Viral Hari Ini

Viral Pemulung Pemakan Beling, Keluarga Sengaja Sediakan Bohlam Lampu untuk Cemilan di Rumah

Viral pemulung pemakan beling, keluarga sengaja sediakan bohlam atau beling untuk nyemil.

TribunMataram Kolase/ TribunJakarta
Viral pemulung pemakan beling 

TRIBUNMATARAM.COM - Viral pemulung pemakan beling, keluarga sengaja sediakan bohlam atau beling untuk nyemil.

Fitriyani (44), seorang pemulung perantau asal Kalimantan Tengah yang kini mengadu hidup di Jakarta.

Sekilas tak ada yang janggal dengan Fitriyani, tapi setelah mendengar pengakuannya, ia bukanlah orang biasa.

Fitriyani (44) adalah warga asal Provinsi Kalimantan Tengah yang merantau ke Jakarta untuk bekerja.

Sejak lahir hingga berusia 37 tahun, Fitri, panggilannya tinggal berdampingan dengan alam bebas di kampung.

wanita yang berusia kepala empat ini pun mengakui bahwa dirinya adalah orang primitif dari Kalimantan Tengah.

Dulu Asisten Nike Ardilla, Umar Jadi Pemulung 24 Tahun Sepeninggalnya, Melly Goeslaw : Pedih Hatiku

Dilansir dari TribunJakarta.com, kehidupan Fitri dan warga di kampungnya sehari-hari sangat bergantung pada hutan atau alam.

Keseharian mereka untuk memenuhi kebutuhan adalah dengan cara berburu.

Fitriyana, pemulung pemakan beling
Fitriyana, pemulung pemakan beling ()

"Semuanya serba dari alam. Makanya di sana untuk kehidupan sehari-harinya dengan cara berburu," katanya kepada TribunJakarta.com, Rabu (18/12/2019).

Disana sejak masih bocah, semua diajarkan bagaimana cara berburu hewan buruan untuk kehidupan sehari-hari.

Tak khayal Fitri pun sampai diusia saat ini masih bisa menangkap babi, ular dan hewan lainnya di hutan.

"Kami di sana itu kan di hutan. Hasil buruan kami itu nanti di jual. Biasanya pembelinya seperti orang China itu," dikutip dari TribunJakarta.com.

Saat masih tinggal di Kalimantan, Fitri mengaku hewan buruan tersebut bukan untuk dikonsumsi sendiri namun untuk dijual kembali.

Hamil Anak Kelima Suaminya Meninggal, Lessi Jadi Pemulung, Ini Balasan dari Anak & Menantunya!

"Untuk babi dihargai Rp 200 ribu. Tapi kalau ular kobra paling mahal, bisa kami jual seharga Rp 700 ribu," sambungnya yang dikutip dari TribunJakarta.com.

Hukum dan peraturan adat di kampung kelahiran Fitri masih kental hingga setiap warga harus menaati peraturan yang ada di sana tak terkecuali Fitri sendiri.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved