Viral Hari Ini
Pengabdian Suyati Wara-wiri Rawat Ibu & Anak Lumpuh, Tak Punya Uang Walau Cuma Beli Pembalut
Suyati mengabdikan hidupnya wara-wiri untuk merawat anak dan ibu kandungnya yang lumpuh.
TRIBUNMATARAM.COM - Suyati mengabdikan hidupnya wara-wiri untuk merawat anak dan ibu kandungnya yang lumpuh.
Namun, karena keterbatasan biaya, Suyati tak mampu memberikan pengobatan pada ibu dan putranya yang lumpuh.
Bahkan, untuk membeli pembalut saja, Suyati tak mampu dan harus memelas pada tetangganya.
Setiap hari, Suyati harus wira-wiri dari rumah ibunya dan juga rumahnya sendiri.
Walaupun tidak jauh, tapi keadaan itu cukup merepotkan sebab dua rumah itu masing-masing dihuni oleh ibu dan anaknya yang menderita kelumpuhan.
Warga Desa Kedung Putri, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur itu harus mengurus ibunya, Mbah Jamini (85).
• Viral Status Anak Jual Ibu Kandung via Facebook Rp 10 Ribu karena Sakit, Bikin Dompet Tipis!
Di rumah yang berukuran 4x6 meter persegi yang terbuat dari kayu dan bambu, Suyati membawakan semangkuk mie instan dan nasi untuk Mbah Jamnini.

Dilansir dari Kompas.com, ruang sempit itu hanya diisi dengan kasur lusuh dan sebuah bangku tua.
Di lantai semen yang sudah retak-retak itu terlihat Mbah Jamini tengah terduduk dan meraba-raba mangkuk yang diberikan oleh Suyati.
“Ibu ini sudah lumpuh dan penglihatannya sudah memburuk. Dia tidak bia membedakan malam sama siang,” ujar Suyati, seperti dikutip dari Kompas.com pada Rabu (16/10/2019).
Usai memberi makan ibunya, wanita 60 tahun itu bergegas ke rumah sederhana yang keadaannya tak jauh berbeda dengan rumah Mbah Jamini.
• Orang Tua Tak Mau Rawat Bayi Mereka yang Tak Miliki Mata, Sasha Selalu Tersenyum Saat Dengar Suara
Di rumah itu, ia tinggal bersama dengan putrinya, Rini Setyo Utami (45) yang juga mengalami kelumpuhan.
Walaupun tak bisa berjalan, namun Rini bisa mandi sendiri.
“Meski lumpuh tapi Rini bisa mandi sendiri. Untuk ke kamar mandi ya ngesot,” ujar Suyati.
Meskipun sama-sama menderita kelumpuhan, Mbah Jamini menolak untuk dirawat bersama cucunya.
Bila dipaksa ditempatkan satu atap dengan Rini, Mbah Jamnini akan merangkak ke rumah yang terletak di belakang.
Demam tinggi
Diceritakan oleh Suyati penyebab kelumpuhan yang dialami oleh anaknya itu.
Semula, Rini terlahir dengan keadaan normal layaknya anak lain.
Tetapi, saat berusia satu bulan, Rini mengalami demam yang sangat tinggi.
Karena jarak dari kediaman Suyati menuju rumah sakit tak memungkinkan untuk ditempuh, akhirnya Rini hanya diperiksakan ke mantri.
Demam yang dialami Rini tak kunjung mereda walaupun sudah disuntik.
Sejak saat itulah, tubuh rini seolah tak memiliki tulang untuk menyangga tubuhnya.
Walaupun demikian, Suyati tetap setia merawat anaknya hingga dewasa.
“Sehari harinya ya hanya nonton tv di kamar," ujar Suyati.
Tak bisa berbuat banyak karena keadaannya, Rini rupanya cukup memahami kondisi perekonomian ibunya yang menjanda.
Rini tak pernah minta hal yang aneh-aneh pada Suyati.
Walaupun terlihat dari bahasa tubuhnya yang ditunjukkan dengan rintihan, Rini memiliki beberapa permintaan.
“Untuk pembalut aja saya tidak bisa belikan. Jadi ya begitu saja, kalau ada kotor dicuci,” ucapnya.
Mengharap belas kasih tetangga
Merawat dua orang lumpuh sekaligus sudah sangat merepotkan bagi Suyati apalagi bila ditambah bekerja.
Dulu, sebelum sakit pinggang, Suyati bekerja serabutan menjadi buruh tani.
Kini, ia hanya bisa mengharap belas kasih kakak Rini yang sudah menikah dan bantuan dari tetangga untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
“Karena pikun, ibu kadang minta makan sampai tujuh kali. Kalau tidak dikasih teriak-teriak,” ujar dia.
Walaupun keadaan Suyati benar-benar memprihatinkan, namun ia tak pernah mendapat bantuan beras miskin dari pemerintah.
Bahkan bantuan untuk anak-anak penyandang disabilitas dari Dinas Sosial Ngawi malah dihentikan sejak dua tahun lalu.
“Saya tidak tahu kenapa kami tidak dapat, justru orang yang rumahnya bagus yang dapat. Saya pernah dipanggil ke kantor, tapi katanya nama saya tidak ada,” kata Suyati.
Kini Suyati hanya bisa pasrah menerima keadaannya yang demikian.
Ia hanya berharap senantiasa diberi kesehatan agar dapat merawat ibu dan anak yang snagat ia cintai itu. (Sosok/
Viral Status Anak Jual Ibu Kandung via Facebook Rp 10 Ribu karena Sakit, 'Bikin Dompet Tipis!'
TRIBUNMATARAM.COM - Sebuah akun bernama Friska Meila Anastasya menjadi perbincangan warganet karena terang-terangan menjual ibu kandungnya seharga Rp 10 ribu.
Dalam status Facebooknya yang viral, Friska Meila Anastasya mengunggah potret ibunya yang tengah terbaring.
Friska blak-blakan mengungkapkan bagi siapa saja yang berminat membeli ibunya bisa datang ke Blitar.
Dalam postingan viralnya di Facebook, Rabu (16/10/2019), Friska mengungkapkan alasannya menjual ibunya yang sakit-sakitan.
"Dijual, ibu penyakitan. Harga 10.000 saja, yang minta silakan datang ke Blitar," tulis Friska Meila Anatasya seperti yang dikutip TribunMataram.com dari postingan Facebooknya yang kini telah hilang.
Melansir postingan pada akun Facebooknya, Friska Meila Anatasya tega menjual sang ibu lantaran kesal memiliki orang tua yang sakit-sakitan.
Tak hanya itu, Friska Meila Anatasya juga menganggap orang tuanya hanya bisa menyusahkan dirinya dan membuat habis isi dompetnya.
Saking kesalnya, ia pun tak segan menuliskan kata-kata kasar yang ditujukan untuk ibunya.

Tak ayal postingan Facebook Friska Meila Anatasya ini viral dan ramai dibicarakan publik Tanah Air.
Tidak sedikit netizen yang mengecam postingan Friska Meila Anatasya tentang orang tuanya.
Friska Meila Anatasya sendiri mengetahui bahwa postingannya di Facebook tersebut viral dan banyak dikecam publik.
Terkait hal ini, Friska Meila Anatasya akhirnya menuliskan status yang berisikan alasan mengapa ia membenci ibunya.
Dalam postingan tersebut, Friska Meila Anatasya mengatakan bahwa ia membenci orang tuanya lantaran ia tak bahagia.

"Klarifikasi tentang post gw yang viral !
Ada sebab kenapa gw benci orangtua, kalau ortu gw becus bikin gw bahagia kek dulu pasti gw ga akan ngelawan,
Dulu sih berguna karena gw disuapin, apa-apa diturutin.
Eh sekarang pas gw udah kerja bukan malah bantu cari duit malah bikin dompet tipis," tulis akun Friska Meila Anastasya.

Bahkan dalam postingan terbarunya, Friska Meila Anatasya menuliskan bahwa orang tuanya tak pantas untuk dihargai.
Setelah postingannya ramai diperbincangkan, akun Friska Meila Anastasya mendadak hilang bak ditelan bumi.
Berdasarkan penulusuran, TribunMataram.com mendapati akun Facebook dengan nama Friska Meila Anastasya sudah tidak bisa ditemukan lagi.
Namun, terdapat sejumlah akun palsu yang membuat akun Facebook dengan nama yang sama.
Dikutip dari Tribun Style dan Surya Malang, status Facebook milik Friska Meila Anatasya ini akhirnya membuat pihak kepolisian Polda Jatim bertindak.
Kapolres Blitar AKBP Budi Hermanto mengatakan kini pihaknya masih berkoordinasi dengan Cyber Crime Polda Jatim dan Mabes Polri untuk mengecek keabsahan akun tersebut.
Postingan yang selama ini tersebar merupakan hasil screenshoot atau tangkapan layar sehingga pihaknya masih mencari pengunggah pertama postingan tersebut.
AKBP Budi Hermanto mengatakan akun bernama Friska Meila Anatasya saat ini diduga telah dihapus.
Namun, pihaknya masih akan terus melakukan penyelidikan lebih lanjut akan postingan tersebut.
Keji Orangtua Kubur Bayi Hidup-hidup dalam Pot, Ditemukan Pasangan Lain yang Hendak Kubur Anaknya
Orangtua nekat kubur hidup-hidup bayinya di dalam sebuah pot, dibungkus sebuah tas.
Seorang bayi yang telah dikubur hidup-hidup oleh orangtuanya di dalam sebuah pot berhasil diselamatkan meski kondisinya kritis.
Bayi tersebut ditemukan ddikubur hidup-hidup dalam sebuah pot lalu dibungkus dengan tas.
Padahal sebelumnya bayi tersebut dikubur hidup-hidup oleh orangtuanya.
Bayi malang berusia tiga hari itu ditemukan di lahan krematorium desa di India Utara.
Melansir dari The Sun pada Selasa (15/10/2019), bayi tersebut dikubur hidup-hidup dalam sebuah pot dan dibungkus dengan tas.
• Cerita di Balik Anak Bongkar Makam Ibu karena Rindu, Kerap Berkeliaran di Kuburan Sambil Bawa Pisau
Bayi yang dijuluki pejuang sejati itu ditemukan oleh pekerja yang tengah menggali kuburan untuk menguburkan anak lain.

Di mana pada saat itu pasangan lain bernama Hitesh dan Vaishali Kumar merasa semakin hancur ketika melihat bayi malang berada di krematorium desa India Utara.
Saat itu, mereka mengaku akan menguburkan puterinya yang baru di lahirkan.
"Istri saya melahirkan anak dan tidak dapat diselamatkan di rumah sakit swasta di daerah Rampur Garden," ungkapnya.
Saat itu, mereka akan memakamkan anak mereka, tiba-tiba saja skop pekerja menambrak sebuah pot yang keras.
Setelah diperiksa, pot tersebut dilapisi sebuah tas.
• Orang Tua Tak Mau Rawat Bayi Mereka yang Tak Miliki Mata, Sasha Selalu Tersenyum Saat Dengar Suara
Setelah membuka tas tersebut, para pekerja menemukan bayi dari dalam pot dan dibungkus dengan tas.
"Ketika mengeluarkan dari tas, bayi tersebut masih hidup dan menangis," jelasnya.
"Pada satu titik kami pikir, bayiku akan kembali hidup, hanya saja suara itu dari tempat lain," tambahnya.
Setelah memahami secara pasti, pasangan tersebut meminta penjaga untuk segera mengeluarkan bayi itu dari tempatnya.
Polisi dan pihak rumah sakit membawa bayi mungil itu ke rumah sakit.
"Kami berusaha menemukan orang tua bayi ini, kami curiga ini terjadi atas dasar persetujuan," ungkap Abhinandan Singh selaku kepala polisi.
• Irish Bella Akhirnya Nyekar ke Makam Bayi Kembarnya, Bagikan Kabar Bahagia, 3 Bulan Lagi
Sementara dokter menyampaikan bahwa bayi prematur biasanya lebih sedikit membutuhkan oksigen.
"Bayi prematur membutuhkan lebih sedikit pasokan oksigen, dia benar-benar berjuang," ucap Dokter Saurabh Anjan.
Dokter juga takjub terhadap bayi yang dianggapnya ajaib itu, meskipun kini kondisi bayi itu mengalami hipotermia.
"Dia saat ini dalam kondisi hipotermia dan terus-menerus menggunakan dukungan oksigen," paparnya.
"Paru-parunya telah terinfeksi dan dia tidak dapat mengambil makanan langsung," tambanhya.
Untuk bertahan hidup, bayi itu telah menggunakan lemak coklat yang dikenal sebagai jaringan Brown Adipose.
Itu adalah jenis lemak tubuh yang berfungsi khusus, dan akan aktif untuk mempertahankan suhu tubuh inti untuk bertahan hidup.
"Dia bertahan meskipun jumlah trombositnya turun menjadi 10 ribu, sedangkan kisaran normal adalah 150 ribu dan bayi ini memiliki karakter pejuang sejati, " ujarnya.
"Kami menyediakan setiap perawatan yang mungkin untuknya," tandasnya.
Sementara pasangan suami istri yang menemukan bayi itu, yang saat itu telah kehilangan puterinya, menyatakan bahwa mereka bersedia mengadopsi anak itu.
"Saya bersedia mengadopsinya dan akan mendekati komite kesejahteraan anak begitu dia benar-benar sembuh dan cukup sehat untuk dibawa pulang," ujarnya. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)