Ketika Dugaan Keterlibatan Polisi Terbukti dalam Kasus Penyiraman Air Keras Novel Baswedan
Ketika dugaan keterlibatan polisi terbukti dalam kasus penyiraman air keras penyidik KPK Novel Baswedan.
TRIBUNMATARAM.COM - Ketika dugaan keterlibatan polisi terbukti dalam kasus penyiraman air keras penyidik KPK Novel Baswedan.
Dua pelaku penyiraman air keras dalam kasus Novel Baswedan akhirnya terungkap setelah 2,5 tahun berlalu.
Secara mengejutkan, kedua pelaku merupakan anggota Polri aktif yang akhirnya ditangkap di Cimanggis, Depok.
Tim Advokasi Novel Baswedan menilai, ditangkapnya dua anggota polisi atas dugaan menyerang penyidik KPK Novel Baswedan membuktikan bahwa polisi terlibat dalam penyerangan itu.
"Sejak awal jejak-jejak keterlibatan anggota Polri dalam kasus ini sangat jelas, salah satunya adalah penggunaan sepeda motor anggota kepolisian," kata anggota Tim Advokasi Novel, Alghiffari Aqsa dalam siaran pers, Jumat (28/12/2019).
• Mulai Terungkap Kasus Penyerangan Air Keras Novel Baswedan, Tersangka Masih Polisi Aktif di Polri
Pada Kamis (27/12/2019) malam, polisi menangkap dua anggota Polri aktif berinisial RM dan RB di Cimanggis, Depok atas dugaan penyerangan Novel.

Sebelum pelaku ditangkap, Novel pernah menduga ada "orang kuat" yang menjadi dalang serangan itu. Bahkan, dia mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat.
"Saya memang mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi terlibat," kata Novel dalam wawancara kepada TIME yang dilansir Kompas.com, Kamis (15/6/2017).
"Awalnya saya mengira informasi itu salah, tetapi setelah dua bulan dan kasus itu belum juga selesai, saya mengatakan (kepada yang memberi informasi itu), sepertinya informasi itu benar," kata Novel saat itu.
Menanggapi pernyataan Novel, Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri ketika itu, Kombes Martinus Sitompul, menyatakan, seharusnya Novel Baswedan sebagai korban penyerangan air keras menyampaikan setiap informasi penting yang diketahuinya kepada penyidik Polda Metro Jaya yang menangani kasusnya.
• Penyiraman Air Keras Dituding Settingan, Novel Baswedan Tunjukkan Fakta Mata Kiri Diambil dari Gusi
Selain agar bisa ditindaklanjuti dan dikroscek kebenarannya, juga untuk menghindari penilaian pernyataan Novel itu sebuah tuduhan atau tudingan kepada pihak tertentu.
"Informasi-informasi yang dianggap penting oleh saudara Novel hendaknya disampaikan kepada penyidik, supaya tidak terjadi sebuah tendensi atau tudingan," ujar Kombes Pol Martinus Sitompul, dikutip dari Tribunnews.com.
Novel pernah menyebut akan mengungkap identitas jenderal tersebut bila Presiden Joko Widodo membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) di bawah Presiden.
"TGPF yang dimaksud adalah TGPF di bawah Presiden. Kalau tim gabungan penyidik-penyidik yang orangnya adalah orang-orang yang sama dalam melakukan penyidikan sebelumnya, apa bedanya," ujar Novel dalam wawancara "Aiman" di KompasTV, Senin (15/7/2019) malam.
Hingga kini, Presiden Jokowi tak kunjung membentuk TGPG sehingga Novel pun juga belum mengungkap identitas jenderal tersebut.
Sementara itu, Alghiffari mendesak Polri untuk mengungkap auktor intelektualis dalam kasus penyerangan terhadap Novel, termasuk nama jenderal polisi yang terlibat.
"Kepolisian harus segera mengungkap jendral dan aktor intelektual lain yang terlibat dalam kasus penyiraman dan tidak berhenti pada pelaku lapangan," kata Alghiffari.
• Deretan Fakta Laporan Kasus Penyiraman Air Keras Novel Baswedan yang Disebut Bohong!
Alghiffari menuturkan, Tim Gabungan yang dibentuk Polri sebelumnya menyimpulkan bahwa penyerangan terhadap Novel berhubungan dengan pekerjaaan Novel sebagai penyidik KPK.
Bahkan, Tim Gabungan juga sempat menyebut bahwa penyerangan tersebut berkaitan dengan enam kasus high-profile yang ditangani oleh Novel.
"Tidak mungkin pelaku hanya berhenti di dua orang ini. Oleh karena itu perlu penyidikan lebih lanjut hubungan dua orang yang saat ini ditangkap dengan kasus yang ditangani Novel/KPK," ujar Alghiffari.
Pelaku penyerangan dan teror terhadap Novel Baswedan baru berhasil diungkap Polri setelah kasus itu terjadi lebih dari 2,5 tahun.
Novel diserang pada 11 April 2017 saat berjalan menuju kediamannya, setelah menunaikan ibadah shalat Subuh di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Akibat penyiraman air keras ini, kedua mata Novel terluka parah. Dia sempat menjalani operasi mata di Singapura. (Kompas.com/ Ardito Ramadhan)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyerang Novel Ditangkap, Dugaan Keterlibatan Polisi Pun Terbukti...", https://nasional.kompas.com/read/2019/12/28/08202401/penyerang-novel-ditangkap-dugaan-keterlibatan-polisi-pun-terbukti?page=all#page2.

Penyiraman Air Keras Dituding Settingan, Novel Baswedan Tunjukkan Fakta Mata Kiri Diambil dari Gusi
TRIBUNMATARAM.COM - Dituding settingan jadi korban penyiraman air keras, Novel Baswedan berikan bukti kuat, mata kiri diganti jadi gusi gigi.
Novel Baswedan akhirnya angkat bicara terkait tudingan penyiraman air keras yang dialaminya adalah settingan.
Melalui saluran YouTube Deddy Corbuzier, Novel Baswedan menunjukkan fakta yang cukup mengerikan pada mata kirinya.
Belum lama ini Novel Baswedan dilaporkan oleh seorang politisi senior karena dianggap melakukan pembohongan.
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dianggap melakukan pemalsuan yang berhubungan dengan mata yang terkena siraman air keras.
Baru-baru ini Novel Baswedan buka suara mengenai isu yang terjadi pada dirinya yang dianggap pembohongan.
• Deretan Fakta Laporan Kasus Penyiraman Air Keras Novel Baswedan yang Disebut Bohong!
Hal tersebut dikatakanya saat diwawancarai oleh artis sekaligus presenter, Deddy Corbuzier dalam saluran Youtube pribadinya.
Video wawancara yang dilakukan oleh Deddy Corbuzier diunggah pada hari Rabu (20/11/19).
Dalam video yang diunggah di laman Youtube tersebut, adalah kedatangan Novel Baswedan yang pertama setalah tiga bulan menolak undangan untuk menjadi narasumber di semua stasiun televisi.
Kemunculan Novel tersebut juga menjadi yang kedua baginya untuk datang di sebuah studio siaran setelah kedatangannya di acara Najwa Shihab tiga bulan lalu.
"Fakta pertama, beliau (Novel Baswedan) nggak pernah ke studio kecuali pertama kali waktu itu ke Najwa. Itupun tiga bulan yang lalu. Udah gitu beliau (Novel Baswedan) tidak pernah ada lagi dimana-mana," sebut Deddy Corbuzier dalam Kanal Youtubenya.
• Bisa Melirik ke Arah Kamera, Kasus Air Keras Novel Baswedan Dianggap Rekayasa
"Jadi baru dateng kesini," tambah presenter tersebut.

Dalam konten yang dibuat oleh Deddy tersebut, Novel Baswedan diundang untuk mengklarifikasi apa yang sedang terjadi terhadap dirinya.
Penyelidik KPK tersebut dianggap melakukan rekayasa pada matanya yang terluka akibat insiden penyiraman air keras.
Luka akibat siraman air raksa pada matanya tersebut dianggap sebagai sebuah setingan.
Namun di kanal Youtube yang dibuat oleh Deddy Corbuzier tersebut Novel angkat bicara dan menerangkan kondisi yang ia alami di mata bagian kirinya.
• Ucap Syukur setelah Dilantik Jadi Kapolri, Idham Azis Mlipir saat Ditanya Kasus Novel Baswedan
Deddy Corbuzier sempat kaget saat diperlihatkan secara langsung apa yang terjadi di mata bagian kirinya.
Sempat dianggap oleh beberapa pihak bahwa mata yang dimiliki oleh Novel Baswedan, namun Deddy terkejut dengan apa yang ia lihat tepat didepannya tersebut.
"Oh My God (Ya Tuhan), Oh My God (Ya Tuhan)," Ungkap Deddy saat melihat mata kiri Novel secara langsung.
Bagian mata kiri yang rusak akibat insiden siraman air keras tersebut mengancam kebutaan bagi indera pengelihatannya.
Oleh sebab itu Novel menjelaskan, tim dokter di rumah sakit saat ia di bawa ke Singapura tak lama setelah insiden penyiraman tersebut melakukan penanganan untuk matanya.
Novel menyebut bahwa dirinya melakukan operasi OOKP.
"Orang yang matanya rusak. Jaringan putihnya rusak, untuk memperbaiki dengan operasi OOKP. Jadi dipakai jaringan lain yang bisa membantu untuk suplai makanan bagian hitamnya," sebut Novel Baswedan.
Operasi tersebut beberapa kali dialami oleh Novel Baswedan hingga akhirnya berhasil, namun resikonya matanya tersebut menjadi agak menonjol.

Novel juga menyebutkan bahwa sebenarnya mata kirinyalah yang menjadi penunjang pengelihatannya dibanding mata kanan yang terlihat normal.
"Yang kiri, makanya kacamata saya yang sebelah kiri yang ada lensanya. Yang kanan itu tidak bisa diupayakan lebih kuat hanya dijaga untuk sekedar stabil," sebut Novel Baswedan.
"Mata kiri saya itu melihat dengan lebih jelas tetapi sempit. Dan bagian kanan itu terlihat luas tapi buram," tambah Novel.
Apa yang terjadi pada matanya tersebut akibat dari insiden penyiraman yang ia alami beberapa waktu lalu saat berada di dekat rumahnya.
Di Singapure General Hospital, Novel dioperasi untuk memperbaiki jaringan mata yang terkena air keras tersebut.
Dengan memanfaatkan gusi dan gigi dari Novel tersebut untuk memperbaiki jaringan mata yang rusak.
"Betul, dan gigi. Gigi saya diambil yang taring bagian bawah kanan dibuat untuk kerangka penopang lensa mata hitam di tengah mata itu," Jelas Novel Baswedan.
Penyataan tersebut adalah yang pertama secara langsung diungkapkan oleh penyidik senior KPK tersebut setelah sekian lama diam.
Video yang baru diunggah oleh Deddy Corbuzier pada Rabu (20/11/19) tersebut menjadi viral.
Baru satu hari diunggah telah ditonton sebanyak 196.217 kali oleh netizen. (*)
(Sosok.id/