Berita Terpopuler

POPULER Kapolsek Sampai Berlutut Demi Lindungi Pria Tak Berdaya dari Amukan Massa: Kasihan

Kapolsek Pinrang itu terlihat memohon hingga berlutut kepada warga yang mengamuk dan membawa parang demi melindungi pria tak dikenal di hadapannya.

Penulis: Salma Fenty | Editor: Asytari Fauziah
Sosok.Id
Viral Kapolsek sampai berlutut, teriak kasihan 

TRIBUNMATARAM.COM - Sebuah video viral di Facebook menunjukkan seorang pria mengenakan pakaian polisi berlutut dan memohon di hadapan massa yang mengamuk.

Belakangan terungkap sosok pria berseragam polisi tersebut rupanya seorang Kapolsek Cempa Kabupaten Pinrang.

Kapolsek Pinrang itu terlihat memohon hingga berlutut kepada warga yang mengamuk dan membawa parang demi melindungi pria tak dikenal di hadapannya.

Video tersebut diunggah di Facebook yang kemudian juga diunggah oleh akun Instagram @infotabadaeng.

Dalam video tersebut memperlihatkan kerumunan massa membawa parang dan bambu mengitari tiga orang yang tersungkur di tanah.

Salah satu orang tersebut tergeletak tak berdaya di tengah-tengah pepohonan pisang.

 4 Fakta Penembakan Polisi ke Rekan Kerjanya, Keduanya Luka di Kepala, Dirawat di Rumah Sakit

Sedang dua orang lainnya berlutut di depan dan belakang orang yang tergeletak tersebut.

Kapolsek bersimpuh memohon warga tak main hakim sendiri
Kapolsek bersimpuh memohon warga tak main hakim sendiri (Facebook)

Yang menjadi perhatian adalah seorang yang berlutut tersebut terlihat memakai seragam anggota kepolisian.

Dengan berlutut di tengah kerumunan warga yang mengepung dan membawa senjata tajam seperti parang.

Pria berseragam polisi tersebut bersujud dan memohon kepada kerumunan massa untuk tidak melakukan tindakan brutal.

"Aja Pak, Aja, Kasi!!! (Jangan Pak Jangan, Kasian)" Dengan tangan menyembah sambil berteriak memohon, orang yang diduga Kapolsek tersebut berlutut di hadapan massa.

 Debat Sampai Emosi dan Tembak Rekannya Polisi Ini Panik Arahkan Pistol ke Kepala, Ini Kronologinya

Sejumlah warga berdatangan dengan membawa parang dan balok dan hendak menghabisi nyawa pria yang telah tergeletak tak bernyawa di tengah-tengah pohon pisang tersebut.

Namun, pria berseragam polisi yang diduga adalah Kapolsek Cempa di Pinrang itu menghalangi niat warga yang akan berbuat anarkis yang mungkin akan menghilangkan nyawa seseorang.

Sosok polisi tersebut diduga adalah Iptu Akbar, anggota polisi sekaligus Kapolsek Cempa.

Dalam keterangan unggahan bahkan menuliskan aksi Kapolsek tersebut mendapat sorotan dan pujian dari berbagai pihak.

"Aksi seorang polisi menghentikan tindak brutal massa di Pinrang menuai simpati banyak masyarakat.

Video anggota polisi yang diketahui merupakan Kapolsek Cempa Kabupaten Pinrang tersebut viral di media sosial.

Dari video yang beredar, terlihat aksi dilakukan di sebuah kebun, dan terdapat tanaman pohon pisang.

Sejumlah massa datang dengan membawa parang dan balok hendak menghabisi seorang pria yang berlindung di pohong pisang tersebut.

Namun, anggota polisi yang diketahui bernama Iptu Akbar yang merupakan Kapolsek Cempa, bermaksud melerai dan membujuk massa untuk menghentikan aksinya.

“Aja pak, aja kasi (jangan pak, jangan kasihan),” begitu suara yang terekam dalam video tersebut.

Iptu Akbar terlihat rela duduk bersimpuh dengan cakupan tangan untuk memohon kepada massa untuk tidak main hakim sendiri.

Lalu, beberapa dari orang-orang tersebut ikut mendukung Iptu Akbar untuk tidak melakukan perbuatan brutal.

Dalam postingan Humas Polri menyampaikan bahwa aksi Iptu Akbar tersebut mendapat sambutan banyak pihak.

Salah satunya tokoh pemuda, Muhammad Nur, yang mengaku salut dan simpatik terhadap sang kapolsek.

“Beliau seorang Perwira Kepolisian dengan jabatan Kapolsek, tetapi rela bersimpuh memohon belas kasih warga demi menyelamatkan nyawa seorang pekerja tambang yang sudah terluka terkapar tak berdaya dari amuk massa. Kami salut dan simpatik atas tindakan beliau, dan hal seperti inilah yang perlu mendapatkan atensi penghargaan dari Pimpinan Polri,” kata Muhammad Nur, salah seorang tokoh Pemuda Pinrang yang juga menjabat sebagai salah satu wakil ketua di organisasi Pemuda Muhammadiyah Cabang Pinrang, Jum'at 8 November 2019."

Toko Marmo yang menjadi lokasi penangkapan AE di Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat
Toko Marmo yang menjadi lokasi penangkapan AE di Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat (TribunMataram Kolase/ Instagram @makassar_iinfo/)

Trauma Tukang Bakso Korban Salah Tangkap Polisi, Niat Numpang WiFi Malah Nyaris Berujung Jeruji Besi

Belakangan ini media sosial dihebohkan dengan sebuah video yang menunjukkan rekaman CCTV di mana seorang pria mendadak diamankan oleh aparat kepolisian saat tengah bermain hp di sebuah toko.

Rupanya, pria tersebut adalah AG alias Ade Gunawan, tukang bakso yang jadi korban salah tangkap polisi karena dituduh mengedarkan narkoba.

Padahal, saat itu, AG hanya menumpang WiFi gratis dari toko di mana ia berada untuk menikmati media sosial, berikut kisah selengkapnya.

Selasa (5/11/2010) lalu merupakan hari yang tak akan pernah dilupakan di kehidupan AG alias Ade Gunawan.

Peristiwa yang menimpanya saat itu seolah menjadi pengalaman yang paling buruk selama bertahun-tahun merantau ke Jakarta.

 Viral Seorang PNS Buat Penggalangan Dana untuk Pernikahan, Targetnya Capai Ratusan Juta!

Saat ditemui di Polsek Cengkareng, tubuhnya masih kaku ketika bertemu aparat kepolisian. Bahkan, ketika berbicara, Ade pun masih terbata-bata saking takutnya.

Toko Marmo yang menjadi lokasi penangkapan AE di Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat(KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR)
Toko Marmo yang menjadi lokasi penangkapan AE di Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat(KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR) ( )

Di tengah rasa takutnya, Ade, seorang pedagang bakso ini menceritakan pengalaman pahit yang ia alami.

Pada Selasa tengah malam sekitar pukul 23.00 WIB, Ade tengah beristirahat sejenak seusai berjualan bakso seharian.

Memang keadaan saat ia duduk terasa sepi. Tak ada orang yang berlalu lalang di kawasan itu.

Namun, sudah menjadi kebiasaan Ade duduk santai di depan warung Marmo di Perumahan Mutiara Taman Palm Blok B, Kelurahan Cengkareng Barat sambil memainkan layar ponselnya setiap malam.

 POPULER Viral Rumah Berlapis Emas Tahan Tsunami & Gempa Milik Kakak Abdee Slank, Dibangun 10 Tahun

Dia sengaja duduk di sana untuk menikmati wifi gratis dari warung Marmo. Mulai dari download beberapa film hingga bermain games.

Ketika dirinya tengah santai-santai download film, tiba-tiba saja ia disergap dan ditodong senjata laras panjang tepat di wajahnya.

Sontak ia pun tambah kaget ketika tangannya diikat dan diborgol oleh polisi. Pasalnya kejadian yang dialaminya baru dilihatnya di film-film drama.

"Mana barang kamu? Ini barang kamu kan?" kata Ade menirukan suara polisi.

"Tidak Pak, bukan Pak. Bukan punya saya Pak, saya cuma numpang wifi Pak," ucap Ade seraya memohon ampun.

Ade pun tak tahu apa yang ia lakukan kala itu sampai disergap oleh polisi.

Bahkan, ia telah menjawab sejujur-jujurnya pertanyaan polisi padanya tentang bungkus rokok berisi narkoba yang saat itu berada dekat tempat ia duduk.

 Rumah Berlapis Emas Kakak Abdee Slank Viral, Dibangun 10 Tahun, Kokoh Diterpa Tsunami & Gempa Palu

"Bukan barang saya Pak, saya cuma main handphone," begitu lagi-lagi diungkapkan Ade.

Meski telah berkata jujur dan memohon ampun, nyatanya Ade tetap dibawa ke Polsek Cengkareng menggunakan mobil polisi.

Sesampainya di Polsek Cengkareng, ia pun lagi-lagi diinterogasi oleh polisi. Ia dicecar sejumlah pertanyaan seputar kasus narkoba.

Ade juga dikonfrontasi dengan dua terduga tersangka yang sebelumnya telah diamankan.

"Saya tidak kenal mereka," ujar AG menirukan ucapannya kala interogasi.

Setelah seluruh proses interogasi selesai. Ia pun tes urine dan ponselnya diperiksa.

"Ponsel saya diperiksa, orang isinya keluarga sama temen saya aja," ucap Ade.

Alhasil, Ade terbukti tak menggunakan dan tak terlibat dengan barang haram itu. Akhirnya, ia pun dibebaskan kurang dari 1 X 24 jam.

Setelah itu, kepada awak media, Ade mengaku tak tahu menahu kalau video penangkapannya viral di media sosial. Sebab setelah kejadian itu, ia jarang membuka ponselnya.

"Saya saja tidak tahu kalau ternyata saya saat ini tengah viral akibat insiden itu yang terekam CCTV, saya baru dikasih tahu karena saya juga sedang lagi tidak pegang ponsel dulu sekarang-sekarang ini, masih syok aja," kata Ade.

Trauma setelah penangkapan

Ternyata kejadian yang menimpanya membuat pedagang bakso itu trauma. Sebab ini ialah kali pertamanya ia terlibat dengan kepolisian.

Pascakejadian itu, ia pun masih takut menjajakan baksonya lagi. Lokasi dagang baksonya berdekatan dengan tempat dia ditangkap.

Bahkan, untuk numpang wifi di warung itu pun ia tak berani pasca kejadian itu.

Dia kini hanya mengurung diri di kontrakannya di Jalan Lingkungan III, Tegal Alur, Jakarta Barat. Dia tinggal bersama istrinya yang sedang hamil.

Ade menutup rapat pintu kontrakannya untuk melupakan kejadian sial yang ia alami saat itu.

Namun, kejadian pahit yang ia hendak ingin lupakan malah terkadang diingatkan lagi oleh tetangga-tetangganya.

"Jika keluar kontrakan ditanya-tanya orang, yang tadinya sudah mau melupakan traumanya malah ditanya kembali," ujar AE.

Terbenak dalam hatinya untuk pulang ke kampung halamannya yang ada di Kuningan, Jawa Barat.

Namun, apalah daya ia tak punya banyak uang untuk pulang ke kampung halamannya.

"Kalau dibilang mau pulang kampung ya mau, cuma belum ada uangnya. Saya aja belum jualan lagi," kata Ade.

Ade pun belum memastikan kapan dirinya berani untuk berjualan lagi dan menjalani aktivitasnya seperti biasa. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)

Sumber: Tribun Mataram
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved