BMKG Deteksi Adanya Aliran Basah dari Samudera Hindia, Berdampak Hujan Intensitas Sedang dan Lebat!
BMKG Pangkal Pinang mendeteksi adanya aliran udara basah dari Samudera Hindia yang dapat memicu terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat
TRIBUNMATARAM.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) Pangkal Pinang mendeteksi adanya aliran udara basah dari Samudera Hindia yang dapat memicu terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Wilayah Kepulauan Bangka Belitung diprediksi dilanda cuaca ekstrim berupa hujan disertai petir dalam tiga hari ke depan.
"Diprediksi terhitung 4, 5 dan 6 Januari 2020 berpotensi cuaca ekstrim di Bangka Belitung.
Peringatan dini telah dikeluarkan," kata Kepala Seksi Informasi dan Data BMKG Pangkal Pinang, Kurniaji kepada Kompas.com, Sabtu (4/1/2020).
• POPULER Curah Hujan Ekstrem, BMKG Peringatkan 24 Wilayah di Indonesia Ini
Sementara itu berdasarkan model prediksi aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), fase basah diprediksikan mulai aktif di sekitar wilayah Indonesia selama periode sepekan ke depan.
Kondisi ini tentunya dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan di wilayah Indonesia.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi cuaca ekstrim dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah.
Dampak aliran udara basah Samudera Hindia diprediksi bisa berlanjut hingga 10 Januari 2020.
Wilayah terdampak meliputi Sumatera bagian barat, yakni Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Bangka Belitung, dan Jawa.
Selanjutnya, wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara diperkirakan pada 11 sampai 15 Januari 2020.
• Waspadai Hoax Gempa dan Bencana Malam Tahun Baru, Ini Prakiraan Cuaca Resmi dari BMKG
Untuk wilayah Kepulauan Bangka Belitung, BMKG juga memprediksi adanya potensi gelombang tinggi pada Minggu (5/1/2020).
Dipicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang selama 1 sampai 3 jam.
Wilayah terdampak meliputi perairan Timur Bangka, Selat Gelasa dan perairan utara Belitung.
"Hindari tempat-tempat terbuka seperti lapangan, sawah, laut dan padang yang luas apabila terjadi petir.
Bagi yang berkendara pastikan kelengkapan kendaraannya dan berhati-hati dengan kondisi jalan yang basah," ujar Kurniaji. (Kompas.com/ Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur/ Khairina)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Deteksi Aliran Udara Basah dari Samudera Hindia, Sumatera dan Jawa Terdampak"
TRIBUNMATARAM.COM - Berdasarkan hasil pantauan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) menghimbau adanya potensi peningkatan tinggi gelombang di beberapa perairan Indonesia.
Kedeputian Bidang Meteorologi BMKG, Drs R Mulyono Rahadi Prabowo MSc, mengatakan bahwa berdasarkan pantauan kondisi atmosfer, terdapat daerah tekanan rendah di Samudera Hindia barat Australia.
Kondisi ini menimbulkan peningkatan kecepatan angin hingga mencapai 56 kilometer per jam, yang diprakirakan akan terjadi di beberapa perairan Indonesia.
"Kondisi ini menyebabkan peningkatan tinggi gelombang," kata dia, Sabtu (4/1/2020).
• Viral Video Kepanikan Warga karena Air Laut di Bali Dikabarkan Surut, Ini Penjelasan BPBD
Adapun potensi tinggi gelombang berkisar 2-6 meter yang dikeluarkan BMKG tersebut diprakirakan berlaku pada tanggal 4 - 7 Januari 2020.
Gelombang laut dalam kategori tinggi (2,5 - 4 meter) berpotensi terjadi di:
- Laut Jawa bagian Timur
- Perairan selatan Jawa Tengah hingga Pulau Sumba
- Selat Badung
- Selat Lombok bagian Selatan
- Laut Sumbawa
- Selat Sumba bagian Barat
- Perairan Pulau Sawu
- Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTB
- Perairan timur Bitung hingga Kepulauan Sitaro
- Perairan P Morotai
- Perairan Halmahera bagian Utara
- Perairan utara Papua Barat hingga Papua
- Perairan utara Kepulauan Tanimbar
- Laut Arafuru bagian Timur
• POPULER Curah Hujan Ekstrem, BMKG Peringatkan 24 Wilayah di Indonesia Ini
Gelombang laut kategori sangat tinggi (4 - 6 meter) berpotensi terjadi di wilayah:
- Laut Timor selatan Nusa Tenggara Timur
Selain itu terdapat potensi Storm Surge atau gelombang pasang tinggi di wilayah:
- Pesisir selatan Pulau Sawu
- Pesisir selatan Pulau Rote
Dengan kondisi gelombang laut yang tinggi dan adanya potensi gelombang pasang tinggi di beberapa wilayah Indonesia, masyarakat dan kapal-kapal yang melintas dihimbau untuk tetap waspada dan siaga dalam melakukan aktivitas di pesisir maupun lautan. (Kompas.com/ Ellyvon Pranita/ Shierine Wangsa Wibawa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 6 Meter di Perairan Indonesia"

Potensi Tsunami di Pantai Selatan Jawa Tingginya Capai 20 Meter, BMKG: Kawasan Rawan Gempa & Tsunami
Viral potensi gempa hingga tsunami 20 meter di pantai selatab Jawa, BMKG beri pengakuan jujur memang rawan gempa dan tsunami!
TRIBUNMATARAM.COM - Informasi mengenai adanya potensi gempa megathrust bermagnitudo 8,8 dan disertai tsunami dengan ketinggian mencapai 20 meter ramai dibicarakan di media sosial dalam pekan ini.
Menanggapi kabar ini, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Agus Wibowo mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dalam menghadapi potensi bencana tersebut.
Agus mengungkapkan bahwa ada beberapa sikap yang bisa dilakukan untuk kesiapsiagaan bencana.
Pertama, mengenali potensi ancaman di lokasi tempat gempa berlangsung atau bisa menggunakan aplikasi InaRISK melalui laman https://inarisk.bnpb.go.id.
Baca juga: Kasus Editan Foto Caleg DPD NTB Evi Apita Jadi Lebih Cantik Jelita, Hakim MK: Menarik Sekali Ini!
Kemudian, cara lain bisa dengan membangun bangunan yang tahan gempa.
"Jadi kalau di orang sipil itu bilangnya proses perkuatan dengan retrofikasi, misalnya ada dinding bangunan yang tidak bagus diberi perkuatan dengan ditambah tulangan yang lebih baru atau kolong yang lebih berat lagi," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (20/7/2019).
Selain dengan tulangan, perkuatan bangunan bisa dengan metode-metode lain, lebih bagus lagi menggunakan kayu.
Kemudian, Agus pun mengimbau agar masyarakat mampu menerapkan prinsip 20-20-20, terutama warga yang tinggal di pinggir pantai.
"Kalau warga merasakan gempa selama 20 detik, setelah selesai (guncangan) warga harus segera evakuasi, karena di pantai akan datang tsunami dalam 20 menit, lari ke bangunan yang ketinggiannya minimal 20 meter," ujar Agus menjelaskan prinsip 20-20-20.
Baca juga: Ayunkan Pedang hingga Ancam Pengguna Jalan di Denpasar, I Nyoman Tinggal Akhirnya Divonis
Adapun proses evakuasi dengan memilih gedung tinggi meski dekat pantai pun tidak menjadi kendala, asalkan bangunan tersebut masih berdiri kokoh setelah gempa berhenti.
Agus mengungkapkan bahwa ciri-ciri bangunan yang mempunyai kualitas tahan gempa yang baik adalah bangunan yang sudah diperiksa dan diuji oleh pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Jadi bangunan-bangunan yang sudah dites yang dibangun dengan kekuatan tahan gempa, tidak sembarang bangunan," ujar Agus.
Selanjutnya, Agus juga mengimbau masyarakat untuk selalu siap siaga menghadapi bencana tersebut.
Baca juga: Tawarkan Konsep Kampung Langit, The Keranjang Bali Sediakan Promo Tiket Masuk hingga 70%
Informasi viral soal potensi tsunami
Sebelumnya, informasi mengenai potensi gempa dan tsunami di wilayah Pantai Selatan Jawa dengan ketinggian 20 meter menyebar di media sosial.
Berdasarkan informasi yang beredar, potensi gempa dan tsunami itu berdasarkan kajian yang disampaikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ( BPPT).
Kompas.com mengonfirmasi hal ini kepada pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko.
Ia mengatakan, kajian soal ini memang disampaikan oleh BPPT dalam agenda Table Top Exercise (TTX) atau gladi ruang untuk rencana gladi lapang penanganan darurat tsunami.
Baca juga: LIVE STREAMING Final Indonesia Open 2019 Tayang Hari Ini Minggu 21 Juli Mulai Jam 2 Siang
Berdasarkan kajian itu, Widjo Kongko mengungkapkan, wilayah Pantai Selatan (Pansela) Jawa-Bali berpotensi mengalami gempa megathrust dengan magnitudo 8,8.
"(Wilayah) Pansela Jawa-Bali, berpotensi gempa dari zona megathrust lebih dari 8,8 dan menimbulkan tsunami," ujar Widjo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/7/2019).
Menurut dia, mengacu pada besarnya kekuatan gempa yang berpotensi terjadi di pantai selatan Jawa-Bali ini berpotensi memicu gelombang tsunami setinggi 20 meter dengan jarak rendaman sejauh 3-4 kilometer.
Sementara itu, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono memberikan pernyataan untuk menjernihkan permasalahan.
"Jawaban saya adalah bahwa kita harus jujur mengakui dan menerima kenyataan bahwa wilayah kita memang rawan gempa dan tsunami," ungkapnya melalui pesan singkat, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Sabtu (20/07/2019).
"Khususnya wilayah selatan Jawa, keberadaan zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami," tegasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Potensi Tsunami Selatan Jawa, BNPB Minta Warga Ingat Rumus 20-20-20"