Kesaksian Warga saat Penangkapan Terduga Teroris Cilacap, 4 Orang Asing Selalu Tanya Soal Merpati
Sebelum rumah S digeledah, warga sudah mendapati gelagat tak biasa dari empat orang asing yang selalu menanyakan soal burung merpati.
Ia mengaku sedih karena tiga anaknya terlibat bom di Mapolrestabes Medan.
Rudi memiliki lima orang anak. Yang tidak terlibat peritiwa itu hanya anak sulung dan anak bungsunya.
"Kalau sedih ya sedihlah. Kalau salah ya dihukum, kalau tak salah ya jangan dihukumlah. Saya bilang, kok gini kalian. Bapak kan nyuruh ngaji bagus-bagus, masak kayak gini, kami enggak tahu katanya," ungkapnya.
Tetangga diduga ikut terlibat

Syafri, tetangga Rudi Suharto, juga terlibat dalam bom bunuh diri Mapolrestabes Medan. Rumah Syafri dan Rudi hanya berjarak 100 meter.
Menurut keterangan Djuhadi (75), Syafri jarang terlihat berkomunikasi dengan tiga anak Rudi Suharto yang terlibat bom bunuh diri di Mapolrestabes Medam.
Sejak empat tahun lalu, Syafri dan keluarganya sering menggelar pengajian secara tertutup di rumahnya.
Ada 10-20 orang yang datang. Ia menyebutkan, para tamu yang datang ada orang luar desa.
Awalnya mereka di luar rumah, kemudian masuk ke dalam rumah dan pintunya ditutup.
Aktivitas tersebut membuat warga resah. Keresahan masyarakat karena keluarga itu tidak mau bergaul.
Bahkan warga juga melarang mereka beribadah di masjid di tempat tersebut yang jaraknya hanya sekitar 50 meter.
"Karena sudah lain pengajiannya. Orang di sini sudah dianggapnya tak ada saja. Di luar kelompok itu dianggapnya kafir," katanya.
Rumah tersebut adalah milik Syamsudin alias Iwan, mertua Syafri yang saat ini sudah pindah ke Bengkulu. Di rumah tersebut Syafri tinggal bersama Ainun, istrinya, dan dua anaknya yang masih kecil.
Djuhadi mengaku terakhir kali melihat Syafri meninggalkan rumah pada Rabu (13//11/2019) sore.
Saat itu Syafri berboncengan dengan rekannya menggunakan dua sepeda motor.
Geledah tiga rumah di Belawan

Pada Jumat (15/11/2019), tim gabungan dari Polda Sumatera Utara, Polrestabes Medan, dan Polres Pelabuhan Belawan dibantu tim Densus 88 Mabes Polri menggeledah tiga rumah di Lingkungan 20 Kampung Sentosa Barat, Jalan Tambak, Kelurahan Sicanang (Canang Kering), Kecamatan Medan Belawan.
Penggeledahan dilakukan sejak pukul 14.30 WIB hingga malam. Seorang perempuan dibawa oleh polisi.
Kepala Lingkungan 20, Jihadun Akbar, mengatakan, rumah pertama yang diperiksa adalah rumah Syamsudin alias Iwan, mertua Syafri.
Lalu rumah Rudi Suharto dan rumah Anto. Rumah Anto berada di belakang rumah Syamsudin.
Jihadun mengatakan, rumah yang paling sering digunakan kumpul-kumpul adalah rumah Syamsudin.
"Paling sering di rumah Syamsuddin ini yang ada kumpul-kumpul hampir tiap hari. Syamsudin tidak tinggal di situ. Yang tinggal anaknya (Syafri dan istrinya)," katanya.
Jihadun bercerita, sejak lama warga menaruh curiga pada kegiatan mereka sehingga warga ikut memantau aktivitas mereka.
"Keresahan masyarakat karena mereka sering kumpul sampai larut malam di atas jam 12 malam. Kadang ada yang pulang dan menginap," katanya.
Jihadun menambahkan, aktivitas seperti itu sudah dijalankan Syamsudin sejak 2013, kemudian dilanjutkan oleh anaknya.
Sepengetahuannya, kelompok pengajian orangtuanya dulu bernama Jamiatul Insani.
"Yang ikut di pengajian itu, warga dari luar. Mereka pengajian atau kumpul sampai tengah malam. Tapi, mereka tertutup dan saat kita datang mereka diam," katanya.
Saat ditanya, si pembawa barang tersebut hanya diam sambil terus berlalu.
Pada pukul 19.00 WIB, tim gabungan itu mulai meninggalkan lokasi dan garis polisi di rumah tersebut juga sudah dilepas.
Seketika warga berkerumun semakin mendekat.
Jumat malam, beberapa aparat kepolisian terlihat masih berjaga di lokasi tersebut.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor : Aprillia Ika)