Setelah Mengecor Mayat PNS Kementerian PU, Nopi yang Buron Sempat Pulang Minta Maaf ke Istri & Anak
Nopi sempat menemui istri dan anaknya di rumah untuk meminta maaf karena terlibat dalam pembunuhan Aprianita.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Asytari Fauziah
TRIBUNMATARAM.COM - Setelah menjadi kaki tangan Yudi Tama untuk membunuh Aprianita (5), seorang PNS Kementerian PU Palembang, tukang gali kubur bernama Novari alias Nopi alias Aci sempat pulang ke rumah.
Nopi sempat menemui istri dan anaknya di rumah untuk meminta maaf karena terlibat dalam pembunuhan Aprianita.
Peran Nopi sendiri menjadi tukang gali kubur dan mengecor mayat Aprianita di TPU Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur 2, Palembang.
Hingga kini, tersangka Nopi dan juga anak buahnya, Amir masih buron.
Menurut keterangan anak Nopi, ayahnya sempat pulang usai menguburkan mayat Aprianita.
Kepada wartawan, TG bercerita jika ayahnya sempat pulang ke rumah setelah membunuh korban.
Namun kepulangan tersangka Nopi itu hanya sebentar.
• Korban Menagih Uangnya Dikembalikan, Otak Pembunuhan PNS Kementrian PU Foya-foya Sehari 5 Juta!
Nopi pulang lantaran ingin pamit dan meminta maaf kepada anak istrinya.
"Pada tanggal 20 kemarin, Papa pamit. Minta maaf, sudah melakukan itu.

Tak Sempat Ucap Selamat Tinggal pada keluarga, Ini Kata-kata Terakhir PNS Kementrian PU Palembang yang Ditemukan Tewas Dicor Semen: Ada yang Ingin Ku Omongi Sama Kamu...
"Kami terkejut Papa bilang begitu. Setelah itu Papa pergi," ucap TG, dikutip dari Kompas.com.
Pasca perginya sang ayah yang kini jadi buronan kasus pembunuhan, TG terpaksa menjadi tulang punggung keluarga.
Pemuda yang masih duduk di bangku SMA itu kini menggantikan ayahnya menjadi tukang gali kubur.
Tak tahu keberadaan ayahnya, TG hanya bisa berharap sang ayah untuk pulang dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Adik-adik kangen. Mama juga sekarang lagi sakit-sakitan. Kalau bisa Papa pulang," pungkas TG berharap.
Jenazah PNS Kementerian PU Palembang itu ditemukan telah dicor semen di tempat pemakaman umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur 2, Palembang, pada Jumat (25/10/2019) pada pukul 14.30 WIB.
Dari hasil penyelidikan, kepolisian Polda Sumsel telah memastikan bahwa PNS Kementerian PU Palembang itu merupakan korban pembunuhan.
Mirisnya, salah satu pelaku pembunuhan tak lain dan tak bukan adalah rekan kerja sekantor yang bertahun-tahun duduk di samping korban.
Teman sekantor korban, Yudi Tama (41) telah ditangkap kepolisian.
Aksi pembunuhan Aprianita ini diotaki Yudi lantaran pelaku memiliki utang sebesar Rp 145 juta kepada korban.
Kaki tangan Yudi, Ilyas Kurniawan (26) juga telah diamankan kepolisian lantaran menerima Rp 4 juta untuk membantuk membunuh korban.
Cerita Tragis di Balik Pembunuhan PNS Kementerian PU, Mayatnya Dicor di Makam, Otak Teman Sekantor
Cerita tragis di balik pembunuhan PNS yang mayatnya dicor di TPU Kandang Kawat, Palembang, Sumatera Selatan.
Nyawa Aprianita, seorang PNS Kementerian PU terpaksa melayang di tangan temannya sendiri, Yudi Tama Redianto.
Meski otak pembunuhan Aprianita, Yudi Tama Redianto telah ditangkap, dua pelaku bernama Nopi dan Amir yang juga menjadi kaki tangan pelaku masih buron.
Penemuan jenazah dalam kondisi menggunakan pakaian lengkap di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sumatera Selatan pada Jumat (25/10/2019) sempat membuat masyarakat setempat heboh.
Aprianita (50), PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang yang dilaporkan hilang sejak 9 Oktober 2019 lalu, ternyata telah terbujur kaku di lokasi tersebut dalam kondisi mengenaskan.
• Korban Menagih Uangnya Dikembalikan, Otak Pembunuhan PNS Kementrian PU Foya-foya Sehari 5 Juta!
Bahkan, tubuh korban dicor menggunakan semen dan pasir agar tak diketahui oleh warga.

Belakangan diketahui jika Aprianita dibunuh oleh Yudi Tama Redianto (50) yang tak lain adalah honorer di tempat korban bekerja.
Yudi pun saat ini telah ditangkap Unit Jatanras Polda Sumatera Selatan untuk menjalani pemeriksaan bersama satu rekannya lagi yakni Ilyas (26) yang berperan sebagai eksekutor.
Pengakuan tersangka
Pada 26 Agustus 2019, Yudi menawarkan bisnis berupa jual beli mobil kepada Aprianita.
Saat itu, ia mengaku ada lelang mobil di Jakarta, jenis Toyota Innova tahun 2016.
Mobil tersebut rencananya akan kembali dijual ke Palembang dengan harga tinggi.
Tawaran itu akhirnya membuat korban tergiur dan menerima tawaran dari Yudi.
Uang itu langsung ditransfer korban ke rekening Yudi.

Setelah uang ditransfer, tersangka ini lalu menggunakannya untuk foya-foya dan karaoke bersama dua perempuan.
"Mobil itu tidak ada,uang korban saya gunakan untuk karaoke,"kata Yudi di Polda Sumsel.
Setelah uang habis, korban ternyata tak kunjung melihat mobil seperti yang dijanjikan Yudi. Aprianita menanyakan kepada pelaku dimana mobil yang ia ikuti lelang.
"Akhirnya saya kembalikan uangnya Rp 50 juta kepada korban,"ujar Yudi.
• POPULER Sebelum Bunuh PNS Kementrian PU, Tersangka Tawarkan Minuman Campur Obat Tetes Mata
Sadar menjadi korban penipuan, Aprianita kembali meminta uangnya Rp 35 juta kepada Yudi. Namun, pelaku bingung untuk mencari uang tersebut.
Tersangka akhirnya menjanjikan uang akan dibayar pada sore setelah bekerja.
Akan tetapi, bukan mengambilkan uang yang diminta, Yudi malahan berencana untuk menghabisi nyawa Aprianita agar ia tak lagi dikejar-kejar utang.
"Saya menemui paman saya dan disarankan dibunuh. Akhirnya saya jemput lagi korban di rumah dan membawanya pergi. Di jalan, saya beli air minum dan obat tetes mata. Itu saya berikan ke korban agar lemas. Paman saya yang mengajarkan itu,"kata Yudi.
Aprianita sudah lemas karena terpengaruh obat tetes mata yang ia minum, setelah dicampur oleh Yudi.
Dalam kondisi tak berdaya, korban tersandar di kursi depan, sedangkan Yudi sedang mengemudi.
"Sempat saya tegur. Yuk (kakak),terus korban tak respon,"kata Yudi.
Mengetahui korban sudah lemas, mobil yang dikemudikan Yudi berputar arah untuk menjemput pamannya Nopi (57) dan satu rekannya lagi yakni Ilyas (26).
Tersangka Ilyas pun langsung mengeksekusi korban dengan menjerat lehernya menggunakan tali.
"Tangannya sempat menepak saya. Tapi tidak saya hiraukan, saya terus fokus nyetir mobil. Di belakang ada paman saya dan Ilyas,"ujar tersangka.
Usai membunuh, Ilyas diantar ke kawasan 9 Ilir dan diberikan uang Rp 4 juta. Sedangkan Nopi dan Yudi mengarah ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat untuk menguburkan jenazah korban.
"Yang mengubur paman saya. Dia minta saya siapkan uang Rp 15 juta,"ujarnya.
Saat mengubur jenaazah korban, Nopi mengajak satu temannya yakni Amir. Keduanya diketahui merupakan tukang gali kubur di TPU Kandang Kawat.
Tukang gali kubur diupah Rp 11 Juta
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Supriadi mengatakan, Nopi dan Amir diupah oleh Yudi sebesar Rp 11 juta.
Hal itu terkuak berdasarkan hasil penyelidikan.
"Sementara untuk eksekutor (tersangka Ilyas) diupah Rp 4 juta, oleh pelaku,"kata Supriadi.
Menurut Supriadi, kedua pelaku menguburkan jasad korban tak terlalu dalam yakni sekitar 50 cm.
Untuk menghilangkan jejak, tersangka mengecor permukaan dengan menggunakan semen.
"Setelah dibongkar baru diketahui jika korban dibunuh ke sana,"jelas Supriadi.
Terbitkan DPO, pelaku terancam ditembak di tempat
Daftar Pencarian Orang (DPO) diterbitkan Polda Sumsel untuk memburu Amir dan Nopi yang saat ini telah melarikan diri usai melakukan aksinya.
"Fotonya akan disebar ke polsek-polsek seluruh wilayah," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Supriadi.
Supriadi pun mengimbau Nopi dan Amir untuk segera menyerahkan diri dan menjalani proses hukum.
Namun, jika tidak, petugas akan mengambil tindakan tegas kepada dua orang buronan tersebut.
"Kalau membahayakan petugas bisa tembak di tempat, sesuai prosedur. Kami akan cari sampai dapat. Lebih baik menyerahkan diri,"ujarnya. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)