Misteri yang Tersisa dari Kematian 3 Mahasiswa dalam Demo di Depan Gedung DPR yang Ricuh
Misteri yang tersisa dari kematian tiga mahasiswa dalam demo di depan Gedung DPR yang berakhir ricuh.
"Saya enggak terima kalau anak saya dipukulin sampai meninggal. Dunia akhirat saya enggak terima. Tapi kalau anak saya meninggal karena penyakit dan kehendak Allah, saya ikhlas," kata Maspupah.
Tim Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati sebelumnya memastikan tak ada tanda kekerasan pada jasad Maulana. Satu-satunya petunjuk saat proses otopsi di tubuh korban berada pada pembengkakan pembuluh darah pada bagian leher.
"Tidak ada faktor kekerasan pada jasad korban saat kami terima di kamar mayat. Tapi memang ada pembesaran pembuluh darah di leher. Itu biasanya terjadi pada orang yang mengalami sesak nafas," kata Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes Pol Edi Purnomo di Jakarta, Kamis (3/10/2019) sore.
3. Akbar Alamsyah Rahmawan
Akbar Alamsyah Rahmawan menambah daftar korban tewas saat kerusuhan terjadi di kawasan Komplek Parlemen Senayan.
Akbar dinyatakan tewas setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat pada 10 Oktober lalu.

Sebelumnya, Akbar telah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Pelni dan Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Akbar ditemukan pertama kali pada 26 September pukul 01.30. Namun, tak dijelaskan secara detail jenis luka yang diderita Akbar saat pertama kali ditemukan.
Selanjutnya, Akbar dibawa ke Polres Jakarta Barat untuk mendapatkan perawatan medis di Urusan Kesehatan (Urkes).
Argo mengatakan, pada pukul 07.55 WIB, Akbar dilarikan ke Rumah Sakit Pelni untuk mendapatkan perawatan medis.
Di sana, Akbar hanya dirawat selama sehari karena dia langsung dirujuk ke Rumah Sakit Polri. Akbar menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri selama tiga hari sebelum dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto.
"(Akbar dirawat) sekitar tiga hari, kemudian pada tanggal 30 September (Akbar) dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat untuk dirawat," ujar Argo.
Namun, pada 10 Oktober 2019, Akbar dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter RSPAD. Argo mengaku belum mendapatkan informasi dari pihak dokter terkait penyebab kematian korban. Dia hanya mengungkapkan, Akbar menderita luka pada bagian kepala.
Pihak keluarga Akbar mengaku mendapatkan informasi terkait keberadaan Akbar setelah mengunjungi Polres Jakarta Barat.
Sebelumnya, Akbar meminta izin kepada ibunya untuk menonton aksi unjuk rasa di kawasan Slipi pada 25 September. Ibunya sempat melarang Akbar untuk keluar rumah karena kondisi Jakarta kala itu sedang tidak kondusif.