Pasangan Pemulung Miliki Warung Inspirasi Jadi Salah Satu Tokoh Berpengaruh di Indonesia, Unik!

Sarimin dan istrinya dianggap menginspirasi banyak orang dengan membuat warung makan yang hanya menerima sampah plastik untuk membayar makanan.

Editor: Asytari Fauziah
KOMPAS/GREGORIUS MAGNUS FINESSO
Pasangan Sarimin (dua dari kiri) dan Suyatmi (paling kiri) menimbang sampah plastik dari pemulung yang akan ditukarkan dengan seporsi makan di Kantin Gas Methan, di kompleks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (8/6/2016). Pembelian makanan dengan plastik dilakukan atas inisiatif bersama Unit Pengelola Teknis (UPT) TPA Jatibarang dengan pengelola warung untuk mengurangi beban sampah plastik di TPA yang sulit terurai. Kantin tersebut juga menggunakan bahan bakar gas metana yang diolah dari tumpukan sampah. 

Saat itu, keduanya diprofilkan dalam program bertajuk Indonesia's Game Changers dari CNA.

Program tersebut bercerita tentang seseorang yang dinilai dapat membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat melalui kerja keras dan kreativitas.

Membiayai kuliah kedua anaknya

Sarimin penjual warung makan yang punya konsep unik bayar pakai plastik di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang, Minggu (3/11/2019)
Sarimin penjual warung makan yang punya konsep unik bayar pakai plastik di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang, Minggu (3/11/2019) (KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA)

Sarimin patut bersyukur, selama menekuni aktivitas tersebut, dalam sehari ia mampu mendapatkan keuntungan sebesar Rp 100.000.

Dari penghasilan tersebut, dirinya bisa menyekolahkan kedua anaknya hingga jenjang kuliah.

"Penghasilan yang didapat sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta setiap bulan.

Buat bayar kuliah anak saya. Dua-duanya alhamdulillah bisa kuliah.

Anak pertama sudah lulus dan kerja. Kalau yang kedua kuliah juga sambil bantu-bantu nyopir truk sampah," kata Sarimin yang memiliki dua putra ini.

Dulunya hanya seorang pemulung

Bagi Sarimin, ide membuka warung dan pembelian makanan dengan sampah plastik itu dilakukan bersama Unit Pengelola Teknis (UPT) TPA Jatibarang.

Tujuannya adalah untuk mengurangi beban sampah plastik yang sulit terurai.

Berjalannya waktu, Sarimin dan Suyatmi mengelola warung tersebut hingga menjadi berkah bagi mereka, dan tentunya para pemulung yang mengais rezeki dari sampah.

"Sebelum buka warung ini, dulu tahun 2013 saya dan istri saya cuma pemulung.

Sehari-harinya cari rongsok dan sampah buat sekolahin anak dan kebutuhan hidup. Modal juga enggak punya.

Lalu ketemu Pak Agus dari UPT, akhirnya tercetus ide buka warung ini," kata Sarimin. (Kompas.com/Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Khairina/Michael Hangga Wismabrata)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warung Makan Milik Pasangan Suami Istri Pemulung Ini Jadi Inspirasi, Begini Ceritanya"

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (KOMPAS.com/GHINAN SALMAN)

Tri Rismaharini Beri Reaksi Soal Sampah Ibu Kota, Ini Beda Pengelolaan Sampah di Jakarta & Surabaya

6 perbedaan pengelolaan sampah di Jakarta dan di Surabaya, Tri Rismaharini sampai kaget dan beri komentar begini untuk sampah di Ibu Kota.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved