Mahasiswa ITB Buat Tas Anti Copet, Berhasil Menangkan Penghargaan di Korea Selatan

Dua mahasiswa ITB, Marchio Kevin Abdul Azis dan Intan Nur Amanah menciptakan tas anti copet berteknologi tinggi.

Editor: Asytari Fauziah
Dok ITB
Dua mahasiswa ITB, Marchio Kevin Abdul Azis dan Intan Nur Amanah menciptakan tas anti copet berteknologi tinggi. 

TRIBUNMATARAM.COM Dua mahasiswa ITB, Marchio Kevin Abdul Azis dan Intan Nur Amanah menciptakan tas anti copet berteknologi tinggi.

Dalam rilis yang diterima Kompas.com, mereka melihat, kasus pencopetan lebih sering terjadi pada kondisi penumpang berdesak-desakan dibanding pencopetan secara paksa.

Untuk itu, tas ransel sebaiknya memiliki sistem pengunci resleting yang hanya bisa dibuka si pemilik ransel.

“Caranya dengan tap kartu atau gelang RFID,” ujar Marchio, mahasiswa Teknik Elektro 2015 ITB dalam rilis yang diterima Sabtu (14/12/2019).

Kini Telah Tiada, Sosok Ayah Mulan Jameela Ternyata Prajurit Berjasa hingga Dapat Penghargaan

Marchio menambahkan, tas ini berbeda dengan tas anti copet yang beredar di pasaran.

Umumnya, tas di pasaran menggunakan pengaman, namun aksesibilitasnya buruk.

Untuk itu, sistem pengunci resleting yang mereka ciptakan didesain sedemikian rupa, sehingga Izzipack memiliki aksesibilitas yang baik.

Dua mahasiswa ITB, Marchio Kevin Abdul Azis dan Intan Nur Amanah menciptakan tas anti copet berteknologi tinggi.
Dua mahasiswa ITB, Marchio Kevin Abdul Azis dan Intan Nur Amanah menciptakan tas anti copet berteknologi tinggi. (Dok ITB)

Izzipack juga terintegrasi dengan aplikasi smartphone untuk memantau sisi baterai, mengaktifkan sistem alarm, dan melacak tas yang hilang atau dicuri dengan GPS tracker.

Selama penelitian, pihakya menemukan banyak kendala teknis.

Menurutnya, teknologi yang dibuat oleh timnya memang terbilang orisinil, sehingga harus sangat banyak trial and error ketika diimplementasikan.

Selain itu, timnya cukup kesulitan saat mengintegrasikan segala komponen elektrik dan mekanik pada tas yang notabenenya berbahan kain lunak.

“Jadi teknologinya harus kokoh, kedap air, tahan guncangan, tapi tas juga harus tetap elastis dan ringan,” ungkapnya yang mengaku sampai sekarang masih menemukan kendala teknik.

Mahasiswa ITB Meninggal Setelah Kebut Skripsi 7 Hari 7 Malam Tak Tidur, Curhatannya di Twitter Viral

Tas tersebut dibawa ke ajang Global Capsone Design Fair: Engineering Education Festival (E2Festa) 2019, akhir November lalu.

Keduanya bergabung bersama tim dari Chonbuk National University Korea.

Dalam ajang tersebut, keduanya meraih Excellence Award Winner atau setara dengan predikat Runner Up.

Marchio mengungkapkan, timnya merupakan tim delegasi dari Hub of Innovation Chonbuk National University.

Timnya terpilih menjadi salah satu delegasi dikarenakan pernah meraih predikat Grand Prize Award di ajang perlombaan sebelumnya, yaitu International Student Joint Capstone Design Project (i-CAPS) 2019 di Daejeon, Korea Selatan, Agustus 2019.

“Untuk mengikuti perlombaan ini, persiapan kami cukup panjang, sejak Januari 2019,” tuturnya. (Kompas.com/Kontributor Bandung, Reni Susanti/Bestari Kumala Dewi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tas Anti Copet Karya Mahasiswa ITB Raih Penghargaan di Korea Selatan"

Kaesang Terima Penghargaan Saat Wisuda dari Presiden Singapura
Kaesang Terima Penghargaan Saat Wisuda dari Presiden Singapura (mothership)

Tak Cuma Wisuda, Kaesang Pangarep Juga Dapat Penghargaan Wirausaha dari Presiden Singapura

TRIBUNMATARAM.COM Presiden Singapura Halimah Yacob memberikan penghargaan wirausaha kepada putra Presiden Joko Widodo, Jokowi, Kaesang Pangarep, dalam wisuda di Singapore University of Social Sciences (SUSS).

Presiden Halimah hadir bersama dengan Menteri Pendidikan Ong Ye Kung sebagai pelindung dalam acara yang digelar pada Rabu (9/10/2019).

 Jarang Terekspose Ini Sosok Calon Mertua Kaesang Pangarep, Calon Besan Jokowi Berkelas Banget!

Presiden Singapura berusia 65 tahun itu memberikan SUSS-EMP Alumni Entrepreneurship Award kepada Kaesang dalam upacara wisuda.

Dilansir Straits Times, putra bungsu Presiden Jokowi itu merupakan satu dari tiga wisudawan yang mendapatkan penghargaan wirausaha.

Penghargaan itu menitikberatkan pada prestasi wisudawan yang menunjukkan sisi kewiraushaan seperti kepemimpinan dan potensi untuk mencapai dampak positif bagi masyarakat.

Selama empat tahun menempuh pendidikan di Negeri "Singa", Kaesang sudah mendirikan enam bisnis. Yang terakhir adalah Ternakopi.

Bisnis pertamanya adalah Sang Javas yang dia buat sebelum masuk ke SUSS. Setelah itu, pemuda 24 tahun tersebut merintis usaha lainnya.

Selama empat tahun, dia membentuk Sang Pisang, perusahaan papan permainan Hompimpagames, aplikasi makanan Madhang.id, Kaetering, hingga Ternakopi.

Kaesang mengatakan kepada awak media seusai wisuda, dia menjadikan sang ayah dan kakaknya, Gibran Rakabuming, sebagai mentor.

"Ayah saya adalah pengusaha sebelum terjun ke politik.

Kemudian kakak saya juga pebisnis. Karena itu saya tertarik ke bisnis," ujarnya.

Dia menuturkan membagi waktunya sebagai mahasiswa SUSS dan megelola usahanya menjadi tantangan tersendiri. Untungnya, lanjutnya, kuliahnya tergolong fleksibel.

Selain itu, dia juga mendapat kursus soal strategis bisnis. Di mana dia mempelajari menyusun cara sebelum memulai usaha. "Modul itu membantu," jelasnya.

Pengusaha muda itu juga terbilang cukup aktif di media sosial, di mana dia mempunyai akun YouTube dan Instagram dengan 1,6 juta pengikut. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo/Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketika Presiden Singapura Serahkan Penghargaan Wirausaha kepada Kaesang"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved