5 Fakta Baru Kerusuhan di Penajam Paser Utara, Situasi Calon Ibu Kota Baru Indonesia Sempat Mencekam
Fakta situasi terkini kerusuhan di calon ibu kota baru Indonesia, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, penyebab hingga situasi sempat mencekam.
TRIBUNMATARAM.COM - Fakta-fakta situasi terkini kerusuhan di calon ibu kota baru Indonesia, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, penyebab hingga situasi sempat mencekam.
Situasi calon ibu kota baru Indonesia, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur sempat mencekam setelah kerusuhan terjadi.
Kerusuhan ini dipicu dengan adanya penikaman pada dua warga Penajam Paser Utara, yakni RN (18) dan CD (19).
Pasca-penikaman yang terjadi di Pantai Nipah-nipah, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), pada Rabu (16/10/2019), yang sebelumnya sempat mencekam saat ini sudah kondisif.
Diketahui dua warga yang ditikam berinisial RN (18) dan CD (19), pada Rabu sekitar pukul 23.00 Wita.
Akibat penikaman tersebut, RN mengalami luka berat dan CD meninggal dunia.
Mereka mencari pelaku hingga membakar sejumlah bangunan kayu di kawasan pelabuhan.
Sementara itu, aparat kepolisian PPU berhasil mengamankan tiga diduga pelaku penikaman.
Berikut ini fakta terkini selengkapnya:
1. Diduga berawal dari bunyi knalpot motor

Mengutip dari Tribun Kaltim di Penajam, Kapolres PPU Sabil Umar melalui Kasat AKP Dian Puspitosari membeberkan, pemicu amukan massa berasal dari kasus penikaman.
Kejadian berawal pada hari Rabu sore korban selesai bermain bola di lapangan futsal yang terletak di Kilometer 3,5 Kelurahan Penajam, Kecamatan Penajam.
Saat korban hendak pulang menggunakan sepeda motor yang dikendarainya, korban memainkan gas atau mengopel gas sepeda motor.
Lalu mengajak korban ketemuan di Pantai Nipah-nipah.
Selanjutnya, sekira Pukul 23.00 Wita korban dan terlapor bersama teman-teman yang masih diselediki jumlahnya ini bertemu di daerah Pantai Nipah-nipah.
• Cerita Pendatang yang Diselamatkan Warga Asli Papua Saat Kerusuhan di Wamena Pecah!
Hingga terjadilah penikaman dengan mengunakan sajam terhadap korban.
"Iya benar terjadi penikaman di Pantai Nipah-nipah, tapi sudah kita tangani," ungkapnya.
2. Polisi amankan tiga pelaku diduga penikaman

Pasca-kejadian tersebut, sambungnya, pihaknya telah mengamankan tiga orang yang diduga terlibat dalam kasus penikaman itu.
Hanya saja cuma satu orang yang melakukan penikaman tersebut dan saat ini sedang dilakukan pemeriksaan.
"Ada tiga orang yang kita amankan setelah mereka kabur ke Balikpapan. Tapi masih kita periksa, hanya satu saja pelaku penikamannya yang lain kita kenakan pasal pembawaan senjata tajam," ujarnya.
3. Sempat mencekam

Seorang warga PPU yang enggan disebutkan berada di lokasi kejadian, menceritakan, hingga pukul 19.00 Wita, kondisi di pelabuhan feri masih mencekam.
Mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) dihadang massa menggunakan senjata tajam saat hendak memadamkan api yang membakar sejumlah bangunan di daerah calon ibu kota negara tersebut.
• Gubernur NTB Kirim Petugas Untuk Bantu Pemulangan Warga dari Kerusuhan di Wamena
Ia mengatakan, sebagian warga mengungsi untuk mencari lokasi aman. Aliran listrik menuju kawasan sekitar juga dipadamkan.
4. Polisi minta masyarakat untuk tidak menyebarluaskan gambar dan video

Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Ade Yaya Suryana meminta masyarakat untuk tidak menyebarluaskan gambar atau video yang sekiranya dapat memperkeruh suasana.
Ia pun berharap, tidak ada upaya-upaya di luar koridor hukum, apalagi melanggar hukum terkait peristiwa tindak pidana yang menewaskan satu orang pemuda ini.
"Pihak kepolisian meminta masyarakat percayakan proses penanganan permasalahan ini. Semua kepada aparat penegak hukum yang berwenang. Mohon kepada seluruh elemen masyarakat untuk sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban," ujarnya.
5. Situasi sudah kondusif
Pasca-penikam yang terjadi di Pantai Nipah-nipah, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sudah mulai kondusif
Sehari sebelumnya, kondisi PPU sempat mencekam, karena keluarga korban tidak terima dengan peristiwa tersebut.
"Kondisi sudah kondusif di lokasi kejadian pasca-kejadian kericuhan di Penajam Paser Utara sejak sore kemarin," ungkap Kapendam Kol Kav Dino Martino dari Kodam VI Mulawarman dikutip dari Tribun Kaltim.
Penulis: (Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton, | Editor Farid Assifa)/TribunKaltim
Penajam Paser Utara & Kutai Kartanegara Terpapar Kabut Asap, Ini Nasib Calon Ibu Kota Baru Indonesia
TRIBUNMATARAM.COM - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Timur ikut mencemari calon ibu kota baru Indonesia, yakni Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
Menanggapi terpaparnya calon ibu kota baru Indonesia, ini penjelasan Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor.
Menurutnya, pihak TNI/Polri telah berusaha semaksimal mungkin untuk memadamkan api di beberapa titik lokasi.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Timur belum bisa teratasi hingga saat ini.
Titik api masih menyebar di semua kabupaten dan kota.
Dua kabupaten yang digadang-gadang sebagai lokasi pemindahan ibu kota negara pun terdampak api, yakni Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara.
• Rincian Ganti Rugi Elvy Sukaesih kepada Pemilik Warung yang Dirusak Anaknya, Tak Sampai Rp 1 Juta
• Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, Ibu Rio Febrian Meninggal Dunia, Sang Penyanyi Ungkap Penyesalan
• Terbaru, Ini Daftar Universitas Terbaik di Dunia Versi THE, Termasuk 6 Kampus dari Indonesia
• Ini Detik-detik Perdamaian Melaney Ricardo dan Elza Syarief yang Berakhir Pelukan Erat
Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor memerintahkan tim gabungan dari dinas terkait dibantu TNI/Polri berusaha memadamkan api di beberapa lokasi.
“Hingga kini tim sedang melakukan pemadaman dan menghalau api biar tidak meluas,” ungkap Isran di Kantor Gubernur Kaltim Samarinda, Senin (16/9/2019).
Berdasarkan laporan yang ia terima, kata Isran, titik api di Kaltim tidak sebanyak di provinsi lain di Pulau Kalimantan, seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, ataupun Kalimantan Selatan sehingga dampak kabut asap yang ditimbulkan pun belum menunjukkan memburuk atau masih kategori aman.
“Justru lebih banyak kita menerima kiriman asap.
Di beberapa kabupaten yang katanya asap menebal mulai menurun.
Kemudian, di beberapa daerah justru tidak terlalu tebal,” kata Isran.
Tebalnya kabut asap di Kaltim dipicu arah angin dari tenggara dan barat daya menuju Kaltim.

Saat ini Isran masih menunggu laporan perkembangan penanganan di lapangan.
Tim gabungan masih bergerak mendeteksi timbul titik api seiring cuaca panas sekaligus upaya pemadaman.
“Kita evaluasi terus. Apakah nanti ditetapkan gawat darurat atau nggak, kita masih menunggu,” tutur Isran.
Sejauh ini, kata Isran, karhutla di Kaltim belum meluas dan masif sehingga tergolong aman dan bisa dikendalikan.
Kendati demikian, di beberapa kabupaten, seperti di Kabupaten Berau, sekolah dasar (SD) sudah meliburkan siswa karena kabut asap.
Dinas pendidikan Berau meliburkan SD hingga tiga hari sejak Senin hingga Rabu (18/9/2019). (Kompas.com/Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton)