggi, tepatnya di sekitar Kampus Atma Jaya, Plaza Semanggi, dan gedung Polda Metro Jaya mulai kondusif pada pukul 23.00, setelah kerusuhan antara demonstran dan polisi pecah selama hampir tujuh jam.

Polisi mulai membuka arus lalu lintas dari arah Cawang menuju Slipi dan sebaliknya.

Kendaraan bermotor sudah dapat melintas. Kendaraan yang melintas tampak ramai lancar. (Kompas.com/Ryana Aryadita Umasugi/Sandro Gatra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Drama 7 Jam Rusuh Demonstran di Sekitar Gedung DPR..."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved