Bom di Mapolrestabes Medan
Penyesalan Terdalam Rudi, 3 Anaknya Diduga Terkait Bom Bunuh Diri Medan, 'Ngaji Bagus Kok Kaya Gini'
Penyesalan terdalam Rudi Suharto (52) kala ketiga anaknya diduga terkait bom bunuh diri di Mapolrestabes, Medan.
"Saya ajak ke rumah Kepling karena kepling yang cari informasi. Cemana lah kok sampai kek gini kalian," katanya.
Sekitar 20 menit di rumah Kepling, polisi datang kemudian membawa Aris dan Fadli.
"Memang tak saya kasih lari mereka. Harus kalian tanggung jawab karena walaupun lari kalian, pasti akan dicari lagi. Waktu saya bilang gitu (Aris dan Fadli) diam saja," katanya.
Sementara Andri (25), anak keduanya, diduga melarikan diri pada Rabu malam. Saat itu Rudi yang ada di belakang rumah melihat Andi mengambil baju dan pergi. Ia mengira Andri pergi ke tambak.
"Rencananya mau saya bilangin. Tapi tak lama dia pigi keluar. Habis itu tak pulang-pulang. Kalau si abang masih di kolam. Kawannya pun datang, kemungkinan mau ngajak lari karena dia lari juga," katanya.
Sejak saat itu, Rudi tidak lagi melihat anak kedunya.
Ia mengaku sedih karena tiga anaknya terlibat bom di Mapolrestabes Medan.
Rudi memiliki lima orang anak. Yang tidak terlibat peritiwa itu hanya anak sulung dan anak bungsunya.
"Kalau sedih ya sedihlah. Kalau salah ya dihukum, kalau tak salah ya jangan dihukumlah. Saya bilang, kok gini kalian. Bapak kan nyuruh ngaji bagus-bagus, masak kayak gini, kami enggak tahu katanya," ungkapnya.
Tetangga diduga ikut terlibat

Syafri, tetangga Rudi Suharto, juga terlibat dalam bom bunuh diri Mapolrestabes Medan. Rumah Syafri dan Rudi hanya berjarak 100 meter.
Menurut keterangan Djuhadi (75), Syafri jarang terlihat berkomunikasi dengan tiga anak Rudi Suharto yang terlibat bom bunuh diri di Mapolrestabes Medam.
Sejak empat tahun lalu, Syafri dan keluarganya sering menggelar pengajian secara tertutup di rumahnya.
Ada 10-20 orang yang datang. Ia menyebutkan, para tamu yang datang ada orang luar desa.
Awalnya mereka di luar rumah, kemudian masuk ke dalam rumah dan pintunya ditutup.