4 Fakta Penusukan Menkopolhukam, Usus Halus Wiranto Dipotong 40cm, Senjata Kunai Biasa Dipakai Ninja
4 fakta terbaru penusukan Menkopolhukam Wiranto, usus halus sang menteri harus dipotong 40 cm.
TRIBUNMATARAM.COM - 4 fakta terbaru penusukan Menkopolhukam Wiranto, usus halus sang menteri harus dipotong 40 cm.
Efek dari penusukan yang dilakukan Abu Rara membuat Menkopolhukam Wiranto harus menjalani operasi pemotongan usus halus.
Tak hanya itu, polisi juga membenarkan senjata yang digunakan Abu Rara untuk menusuk Wiranto merupakan Kunai yang juga merupakan senjata ninja untuk menyerang dalam jarak dekat.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, diserang pasangan suami istri saat turun dari mobil di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Kamis (10/10/2019).
Wiranto ditusuk dibagian perut. Saat ini, mantan Panglima ABRI tersebut dirawat intensif di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Polisi menyebut, dua pelaku penyerangan adalah anggota kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS.
• Menkopolhukam Wiranto Masih Sadar setelah Insiden Penusukan, Terus Rapalkan Zikir Tahan Rasa Sakit
Pemerhati terorisme Al Chaidar mengatakan serangan teror yang dilakukan tersebut ingin menjukkan bahwa jaringan teroris yang berafiliasi dengan ISIS masih kokoh.
Selain itu, Chaidar menjelasakan bahwa mereka masih mampu membuat aksi mengerikan dan menebar teror kepada siapa pun yang tak mau tunduk pada kemauan mereka.
"Tujuan dari aksi teror ialah menebarkan ketakutan kepada berbagai pihak seluas mungkin," sambungnya.
• Kesaksian Prabowo Subianto Soal Penusukan Wiranto, Bukan Rekayasa, Menkopolhukam Ditangani 9 Dokter
Berikut fakta terbaru penusukan Wiranto di Pandeglang:
1. Saat hari penusukan, Wiranto dijadwalkan di Merauke

Sebelum penusukan, Wiranto mengatakan bahwa hari itu Kamis (10/10/2019), ia seharusnya ke Merauke.
Namun acara tersebut dibatalkan agar bisa berkunjung ke Universitas Mathla'ul Anwar yang memiliki kedekatan dengannya selama 25 tahun.
Di universitas tersebut, Wiranto menjabat sebagai Ketua Dewas Penasihat di Pengurus Besar Mathla'ul Anwar.
"Sebetulnya mau batal juga, karena hari ini saya mau ke Merauke, tapi saya katakan, panglima-panglima, saya gak mau ikut karena harus ke Banten.
Panglimanya mengalah, oke kalau begitu kita percepat acaranya, dari Wamena, ke Jayapura, balik ke Jakarta.
Alhamdulillah bisa bersama-sama dengan bapak ibu sekalian," kata Wiranto saat pidato di kampus Universitas Mathla'ul Anwar, Kamis (10/10/2019), satu jam sebelum penusukan terjadi.
• Fakta Baru Penusukan Menkopolhukam, Abu Rara Stres & Ingin Dipenjara, Tak Tahu Sasarannya Wiranto
Wiranto seharusnya berkunjung ke Pandeglang pada Senin 7 Oktober 2019. Namun acara ditunda karena Wiranto ada agenda lainnya.

Agus Zaini, tenaga ahli Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, mengatakan usus halus mantan Panglima ABRI tersebut harus dipotong sepanjang 40 cm karena terluka kena tusukan.
Hal tersebut disampaikan Agus melalui keterangan tertulis, Jumat (11/10/2019).
"Alhamdulillah, pasca operasi kondisi Wiranto membaik, meski tetap harus menjalani perawatan. Ia percaya, bahwa Tuhan sebaik-baiknya tempat bersandar. Semoga Allah SWT tetap mencurahkan kasih sayang-Nya," lanjut dia.
Saat ini, Wiranto masih harus menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
3. Pelaku serang Wiranto dengan kunai

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, saat dikonfirmasi Kompas.com Jumat (11/10/2019) membenarkan senjata tajam yang dugunakan untuk menusuk Wiranto adalah kunai.
Kunai adalah senjata ninja yang digunakan untuk pertempuran jarak dekat.
Sementara itu pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan kunai notabene senjata asal Jepang dan mudah didapatkan.
Ia menyebut kunai atau samurai banyak diproduksi di Cirebon
Al Chaidar juga mengatakan untuk melihat apakah kelompok radikal berafiliasi dengan ISIS atau bukan, bisa dilihat dari jenis senjata yang digunakan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019) mengatakan penusukan oleh pelaku SA dilakukan secara spontan.
Kepada polisi, SA juga mengaku tidak tahu yang ditusuknya adalah seorang menteri.
"Tindakan serangan SA, sifatnya spontan. Dia sudah punya framing, sasaran dia (pemerintah atau polisi) dan mengatakan tidak tahu siapa (yang ditusuk)," kata dia.
Kepada istrinya, FA, dia mengatakan akan menusuk orang yang turun dari helikopter, sedangkan istrinya diminta menusuk polisi yang dekat dengan orang tersebut.
SUMBER: KOMPAS.com (Christoforus Ristianto, Acep Nazmudin, Rakhmat Nur Hakim, Nur Rohmi Aida, Deti Mega Purnamasari)