Pengakuan Pasangan Sesama Jenis yang Aniaya Bocah 6 Tahun hingga Tewas, Kesal dengan Ortu Korban
Pengakuan pasangan sesama jenis lesbian yang menganiaya bocah 6 tahun hingga tewas di Kalimantan Timur.
Peristiwa itu terjadi saat orangtua korban menitipkan anaknya ke tante korban berinisial MS (17).
MS diketahui sebagai pasangan sesama jenis SA. Keduanya tinggal di Jalan Setia Bakti RT 08 Kelurahan Pendingin Kecamatan Sanga-sanga Kalimantan Timur.
• Kronologi Lengkap Randy Meninggal dengan Luka Tembak saat Demo di DPRD Sultra, Awalnya Ricuh
Pelaku menganiaya korban menggunakan ikat pinggang terbuat dari kulit warna cokelat, gantungan baju dari bahan plastik hingga sepatu cat warna abu-abu putih.
SA telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polsek Sanga-sanga. Pelaku akan dijerat UU 35/ 2014 tentang Perlindungan Anak. (Kompas.com/Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton/David Oliver Purba)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bocah 6 Tahun yang Dianiaya Pasangan Sesama Jenis Meninggal"

Duka Ibu Kandung Bocah Diperkosa & Dibunuh Ibu Anak, 3 Tahun Rindu, Sekali Temu Putri Tak Bernyawa
TRIBUNMATARAM.COM - Duka mendalam dirasakan Sri Yuliganti, ibu kandung NP, bocah 5 tahun yang tewas diperkosa dan dibunuh ibu dan kakak angkatnya.
Tiga tahun lamanya, Sri Yuliganti tidak bertemu NP yang tinggal bersama mantan suaminya di Sukabumi.
Namun, sekali bertemu dengan NP, Sri Yuliganti harus menelan kenyataan putri kecilnya tak lagi bernyawa.
Sri pun mengenang masa-masa ketika dirinya menitipkan NP pada tetangganya, Ma Kokom.
"Sekitar tiga tahun berpisah dengan saya," ujarnya kepada Kompas.com saat dikunjungi di rumah kontrakannya di Kelurahan Jayamekar, Kecamatan Baros, Jumat (27/09/2019).
Ma Kokom adalah orang pertama yang merawat NP sebelum dijadikan anak angkat oleh tersangka SR alias Yuyu (39).
Saat itu, Yuliganti menuturkan bahwa Ma Kokom ingin merawat anaknya karena NP lucu.
• Bocah 5 Tahun Dibunuh Ibu dan Kakak Tirinya, Sang Ayah Sedih dan Marah: Hukum Mati Saja Kalau Bisa!
"Ma Kokom ingin merawat anak saya karena lucu. Ya saya bilang, silahkan saja," tutur Yuliganti, dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Sabtu (28/9/2019).

Yuliganti hanya berpesan untuk tidak menyerahkan NP kepada orang lain ketika Ma Kokom sudah tidak sanggup merawatnya.
"Jangan dikemana-manain. Kalau sudah enggak sanggup merawatnya kasihkan lagi ke saya," kata Yuliganti kepada Ma Kokom waktu itu.