Ternyata Ini Alasan Rocky Gerung Terus Soroti Keburukan Presiden Jokowi, Takkan Pernah Puji Prestasi

Rocky Gerung tak akan pernah memberikan pujian pada prestasi kinerja Presiden Jokowi, sebaliknya akan terus menyoroti kelemahannya. Ini alasannya.

TribunMataram.com/ Metro TV
Jokowi, Iriana dan Rocky Gerung 

Rocky Gerung tak akan pernah memberikan pujian pada prestasi kinerja Presiden Jokowi, sebaliknya akan terus menyoroti kelemahannya. Ini alasannya.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Mengapa Rocky Gerung begitu agresif menyoroti berbagai sisi kelemahan Presiden Jokowi dan tak pernah sedikit pun memberikan apresiasi atau pujian kepada kepala negara? 

Lantas mengapa pula Rocky Gerung sering mendungu-dungukan orang lain, termasuk kepada pengacara senior Ruhut Sitompul hingga dibalas kata-kata Ruhut Sitompul agar Rocky Gerung ngaca (bercermin)?

Ini dua pertanyaan menarik yang mencuat dalam talkshow Q & A di MetroTV, tayang Minggu malam 6 Oktober 2019. 

Rupanya Rocky Gerung punya jawaban-jawaban yang para penanya yang 'gemes' padanya. 

Soal sering menyoroti keburukan Jokowi dan tiada pernah mengapresiasinya, tentu Rocky Gerung punya jejak rekam yang panjang soal itu. 

Karena sering Rocky Gerung mengritik Jokowi, munculah pertanyaan soal mengapa tak pernah menghargai kinerja kepala negara. 

Tentu bukan tanpa alasan kalau akademisi Rocky Gerung melontarkan keengganannya mengapresiasi kinerja pemerintah.

Ia pun menyiapkan alasan kuat versi dia. 

Saat muncul di acara talk show QnA (Question and Answer) di layar Metro TV dengan tema 'Dicari Warganet' yang ditayangkan pada Minggu (7/10/2019) malam, Rocky Gerung membeberkan semuanya.

Cerita berawal saat presenter dan penyiar radio Ary Kirana mengomentari pernyataan Rocky Gerung yang membuka ruang argumentasi untuk mengkritik regulasi pemerintah.

"Tadi abang (Rocky) bilang abang ingin menciptakan sebuah ruang untuk berargumentasi supaya pemerintah, dengan kebijakan dan keputusannya, seperti dipertanyakan kembali apakah ini benar dan baik untuk masyarakat dan Indonesia," tutur Ary Kirana.

Presiden Jokowi dan Rocky Gerung
Presiden Jokowi dan Rocky Gerung (Kolase TribunMataram.com/ Sumber: Metro TV)

Ary Kirana ingin memperjelas maksud dari pernyataan Rocky tersebut.

Tapi dia bertanya, apakah kacamata Rocky Gerung memandang semua langkah pemerintah busuk semua?

Atau masih ada itikad baik untuk mengritisi agar lebih baik? 

"Apakah itu berarti keputusan dan kebijakan pemerintah busuk semua atau agar kebijakannya lebih baik lagi?" tanya Ary Kirana pada Rocky Gerung

Rocky tiada ragu menjawab.

Tanpa pikir panjang, Rocky Gerung bertutur, kalau pemerintah membuat kebijakan yang baik, dirinya tidak akan pernah memuji atau memerikan apresiasi.

Buat dosen filsafat Kampus Universitas Indonesia / UI, hal itu gak perlu. 

Sebab, dirinya merasa menggaji pemerintah (lewat pajak yang dibayarkan kepada negara) untuk bekerja.

 "Jika pemerintah membuat kebijakan yang baik, saya tidak akan memuji.

Karena saya yang menggaji dia untuk bikin (kebijakan) yang baik," tegas Rocky Gerung.

Kebalikannya, ketika ada kebijakan yang tidak benar, ia tak akan segan terus mengkritik.

Dia mengibaratkannya dengan 'mengketok' kepala pemerintah.

"Begitu ada yang busuk, saya ketok kepalanya tuh dengan satire ...

'eh, lu gua gaji, lu bikin kebijakan yang buruk.

Masa kita kasih pujian padahal itu emang tugas dia, kan gila," ujar Rocky Gerung dengan ekspresi mata setengah melotot. (TribunMataram.com/ Agung BS)

Simak video berikut ini selengkapnya 

Kebalikan Rocky Gerung, Denny Siregar Total Bela Jokowi Hingga Dituduh Jadi Buzzer Bayaran

Total membela Jokowi mati-matian sampai dituduh buzzer pemerintah, apa kata Denny Siregar? Jawaban lugas Denny Siregar ini banjir tepuk tangan hadirin di talkshow Q&A di Metro TV

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sosok Denny Siregar, tentunya tak asing lagi di kalangan masyarakat sebagai pegiat sosial yang habis-habisan sering membela Presiden Jokowi yang dikritik habis-habisan pihak lain. 

Denny Siregar tak lelah menjelaskan dan mengklarifikasi segala tuduhan miring ke Jokowi, biar pun dia bukan 'orang dalam istana' apalagi juru bicara presiden. 

Namanya dikenal karena Denny Siregar merupakan pegiat media sosial yang aktif mengklarifikasi isu-isu miring seputar kebijakan kepala negara. 

Ia juga aktif menyuarakan pikiran kritisnya terkait masalah sosial dan politik dengan gaya bahasa yang menggelitik atau biasa disebut influencer.

Sayangnya, cuitan-cuitan Denny Siregar di Twitter @Dennysiregar7 yang sering mementahkan segala tuduhan kepada pemerintah dan presiden malah menuai badai tuduhan menebar hoaks.

Sehingga ia menyandang tudingan sebagai 'penyebar hoaks'.

Denny Siregar
Denny Siregar (TWITTER)

Atas semua tuduhan itu, Denny Siregar mendapat panggung untuk menjelaskan semua tudingan padanya.

Minggu 6 Oktober 2019 kemarin, Denny Siregar diundang sebagai bintang tamu di acara Q & A Metro TV.

Pada Q & A Metro TV episode 'Dicari Warganet' Denny memberikan jawaban soal tudingan penyebar hoaks hingga sebagai Buzzer Istana.

Salah satunya disebutkan contoh, saat Denny menuliskan cuitan soal ambulan yang berisi batu.

Cuitan yang ditulis Denny pada 26 September 2019 sempat disebut hoaks karena lebih dulu muncul dibandingkan keterangan pihak kepolisian. 

Cuitan Denny Siregar soal ambulan berisi batu.
Cuitan Denny Siregar soal ambulan berisi batu. (YouTube Q&A Metro Tv)

Dengan gaya santai, Denny Siregar memberikan jawaban dari pertanyaan pembawa acara Andini Effendi.

Andini bertanya, benarkah Denny Siregar menebar hoaks? 

Termasuk terkait cuitan Twitter soal ambulan berisi batu yang mendadak dia hapus dari Twitter.

Mengapa dihapus kalau memang bukan hoaks? 

"Nggak ah..hoaks itu kan berita bohong, sedangkan polisi saja sudah mengkonfirmasi itu bukan berita bohong.

Ada tersangkanya, ada batu, yang bohong siapa?" jawab Denny tegas.

Denny juga menjelaskan alasannya mengapa ia bisa menuliskan cuitan itu lebih dulu dari polisi.

"Pertama juga mendapatkan informasi di lapangan sama dengan banyak teman lain,

Kedua, saya kan independent tidak perlu proses untuk mengupload saya punya unggahan,

beda mungkin dengan Tmc Polda yang ada proses birokrasi di dalamnya, sehingga dia butuh waktu sekian untuk kemudian upload." terang Denny.

Selain itu Denny juga dituding sebagai buzzer dari Istana, hingga dibayar oleh pemerintahan.

Denny memang sudah lama dianggap oleh beberapa orang sebagai buzzer pemerintah.

Hal itu dikarenakan sosok Denny yang diketahui selalu membela Presiden Jokowi sejak Pilpres 2014.

Baru-baru ini juga beredar tangkap layar soal posting-an lawas situs Seword yang mengunggah foto orang-orang yang dianggap sebagai buzzer pemerintah.

Dalam foto tersebut salah satunya adalah Denny Siregar.

Q&A Metro Tv Denny Siregar
Q&A Metro Tv Denny Siregar (YouTube Q&A Metro Tv)

Isu tersebut pun ditanyakan oleh pembawa acara Andini Effendi.

"Nah sebenarnya kalau Bang Denny ini bener nggak sih bang gak ada bayarannya sama sekali ketika mengemukakan pendapat?" tanya Andini.

Atas tudingan itu, Denny pun memberikan jawaban yang cukup menohok.

"Tahun 2014 ketika membela Jokowi saya diisukan dibayar.

Ketika membela Ahok saya juga dibilang dibayar.

Sampe saya bilang dibayar dimana, saya nyumbang Ahok, sekarang 2019 saya juga dibilang dibayar.

Bedanya apa 2014, 2016, 2019 tetap isunya saya dibayar?

Kalau dibayar saya ini sudah kaya raya, Bang Ruhut," jawabnya sambil tertawa hingga banjir tepuk tangan penonton.

Selalu total membela Jokowi, siapa sangka Denny juga pernah memberikan kritikan kepada sang presiden.

"Pernah saya kritik, dan mungkin ini akan menjadi PR Pak Jokowi ke depannya, saya bilang program Pak Jokowi bagus, komunikasinya yang buruk,

sehingga muncul orang-orang seperti saya dan teman-teman di media sosial yang mencoba mengkomunikasikan dengan orang luas dengan bahasa-bahasa orang awam

ini karena apa, karena komunikasi pemerintahan Pak Jokowi yang sangat-sangat buruk," ungkap Denny. (TribunNewsmaker.com/Desi Kris)

Berikut Rekaman Denny Siregar Menjawab Tudingan Buzzer Istana 

Sumber: Tribun Mataram
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved