Viral Hari Ini
Fakta Baru 25 Makam di Tasikmalaya Dibongkar Misterius, Pelaku Hanya Ambil Tanah di Bawah Nisan
Terungkap fakta baru di balik terbongkarnya 25 makam di Tasikmalaya secara misterius, pelaku hanya mengambil tanah di bawah nisan.
TRIBUNMATARAM.COM - Terungkap fakta baru di balik terbongkarnya 25 makam di Tasikmalaya secara misterius, pelaku hanya mengambil tanah di bawah nisan.
Viral 25 makam di Tasikmalaya digali orang tak dikenal, fakta baru pun ditemukan.
Pelaku penggalian 25 makam di Tasikmalaya terbukti tidak mengambil jenazah maupun kerangka.
Babinsa Desa Pakemitan Koramil 1218 Cikatomas Sersan Satu Dwi Bakti mengatakan, pembongkaran beberapa makam yang digali orang tidak dikenal diketahui hanya mengambil tanah di bawah batu nisan.
Hasil pemeriksaan seluruh makam tak ditemukan bagian jenazah yang hilang.

Kuburan yang digali kondisinya sudah tertembok dan merupakan kuburan lama.
"Kami bersama anggota Polsek dibantu warga dan penggali makam melakukan pengecekan hingga ditemukan 25 kuburan telah dibongkar secara acak tanpa dirapikan kembali.
• 25 Makam di Tasikmalaya Dibongkar Orang Tak Dikenal secara Misterius, Tengkorak & Kerangka Utuh
Akan tetapi, temuan tersebut telah dilaporkan pada pimpinan saya yakni Komandan Distrik Militer (Kodim) 0612 Tasikmalaya termasuk Polres Tasikmalaya," jelas Dwi, Rabu (13/11/2019).
Sebelumnya, pembongkaran puluhan kuburan di TPU Desa Pakemitan, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, pertama kali diketahui oleh salah seorang penjaga kuburan, Anda Juanda (54).
Menurutnya, ada beberapa orang peziarah yang melaporkan kepada dirinya bahwa ada banyak kuburan yang dibongkar pada Jumat pagi.
"Kami menerima laporan dari warga, setelah dicek di lokasi menemukan 25 makam dalam kondisi sudah terbuka pada bagian di bawah batu nisan.
Namun, pembongkaran itu diduga hanya membawa tanah kuburan yang ada di dalam karena semua makam dilakukan secara acak," katanya.
Pembongkaran 25 kuburan di TPU Pakemitan bukan kali pertama terjadi tapi beberapa pekan sebelum digelar pemilihan kepala desa (Pilkades).
• Sudah 3 Hari Meninggal, Jenazah Remaja Ini Malah Ditaruh di Kantor Wali Kota Tak Kunjung Dimakamkan
Sebelum kejadian itu, sebanyak lima makam juga ditemukan terbuka dalam kondisi serupa dan ditemukan sama, Jumat pagi.
Pembongkaran makam yang dilakukan para pelaku diperkirakan pada Kamis malam atau malam Jumat.
"Makam yang dibongkar di bawah bagian batu nisan terbuka dengan lebar 10 senti dan kedalaman 50 senti.
Diduga penggalian itu hanya mengambil tanah saja namun tidak ada jenazah atau kerangka yang hilang di dalam kuburan itu," ujarnya.
• Suasana Pemakaman Alfin Lestaluhu, Ribuan Warga Maluku Mengantar, Air Mata Keluarga Tumpah di Pusara
Sampai saat ini Polres Tasikmalaya telah membentuk tim khusus untuk membongkar kasus tersebut. (Kompas.com/ Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha)
25 Makam di Tasikmalaya Dibongkar Orang Tak Dikenal secara Misterius, Tengkorak & Kerangka Utuh
TRIBUNMATARAM.COM - 25 makam di Tasikmalaya dibongkar orang tak dikenal secara misterius, tengkorak dan kerangka masih utuh.
Warga sekitar TPU Kampung Pakemitan II, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya digegerkan dengan dibongkarnya 25 makam secara misterius.
Tepat di bagian bawah nisa, 25 makam tersebut digali menggunakan tangan sedalam 50 cm.
Sebanyak 25 makam di Tempat Pemakaman Umum Kampung Pakemitan II, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dibongkar orang tidak dikenal.
Seorang warga juga penggali makam setempat, Anda Juanda (54) mengatakan, makam yang rusak pertama kali diketahui oleh warga yang akan berziarah pada Jumat (8/11/2019) pagi.
• Sudah 3 Hari Meninggal, Jenazah Remaja Ini Malah Ditaruh di Kantor Wali Kota Tak Kunjung Dimakamkan
"Saat dicek ada 25 makam yang terbuka," ujar Anda, mengutip Antaranews, Senin (11/11/2019).
Anda mengatakan, makam yang rusak itu seperti sengaja digali dengan menggunakan tangan dengan kedalaman tanah bekas galian sekitar 50 sentimeter.
Makam yang dibongkar itu hanya terbuka pada bagian bawah batu nisan masing-masing makam. Sementara jenazah atau tengkoraknya tidak hilang.
"Jenazah dan kerangkanya tidak ada yang hilang, hanya rusak bagian bawah nisan saja," kata dia
• Cerita Tragis di Balik Pembunuhan PNS Kementerian PU, Mayatnya Dicor di Makam, Otak Teman Sekantor
Ia mengungkapkan, temuan makam rusak bukan yang pertama kali terjadi. Sebelum pemilihan kepala desa (pilkades) ada dua makam yang ditemukan rusak.
Hingga kini belum diketahui siapa yang melakukan pembongkaran makam itu.
• 39 Tahun Setia Ziarahi Nenek, Pria Ini Kaget Bukan Main saat Makam Dibongkar, Isinya Bukan Jenazah!
Saat ini masyarakat dan keluarga ahli waris secara gotong royong memperbaiki makam yang rusak. (Kompas.com/*)
Cerita Tragis di Balik Pembunuhan PNS Kementerian PU, Mayatnya Dicor di Makam, Otak Teman Sekantor
TRIBUNMATARAM.COM - Cerita tragis di balik pembunuhan PNS yang mayatnya dicor di TPU Kandang Kawat, Palembang, Sumatera Selatan.
Nyawa Aprianita, seorang PNS Kementerian PU terpaksa melayang di tangan temannya sendiri, Yudi Tama Redianto.
Meski otak pembunuhan Aprianita, Yudi Tama Redianto telah ditangkap, dua pelaku bernama Nopi dan Amir yang juga menjadi kaki tangan pelaku masih buron.
Penemuan jenazah dalam kondisi menggunakan pakaian lengkap di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sumatera Selatan pada Jumat (25/10/2019) sempat membuat masyarakat setempat heboh.
Aprianita (50), PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang yang dilaporkan hilang sejak 9 Oktober 2019 lalu, ternyata telah terbujur kaku di lokasi tersebut dalam kondisi mengenaskan.
• Korban Menagih Uangnya Dikembalikan, Otak Pembunuhan PNS Kementrian PU Foya-foya Sehari 5 Juta!
Bahkan, tubuh korban dicor menggunakan semen dan pasir agar tak diketahui oleh warga.

Belakangan diketahui jika Aprianita dibunuh oleh Yudi Tama Redianto (50) yang tak lain adalah honorer di tempat korban bekerja.
Yudi pun saat ini telah ditangkap Unit Jatanras Polda Sumatera Selatan untuk menjalani pemeriksaan bersama satu rekannya lagi yakni Ilyas (26) yang berperan sebagai eksekutor.
Pengakuan tersangka
Pada 26 Agustus 2019, Yudi menawarkan bisnis berupa jual beli mobil kepada Aprianita.
Saat itu, ia mengaku ada lelang mobil di Jakarta, jenis Toyota Innova tahun 2016.
Mobil tersebut rencananya akan kembali dijual ke Palembang dengan harga tinggi.
Tawaran itu akhirnya membuat korban tergiur dan menerima tawaran dari Yudi.
Uang itu langsung ditransfer korban ke rekening Yudi.

Setelah uang ditransfer, tersangka ini lalu menggunakannya untuk foya-foya dan karaoke bersama dua perempuan.
"Mobil itu tidak ada,uang korban saya gunakan untuk karaoke,"kata Yudi di Polda Sumsel.
Setelah uang habis, korban ternyata tak kunjung melihat mobil seperti yang dijanjikan Yudi. Aprianita menanyakan kepada pelaku dimana mobil yang ia ikuti lelang.
"Akhirnya saya kembalikan uangnya Rp 50 juta kepada korban,"ujar Yudi.
• POPULER Sebelum Bunuh PNS Kementrian PU, Tersangka Tawarkan Minuman Campur Obat Tetes Mata
Sadar menjadi korban penipuan, Aprianita kembali meminta uangnya Rp 35 juta kepada Yudi. Namun, pelaku bingung untuk mencari uang tersebut.
Tersangka akhirnya menjanjikan uang akan dibayar pada sore setelah bekerja.
Akan tetapi, bukan mengambilkan uang yang diminta, Yudi malahan berencana untuk menghabisi nyawa Aprianita agar ia tak lagi dikejar-kejar utang.
"Saya menemui paman saya dan disarankan dibunuh. Akhirnya saya jemput lagi korban di rumah dan membawanya pergi. Di jalan, saya beli air minum dan obat tetes mata. Itu saya berikan ke korban agar lemas. Paman saya yang mengajarkan itu,"kata Yudi.
Aprianita sudah lemas karena terpengaruh obat tetes mata yang ia minum, setelah dicampur oleh Yudi.
Dalam kondisi tak berdaya, korban tersandar di kursi depan, sedangkan Yudi sedang mengemudi.
"Sempat saya tegur. Yuk (kakak),terus korban tak respon,"kata Yudi.
Mengetahui korban sudah lemas, mobil yang dikemudikan Yudi berputar arah untuk menjemput pamannya Nopi (57) dan satu rekannya lagi yakni Ilyas (26).
Tersangka Ilyas pun langsung mengeksekusi korban dengan menjerat lehernya menggunakan tali.
"Tangannya sempat menepak saya. Tapi tidak saya hiraukan, saya terus fokus nyetir mobil. Di belakang ada paman saya dan Ilyas,"ujar tersangka.
Usai membunuh, Ilyas diantar ke kawasan 9 Ilir dan diberikan uang Rp 4 juta. Sedangkan Nopi dan Yudi mengarah ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat untuk menguburkan jenazah korban.
"Yang mengubur paman saya. Dia minta saya siapkan uang Rp 15 juta,"ujarnya.
Saat mengubur jenaazah korban, Nopi mengajak satu temannya yakni Amir. Keduanya diketahui merupakan tukang gali kubur di TPU Kandang Kawat.
Tukang gali kubur diupah Rp 11 Juta
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Supriadi mengatakan, Nopi dan Amir diupah oleh Yudi sebesar Rp 11 juta.
Hal itu terkuak berdasarkan hasil penyelidikan.
"Sementara untuk eksekutor (tersangka Ilyas) diupah Rp 4 juta, oleh pelaku,"kata Supriadi.
Menurut Supriadi, kedua pelaku menguburkan jasad korban tak terlalu dalam yakni sekitar 50 cm.
Untuk menghilangkan jejak, tersangka mengecor permukaan dengan menggunakan semen.
"Setelah dibongkar baru diketahui jika korban dibunuh ke sana,"jelas Supriadi.
Terbitkan DPO, pelaku terancam ditembak di tempat
Daftar Pencarian Orang (DPO) diterbitkan Polda Sumsel untuk memburu Amir dan Nopi yang saat ini telah melarikan diri usai melakukan aksinya.
"Fotonya akan disebar ke polsek-polsek seluruh wilayah," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Supriadi.
Supriadi pun mengimbau Nopi dan Amir untuk segera menyerahkan diri dan menjalani proses hukum.
Namun, jika tidak, petugas akan mengambil tindakan tegas kepada dua orang buronan tersebut.
"Kalau membahayakan petugas bisa tembak di tempat, sesuai prosedur. Kami akan cari sampai dapat. Lebih baik menyerahkan diri,"ujarnya. (Kompas.com/ Kontributor Palembang, Aji YK Putra)