Viral Hari Ini
Nenek di Lampung Tak Menyangka Simpankan Tas Cucu yang Berisi Bom Berdaya Ledak Tinggi, Dikira Baju
Seorang nenek di Lampung tak menyangka simpan bom berdaya ledak tinggi di rumahnya, dikira isinya baju.
TRIBUNMATARAM.COM - Seorang nenek di Lampung tak menyangka simpan bom berdaya ledak tinggi di rumahnya, dikira isinya baju.
Polisi akhirnya berhasil membongkar sindikat terorisme yang menyeret nama R, seorang warga Lampung.
Mirisnya, R tega menitipkan tas berisi bom di rumah neneknya, dan sang nenek menyimpannya di lemari pakaian.
Tak ada yang menyangka salah satu kerabat dari keluarga ini adalah terduga teroris yang sudah diintai oleh Densus 88.
M Farhan Azis (20) tak menyangka sepupunya yang berinisial R telah diringkus pihak kepolisian karena diindikasikan anggota jaringan teroris.
Keluarga yang tinggal di Way Halim, Lampung ini terkejut dengan kedatangan Tim Densus 88 secara tiba-tiba menyambangi mereka.
• Polisi Bongkar Rencana Bom Bunuh Diri di Solo & Yogya, Tak Ada Hubungan dengan Pelantikan Jokowi
Ternyata Tim Densus 88 Antiteror akan membawa barang milik R terduga teroris yang berisi material pembuat bom tersebut.
Kediaman dari nenek Farhan tersebut berada di Jalan Gunung Dempo, Kelurahan Perumnas Way Halim, Kecamatan Way Halim, Bandar Lampung.
Sebelum tim Densus 88 datang, keluarga ini sempat dihubungi oleh pihak kepolisian akan ada pemeriksaan di rumah mereka.
Bahkan saat pemeriksaan seisi rumah tersebut, pihak keluarga tidak diijinkan untuk masuk ke dalam rumah.
“Waktu dikabarkan polisi saya dan keluarga kaget, saat pemeriksaan saja saya enggak boleh ikut ke dalam,” kata Farhan, Selasa (15/10/2019), dikutip dari Kompas.com.
Ternyata benar, ada satu tas yang diamankan oleh Tim penjinak Bom dari Densus 88 saat melakukan penggeledahan.
Tas yang diamankan tersebut diduga berisi bahan pembuat bom dan keluarga yang menempati rumah tersebut tidak sadar akan hal tersebut.
• Tak Tahu Ada Bom Dalam Botol Minum, Evie Kaget Ledakannya Bisa Sampai Rusakkan 3 Rumah
Tas milik terduga teroris R tersebut disimpan dalam kamar Farhan yang sewaktu-waktu bisa saja meledak.

Namun, Farhan awalnya tak sadar apa isi tas milik R tersebut, ia mengira bahwa tas itu hanya berisi pakaian milik terduga teroris.
“Tas yang disimpan di dalam lemari di kamar saya itu milik dia (R) yang dibawa polisi, tapi saya nggak tahu apa isinya, saya kira cuma baju,” kata Farhan, dilansir dari Kompas.com.
Dilansir dari Kompas.com, Farhan menuturkan bahwa R tidak tinggal di rumah neneknya tersebut, namun sesekali ia datang ke sana.
“Dia enggak lama tinggal di sini, paling datang sehari kemudian pergi lagi enggak tahu ke mana," katanya.
"Terakhir saya ketemu hari Sabtu kemarin, saya lihat dia biasa saja. Tapi kalau masalah tas nenek yang tahu, katanya ada temannya yang nitip, nenek kira itu baju, " tambah Farhan dikutip dari Kompas.com.
Nurhasanah, nenek Farhan sekaligus terduga teroris membenarkan bahwa barang yang disita oleh pihak kepolisian tersebut milik cucunya.
Saat R datang ke kediaman tersebut, cucunya tersebut sempat menitipkan tas berisi barang yang ia tak tahu isinya apa.

Nurhasanah mengira tas tersebut berisi baju-baju kotor milik terduga teroris.
“Saya itu enggak tahu apa-apa,” kata Nurhasanah yang terlihat shock dengan kejadian itu.
Ternyata tas yang hanya ditaruh sembarangan oleh Nurhasanah tersebut berisi bom dan sewaktu-waktu bisa memicu ledakan di rumah kediamannya.
Diberitakan sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror menggeledah rumah di Way Halim, Bandar Lampung.
Penggeledahan itu adalah pengembangan dari penangkapan empat terduga teroris pada Senin (14/10/2019).
Keempat terduga teroris yang diamankan Densus 88 berinisial R, AH, Y, dan T.
Keempatnya ditangkap diduga terlibat jaringan SA yang melakukan penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Kamis (10/10/2019) lalu. (Sosok.id/
)TRIBUNMATARAM.COM - Polisi temukan bukti akan adanya aksi bom bunuh diri yang direncanakan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Solo dan Yogyakarta.
Menurut keterangan aparat kepolisian, aksi bom bunuh tersebut tidak ada hubungannya dengan pelantikan Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin 20 Oktober mendatang.
Sasaran yang dituju pelaku bom bunuh diri tersebut adalah mako Polri dan tempat ibadah.
Polri mengungkap adanya upaya aksi bom bunuh diri di Solo, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo mengungkapkan, upaya aksi itu sudah matang direncanakan.
• Cucu Jokowi Paling Tenar Memang Jan Ethes, Kepoin Sedah Mirah Anak Kahiyang, Tak Kalah Menggemaskan!
Bahkan, pengantinnya sudah disiapkan.

"Pengantin bom bunuh diri sudah disiapkan untuk melaksanakan aksi teror," kata Dedi saat dikonfirmasi, Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Dedi juga menyampaikan, kelompok yang merencanakan aksi teror itu adalah dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Namun, aksi itu bisa digagalkan oleh Densus 88 Antiteror.
"JAD yang sudah ditangkap di Yogyakarta dari hasil riksa oleh Tim Densus 88," ujar Dedi.
"Di Yogyakarta suicide bomber juga sudah diamankan, sasarannya mako Polri dan tempat ibadah.
• 7 Orang Terduga Teroris Ditangkap Pada Saat Penggrebekan di 5 Lokasi Berbeda
Demikian juga di Solo, sudah disiapkan suicide bomber-nya juga dengan sasaran yang sama," papar Dedi.
Namun demikian, Dedi menegaskan rangkain rencana upaya aksi tersebut tidak ada hubunganya dengan pelantikan presiden dan wakil presiden 20 Oktober 2019.
Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) Polri menangkap 22 terduga teroris, pascapenusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto.
Semua yang ditangkap polisi diduga terkait kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Puluhan orang itu juga diduga telah berbaiat kepada pemimpin organisasi teroris ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.
• Kronologi Densus 88 Lakukan Penggrebekan Rumah Terduga Teroris, Penggeledahan Sampai 3 Jam
Dua orang dari total 22 terduga teroris merupakan pelaku penusukan Wiranto di Banten, yaitu SA alias AR dan FA.
Penangkapan dilakukan sejak kejadian penusukan Wiranto pada 10 Oktober 2019 hingga hari ini di sejumlah daerah.
Catatan redaksi:
Berita ini telah mengalami perubahan pada bagian isi dan judul. (Kompas.com/ Christoforus Ristianto)