Tak Setuju Nama Bandara Diganti, Ribuan Warga Lakukan Demo di Depan Gedung DPRD NTB

Ribuan warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) mendatangi Gedung DPRD NTB untuk menolak pergantian nama bandara, Senin (18/11/2019)

Editor: Asytari Fauziah
KOMPAS.COM/IDHAM KHALID
Suasana aksi warga di Gedung DPR D NTB tolak pergantian nama bandara Lombok 

TRIBUNMATARAM.COM Ribuan warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) mendatangi Gedung DPRD NTB untuk menolak pergantian nama bandara, Senin (18/11/2019)

Nama bandara yang awalnya Lombok Internasional Lombok Airport (LIA), baru-baru ini ditetapkan oleh Menteri Perhubungan dengan nama Bandara Zainuddin Abdul Majid (ZAM).

Koordinator aksi Gerakan Rakyat Menolak (Geram) Lalu Hizzi menyebutkan, perubahan nama bandara terkesan politis.

"Kami kira perubahan nama bandara ini terkesan politis, ini sangat dipaksakan, kenapa harus diubah," kata Hizzi.

Mendadak Punya 3 Motor Baru Seharga Lebih dari Rp 150 Juta, Remaja di Lombok Tengah Dibekuk Polisi

Menurut dia, masyarakat telah merasa aman dan nyaman dengan nama bandara yang selama ini digunakan.

Warga menilai nama bandara tidak perlu diubah, karena telah mewakili semua warga Lombok.

"Setelah sekian tahun di Lombok tengah bagian selatan tidak terdengar konflik, jangan buat kegaduhan lagi, karena nama itu telah merepresentasikan semua elemen masyarakat Lombok," kata Hizzi.

Menurut dia, nama Bandara Internasional Lombok merupakan harga mati. (Kompas.com/Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid/Abba Gabrillin)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ribuan Warga Datangi Gedung DPRD NTB, Tolak Perubahan Nama Bandara"

Zahabudin (60), orangtua Zaenal Abidin (29) saat ditemui di rumahnya di Dusun Tunjang Selatan, Minggu (8/9/2019)
Zahabudin (60), orangtua Zaenal Abidin (29) saat ditemui di rumahnya di Dusun Tunjang Selatan, Minggu (8/9/2019) (KOMPAS.COM/IDHAM KHALID)

Fakta Tragis Kematian Pemuda Lombok Timur yang Tewas saat Ditilang, Sempat Minta Berhenti Dipukuli

Fakta tragis di balik kematian Zainal Abidin (29), pemuda asal Desa Paok Motong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat / NTB yang tewas dipukuli oknum polisi saat ditilang.

Kematian Zainal Abidin saat ditilang, Kamis (5/9/2019) lalu menyisakan kisah tragis di baliknya.

Zaenal Abidin (29) seorang pemuda asal Desa Paok Motong, Lombok Timur, tewas setelah diduga berkelahi dengan anggota Satlantas di lapangan apel Satlantas Polres Lombok Timur ini rupanya sempat meminta tolong agar dirinya tidak dipukuli.

Untuk mengungkap tewasnya Zaenal, Polda NTB pun memeriksa Ikhsan yang merupakan keponakan dari Zaenal.

Hasilnya, dari keterangan Ikhsan, ia mengaku melihat pamannya dipukul tiga oknum polisi dengan menggunakan traffic cone atau kerucut lalu lintas.

Tak hanya itu, menurut Ikhsan, kalau pamannya tidak hanya dipukul di halaman Satlantas saja, bahkan juga di atas mobil patroli dipukul oleh oknum polisi yang berbeda.

Bahkan, sambung Ikhsan, pamannya sempat minta tolong kepada oknum polisi agar berhenti dipukuli.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved