Viral Hrai Ini

Selalu Terngiang Kata-kata Sang Anak, Kakek 85 Tahun Sukses Selesaikan S1 dengan Predikat Cumlaude

Usia senja tak menghalangi semangat La Ode Muhamad Sidik, seorang kakek 85 tahun untuk menyelesaikan studi S1-nya.

(DEFRIATNO NEKE)
La Ode Muhamad Sidik, seorang kakek usia 85 tahun di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, berhasil menyelesaikan kuliahnya program strata S1 dan menjadi peserta wisudawan dengan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,5. 

TRIBUNMATARAM.COM - Usia senja tak menghalangi semangat La Ode Muhamad Sidik, seorang kakek 85 tahun untuk menyelesaikan studi S1-nya.

Berkat kata-kata anaknya, La Ode Muhamad Sidik akhirnya meraih gelar sarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universtas Muhammadiyah Buton, Sulawesi Tenggara.

Bukan tanpa alasan, La Ode Muhamad Sidik berhasil lulus dengan predikat terbaik karena selalu terngiang apa yang dikatakan sang anak kepadanya.

Di dunia pendidikan, untuk mendapat ilmu tidak memandang semua usia, hanya tinggal kemaun dan keinginan diri kita sendiri bagaimana mau mendapatkannya.

Hal inilah yang dijalani La ode Muhamad Sidik, kakek berusia 85 tahun di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

Viral Istri Sah Labrak Pelakor yang Wisuda Pakai Karangan Bunga Dari Istri yang Kau Goda Suaminya

Meskipun usianya telah senja, tak menyurutkan semangatnya untuk menyelesaikan kuliah program strata 1 (S1) di sebuah perguruan tinggi.

La Ode Muhamad Sidik, seorang kakek usia 85 tahun di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, berhasil menyelesaikan kuliahnya program strata S1 dan menjadi peserta wisudawan dengan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,5.(DEFRIATNO NEKE)
La Ode Muhamad Sidik, seorang kakek usia 85 tahun di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, berhasil menyelesaikan kuliahnya program strata S1 dan menjadi peserta wisudawan dengan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,5.(DEFRIATNO NEKE) ( )

Dan ternyata, hasil dan kerja kerasnya pun membuahkan hasil, setelah masuk kuliah di Universitas Muhamadiyah Buton pada tahun 2012, di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia.

Akhirnya, La Ode berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan judul skripsi "Mengkaji Sastra Indonesia dalam Puisi Wolio Buton". Bahkan ia pun mendapat indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,5.

“Pertama lega sekali perasaan, tapi di samping itu saya sudah di usia lanjut, tapi perasaan itu senang,” katanya saat ditemui di rumahnya, di Kelurahan Wameo, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau, Senin (18/11/2019) siang.

Saat kuliah, kakek yang sudah memiliki 15 cucu dan tiga orang cicit ini pun tidak minder dan merasa malu menjalani kuliah dalam satu kelas bersama anak mahasiswa dengan umur terpaut jauh darinya.

Anak Meninggal sebelum Wisuda, Ayah Syahrul Menangis Terima Ijazah, Rektor Turut Berlinang Air Mata

Tak hanya itu, dosen yang selama ini mengajarinya merupakan anak didiknya waktu SMP.

“Memang saya gurunya, tapi saya menjaga wibawa mereka. Jadi dalam dialog ala kadarnya saja supaya teman mahasiswa yang muda tidak ada pikiran yang tidak sehat,” ujarnya.

Anak jadi motivasi

Ternyata, di balik keberhasilan La Ode menyelesaikan kuliahnya, ada motivasi dari almarhum anak pertamanya yang mengatakan bahwa kuliah jangan hanya sampai diploma tiga (D3).

Motivasi dari anaknnya itulah yang membuat La Ode pun bersemangat untuk menyelesaikan kuliahnya, meskipun di usia yang sudah tak muda lagi.

“Motivasi saya kuliah karena anak-anak saya, anak saya yang pertama almarhum yang mengatakan jangan hanya sampai diploma tiga. Saya bilang bisa saja asal diterima, jadi anak saya yang mengurusnya (masuk perguruan tinggi),” kenangnya waktu itu.

Sementara itu, putri kedua La Ode Muhamad Sidik, Wa Ode Ronawati, mengaku sangat bangga atas keberhasilan ayahnya yang bisa menyelesaikan kuliah.

Putri Tewas Tertabrak Truk Sebelum Ujian Skripsi, Orangtua Irza Laila Menangis di Prosesi Wisuda

“Bangga dan senang karena sisa usianya yang sudah senja dan sakit-sakitan masih bisa meraih mimpinya,” katanya.

Ia menambahkan, keberhasilan ayahnya mendapat gelar sarjana dapat menjadi motivasi bagi dirinya dan juga keluarga yang lainnya untuk terus melanjutkan pendidikan.

(Penulis: Kontributor Baubau, Defrianto Neke | Editor: Khairina dan Candra Setia Budi)

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2019/11/19/05150061/cerita-di-balik-kakek-selesaikan-wisuda-pada-usia-85-tahun-pesan-almarhum?page=all#page2

prosesi wisuda Syahrul Mubarok jadi duka
prosesi wisuda Syahrul Mubarok jadi duka (TribunMataram Kolase/ Sosok.id)

Anak Meninggal sebelum Wisuda, Ayah Syahrul Menangis Terima Ijazah, Rektor Turut Berlinang Air Mata

TRIBUNMATARAM.COM - Ayah Syahrul Mubarok, Sarifuddin tak kuasa menahan tangisnya saat mewakili almarhum anaknya untuk menerima ijazah kelulusan dalam prosesi wisuda IAIN Surakarta.

Tak cuma Sarifuddin yang berlinang air mata, bahkan rektor IAIN Surakarta yang menyerahkan ijazah Syahrul Mubarok turut meneteskan air mata.

Menyaksikan peristiwa mengharukan ini, para wisudawan turut menangis mengenang almarhum Syahrul Mubarok.

Tangis haru pecah dari pasangan suami istri di acara Wisuda IAIN Surakarta ke-42.

Bahkan semua orang yang hadir di prosesi wisuda tersebut nyaris meneteskan air mata.

Sarifuddin dan Sri Nuryati Jamil tak kuasa menahan tangis saat menggantikan anaknya Almarhum Syahrul Mubarok saat menerima Ijazah kelulusan.

 Warga Geger Lihat Pria Telungkup di Atas Motornya, Mendadak Bangun setelah Ambulans & Polisi Datang

Syahrul lulus dengan IPK tinggi, bahkan hampir mencapai sempurna yakni 3,70.

Tangis Haru Orang Tua dan Rektor Universitas Ini Pecah Saat Serah Terima Ijazah Almarhum Syahrul Mubarok, Meninggal Sebelum Wisuda Karena Idap Penyakit Cukup Lama
Tangis Haru Orang Tua dan Rektor Universitas Ini Pecah Saat Serah Terima Ijazah Almarhum Syahrul Mubarok, Meninggal Sebelum Wisuda Karena Idap Penyakit Cukup Lama ( )

Peristiwa tersebut terjadi saat acara Wisuda IAIN Surakarta ke-42 pada hari Minggu (6/10/19) kemarin.

Sri Nuryati menceritakan perjuangannya dan sang suami untuk mendidik dan membesarkan anaknya, Syahrul Mubarok.

Baru akan sampai pada pintu kesuksesan, Sang Pencipta berkehendak lain.

 Putri Tewas Tertabrak Truk Sebelum Ujian Skripsi, Orangtua Irza Laila Menangis di Prosesi Wisuda

Syahrul Mubarok harus berpulang dan menutup mata selama-lamanya.

Jabat tangan sembari terisak, Ayah Syahrul Mubarok dengan Rektor IAIN Surakarta
Jabat tangan sembari terisak, Ayah Syahrul Mubarok dengan Rektor IAIN Surakarta

Semasa hidup, Syahrul Mubarok dekat dengan sang ibu, Sri Nuryati Jamil.

Bahlan Sri mengatakan bahwa anaknya tersebut bukan anak yang nakal, justru Syahrul adalah pribadi yang tidak neko-neko serta rajin beribadah.

"dia itu anak yang baik", ucapnya mengenang anaknya dalam wisuda di Gedung Graha IAIN Surakarta dikutip dari iain-surakarta.ac.id.

Bahkan Rektor yang memberikan langsung slempang serta Ijazah bertuliskan nama Syahrul tersebut juga ikut meneteskan air mata.

Dibarengi dengan riuh tepuk tangan serta suasana haru dari para tamu dan wisudawan yang hadir.

Dilansir dari laman resmi iain-surakarta.ac.id, Anak dari pasangan Sarifuddin dan Sri Nuryati Jamil tersebut sempat mengalami sakit sebelum berpulang.

 Fakta Dibalik Wisudawan Joget Entah Apa yang Merasukimu, Viral Banget di Sosial Media

Syahrul Mubarok sempat mengalami sakit kelenjar getah bening, namun sakit yang diidapnya cukup lama ini tak menyurutkan prestasinya.

Syahrul meninggalkan hadiah yang membanggakan orangtuanya dengan IPK mencapai 3.70.

Namun apa yang dipersembahkan olehnya tersebut tidaklah cukup mengobati kebergiannya dari dunia untuk kedua orang tuanya tersebut.

Laman resmi dari kampus tersebut juga menuliskan suasana saat penyerahan ijazah kepada kedua orang tua Syahrul tersebut.

"Seketika itu suasana di Gedung Graha IAIN Surakarta yang menjadi tempat prosesi wisuda ke-42 berubah menjadi keharuan yang luar biasa," tulis humas publikasi IAIN Surakarta yang dikutip dari iain-surakarta.ac.id.

Tak lupa pihak universitas juga memberikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya alumnus mereka tersebut.

"Selamat jalan Saudara kami, Syahrul Mubarok. Semoga amal ibadahmu menghantarkan engkau menuju surga yang terindah di sisiNYA. Semoga kami dapat memegang amanahmu untuk terus berprestasi seperti dirimu hingga akhir hayat kami. Damailah disisiNYA kawan, kami akan terus mengenangmu sebagai pahlawan," (Sosok.id/Andreas Chris Febrianto Nugroho)

Sumber : https://sosok.grid.id/read/411876627/tangis-haru-orang-tua-dan-rektor-universitas-ini-pecah-saat-serah-terima-ijazah-almarhum-syahrul-mubarok-meninggal-sebelum-wisuda-karena-idap-penyakit-cukup-lama?page=all

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved