Selamat Hari Ibu

5 Fakta Hari Ibu, Berawal dari Penindasan Wanita Hingga Kongres Perempuan Pertama Pada 22 Desember

5 fakta sejarah Hari Ibu di Indonesia. Berawal dari penindasan perempuan hingga menjadi Hari Ibu.

Editor: Asytari Fauziah
Mybest.id
kado antimainstream hari ibu 

TRIBUNMATARAM.COM - Jelang Hari Ibu yang jatuh pada Minggu, 22 Desember 2019, berikut ini 5 fakta sejarah Hari Ibu di Indonesia.

22 Desember Diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia.

Namun tahukah kamu jika peringatan Hari Ibu di Tanah Air sebelumnya telah melewati perjalanan panjang tentang perjuangan perempuan.

Banyak fakta menarik tentang Hari Ibu di Indonesia.

Viral Wanita Rela Jaga Teman Anak yang Sakit, Alasannya Bikin Haru, Ungkap Beban Berat Jadi Ibu.
Ilustrasi ibu dan anak. (Freepik)

Penasaran apa saja?

Berikut ini  5 fakta terkait sejarah Hari Ibu di Indonesia yang dirangkum dari berbagai sumber.

 Selamat Hari Ibu - Daftar Ucapan Selamat Hari Ibu, Kata-Kata Mutiara dan Puisi Menyentuh Hati Ibunda

 Hari Ibu - Simak 5 Rekomendasi Film Inspiratif Ibu dan Anak yang Cocok di Tonton Bersama Keluarga

1. Penindasan perempuan

Pada era penjajahan, perempuan Indonesia tak mendapatkan haknya dengan baik.

Mereka ditindas oleh penjajah, mendapat perlakuan yang tak manusiawi, juga mendapatkan siksaan.

Sistem pergundikan yang terjadi pada masa penjajahan membuat harkat dan martabat perempuan Indonesia tak dihargai.

Banyak juga yang dijadikan pemuas nafsu untuk tentara penjajah.

2. Terbentuknya organisasi

Memasuki era 1910-an, berbagai organisasi pergerakan di Indonesia mulai bermunculan.

Mereka mulai menyadari akan perlunya berjuang untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan.

Saat itu, kaum perempuan juga mulai memberanikan diri untuk berkumpul, menyatakan pendapat, dan berorganisasi.

Tokoh-tokoh perempuan saat itu mulai menyadari pentingnya persatuan.

Perasaan senasib dan sepenanggungan menjadi landasan mereka untuk berjuang mencapai tujuan bersama.

3. Kongres pertama

Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 22 Desember 1982, awal mula bersatunya para perempuan di Indonesia adalah Kongres Perempuan I yang diadakan di Yogyakarta pada 22 Desember 1928.

Bertempat pada sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran milik Raden Tumenggung Joyodipoero yang kini menjadi kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Yogyakarta, para perempuan mulai menyuarakan pendapatnya dalam sebuah forum yang resmi.

Kongres ini dihadiri oleh sekitar 30 organisasi wanita yang tersebar di kota Jawa dan Sumatera.

Mereka semua yang hadir dalam kongres ini terinspirasi dari perjuangan wanita pada era abad ke-19 yang berjuang melawan penjajahan sampai titik darah penghabisan.

Selain itu, kongres ini juga dihadiri oleh wakil-wakil dari Boedi Oetomo, PNI, PSI, Jong Java, Muhammadiyah, dan organisasi pergerakan lainnya.

Pertemuan yang dilakukan dari 22 sampai 25 Desember 1928 itu membahas tentang pertalian perkumpulan perempuan di Indonesia dan juga membicarakan kewajiban, keperluan dan kemajuan perempuan.

Yang menjadi pembahasan adalah mengenai pendidikan perempuan bagi anak gadis, perkawinan anak-anak, kawin paksa, permaduan dan perceraian secara sewenang-wenang.

Ketika itu perempuan dianggap hanya disiapkan menuju perkawinan.

Perempuan dianggap hanya sebagai istri, ibu, dan pengurus rumah tangga. Setelah itu, perempuan hanya pasrah melayani keluarga beserta suaminya.

4. Menjadi Hari Ibu

Bermula dari kongres tersebut, akhirnya peran perempuan mulai mewarnai pergerakan Indonesia.

Setelah kongres pertama, juga dilakukan Kongres ke II dan ke III. Momen yang paling berkesan adalah ketika dilaksanakannya Kongres ke III pada 22 sampai 27 Juli 1938 di Bandung.

Berawal dari situlah, diputuskan untuk menghargai jasa-jasa tentang perempuan setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu.

Pernyataan dari Kongres yang ini menjadikan Presiden Soekarno mengukuhkan secara resmi dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1959 bahwa Hari Ibu sebagai Hari Nasional.

Sejak saat itu dan sampai hari ini, setiap 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu.

5. Hari Ibu saat ini

Kini, arti Hari Ibu telah banyak berubah, dimana hari tersebut kini diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu.

Orang-orang saling bertukar hadiah dan menyelenggarakan berbagai acara dan kompetisi, seperti lomba memasak dan memakai kebaya.

Perayaan biasanya juga dilakukan dengan membebastugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. (TribunStyle.com/Amir/Archieva Nuzulia Prisyta Devi)

Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 5 Fakta Sejarah Hari Ibu: Berawal dari Penindasan hingga Menjadi Organisasi

 Selamat Hari Ibu - Daftar Ucapan Selamat Hari Ibu, Kata-Kata Mutiara dan Puisi Menyentuh Hati Ibunda

 Hari Ibu - Simak 5 Rekomendasi Film Inspiratif Ibu dan Anak yang Cocok di Tonton Bersama Keluarga

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul 5 Fakta Sejarah Hari Ibu di Indonesia, Berawal dari Penindasan Terhadap Perempuan

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved