Keraton Agung Sejagat

Ratu Keraton Agung Sejagat Ternyata Pernah Hamil tapi Keguguran, Kubur Janin di Halaman Kontrakan

Kehamilan Fanni Aminadia diketahui setelah ditemukannya gundukan tanah yang dipenuhi bunga-bunga dan sesajen di halaman Keraton Agung Sejagat.

Penulis: Salma Fenty | Editor: Delta Lidina
TribunMataram Kolase/ Kompas.com
Ratu Keraton Agung Sejagat Ternyata Pernah Hamil tapi Keguguran, Gundukan Makam Janinnya Ditemukan di Halaman 

TRIBUNMATARAM.COM - Ratu Keraton Agung Sejagat, Fanni Aminadia ternyata pernah hamil.

Kehamilan Fanni Aminadia diketahui setelah ditemukannya gundukan tanah yang dipenuhi bunga-bunga dan sesajen di rumah kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso di RT 05/RW 04 di Dusun Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.

Sayangnya, janin yang dikandung sang Ratu Keraton Agung Sejagat ini tidak selamat dan meninggal dunia.

Fanni Aminadia yang pernah hamil dan mengalami keguguran ini juga telah diketahui oleh warga sekitar.

Pasalnya, kuburan janin Ratu Keraton Agung Sejagat ini selalu dipenuhi dengan bunga dan sesajen.

Glamornya Hidup Fanni Aminadia, Ratu Keraton Agung Sejagat Bersama Sang Anak Angkat

Menurut keterangan Camat Godean, Sarjono, Fanni mengalami keguguran saat usia kehamilannya memasuki 3 bulan.

"Iya, makam anaknya Ibu Fanni," ujar Camat Godean Sarjono , dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Minggu (19/1/2020).

Sarjono menyampaikan, dari informasi yang didapatnya, Fanni mengalami keguguran.

Saat itu kehamilanya sekitar tiga bulan.

Tidak diketahui penyebab Fanni keguguran.

Fanni Aminadia, Sosok Ratu di Keraton Agung Sejagat, Ini Deretan Tugas dan Bisnis yang Dimilikinya

"Enggak tahu penyebabnya, tapi tahu-tahu masyarakat itu ada laporan bahwa dikubur di situ," kata Sarjono.

Gundukan tanah di rumah kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat di RT 05/RW 04 Dusun Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman yang ternyata sebuah makam. Di lokasi itu dimakamkan janin dari Fanni Aminadia.
Gundukan tanah di rumah kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat di RT 05/RW 04 Dusun Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman yang ternyata sebuah makam. Di lokasi itu dimakamkan janin dari Fanni Aminadia (Kompas.com)

Dari hasil mediasi dengan warga, penghuni rumah kontrakan sepakat makam tersebut dipindahkan ke makam umum.

Dari pengamatan Kompas.com, makam tersebut berada di sisi selatan rumah kontrakan.

Makam ini berupa gundukan tanah yang sekelilingnya dilingkari dengan batu berwana putih.

Seperti diketahui, pada Kamis (16/1/2020) malam dilakukan mediasi antara warga Dusun Berjo Kulon dengan penghuni rumah kontrakan.

Hadir pula, dalam mediasi dari kecamatan, koramil, polsek, dukuh dan tokoh masyarakat.

Dari hasil mediasi itu dihasilkan beberapa kesepakatan yakni penghuni yang saat ini masih berada di rumah kontrakan bersedia menghentikan segala kegiatan yang berkaitan dengan Keraton Agung Sejagat.

anak angkat Fanni Aminadia
anak angkat Fanni Aminadia (TribunMataram Kolase/ Instagram)

Penghuni juga bersedia untuk pindah dari rumah kontrakan dalam jangka waktu tiga hari.

Toto Santoso Raja Keraton Agung Sejagat Diduga Gangguan Jiwa, Tinggal di Pinggir Rel, Rumah Terbakar

Sebelumnya, kemunculan kerajaan baru di Purworejo menyita perhatian publik karena menggelar kirab selama beberapa hari yang diikuti ratusan orang.

Kerajaan yang menamakan diri Keraton Agung Sejagat itu dipimpin Toto Santoso.

Toto ditangkap polisi karena diduga menipu pengikutnya.

Dia mewajibkan pengikutnya menyerahkan uang hingga Rp 30 juta setiap bulan.

Bahkan, ada pengikut yang menyetor hingga Rp 110 juta dengan iming-iming jabatan dan gaji dollar.

Diketahui, Toto memiliki kontrakan di Sleman dan membuka angkringan di rumah kontrakannya itu.

Penipuan Keraton Agung Sejagat (KAS) terbongkar, fakta baru mulai terkuak termasuk uang tabungan yang mencapai Rp 1 Miliar.

Kebohongan demi kebohongan yang dibuat oleh Toto Santoso dan Fanni dengan mendirikan Keraton Agung Sejagat akhirnya terbongkar.

Untuk bisa bertahan, Toto Santoso dan Fanni rutin meminta iuran anggota yang mencapai puluhan hingga ratusan juta.

 Sumber Uang Keraton Agung Sejagat, Sang Ratu Miliki Deretan Usaha dari Salon hingga Rumah Makan

Kelompok Keraton Agung Sejagat (KAS) tak hanya ada di Purworejo, namun juga ada di Klaten dan wilayah Sumatera.

Polisi menduga jumlah anggota di Klaten sekitar 29 orang, tiga di antaranya sudah diperiksa polisi.

Sejak dideklarasikan pada 2018, Keraton Agung Sejagat mengaku telah memiliki 450 pengikut yang tersebar di beberapa wilayah.

Setiap pengikut memberikan iuran kepada kelompok yang besarannya bervariasi.

Hal ini diduga menjadi modus Toto dan Fanni untuk mengelabui para korbannya dengan iming-iming jabatan.

Menurut polisi, ada salah satu pengikut yang rela menggelontorkan uang sebesar Rp 110 juta agar bisa bergabung dan memiliki jabatan.

 POPULER Fakta Lengkap Raja Keraton Agung Sejagat, Penjual Angkringan yang Ingin Jadi YouTuber

"Hasil pemberkasan ada saksi yang mengeluarkan uang Rp110 juta. Kita juga temukan saksi yang setor Rp 30 juta. Yang setor ini belum pernah mendapatkan gaji yang dijanjikan dalam bentuk dolar," ujar Iskandar.

Sementara itu, polisi menemukan 10 rekening tabungan dengan total dana mencapai Rp 1 miliar.

Seiring dengan terbongkarnya kebohongan Keraton Agung Sejagat ini, masa lalu Toto Santoso pun ikut terkuak. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)

Keraton Agung Sejagat
Keraton Agung Sejagat ((KOMPAS.com/istimewa))

Fanni Aminadia, Sosok Ratu di Keraton Agung Sejagat, Ini Deretan Tugas dan Bisnis yang Dimilikinya

Memiliki masa lalu yang pernah keguguran, Fanni Aminadia ternyata memiliki sederet bisnis yang cukup menjanjikan.

Fakta-fakta dari sosok Fanni Aminadia belakangan ini pun makin terkuak.

Sementara itu, dikutip dari Tribunjateng.com, Fanni Aminadia diketahui memiliki dua bisnis.

Bisnis milik Fanni di antaranya yakni salon kecantikan dan restoran.

Fanny Aminadia alias Dyah Gitarja Ratu Keraton Agung Sejagat mengenakan pakaian adat Jawa (Facebook Fanni Aminadia)
Fanny Aminadia alias Dyah Gitarja Ratu Keraton Agung Sejagat mengenakan pakaian adat Jawa (Facebook Fanni Aminadia) (Facebook Fanni Aminadia)

Hal tersebut tampak dari laman Facebooknya, Fanny Aminadia.

Bisnis salon milik Fanni itu beranama Nabila Beauty Care.

Sementara, bisnis kulinernya bernama Angkringan Mepet Sawah Ambu.

Ancaman Pasal Berlapis

Baru saja menjadi ratu sejagat semalam, kini Totok Santoso Hadiningrat dan Ratu Dyah Gitarja harus berurusan dengan Polisi.

Keduanya ditangkap polisi pada Selasa (14/1/2020) malam.

Keduanya diancam pasal 378 KUHP tentang penipuan.

Pasalnya, pimpinan KAS ini membuat aturan bahwa masing-masing anggota yang ingin menjadi bagian dari Keraton Agung Sejagad akan harus membayar senilai Rp 3 Juta hingga Rp 30 Juta.

Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel saat menunjukan sejumlah barang bukti pasangan suami istri Totok Santoso Hadiningrat (42) dan Kanjeng Ratu Dyah Gitarja (41) yang mengaku sebagai pimpinan dari Keraton Agung Sejagat (KAS), Rabu (15/1/2020), di Ditreskrimum Polda Jateng. (TRIBUN JATENG/AKHTUR GUMILANG)
Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel saat menunjukan sejumlah barang bukti pasangan suami istri Totok Santoso Hadiningrat (42) dan Kanjeng Ratu Dyah Gitarja (41) yang mengaku sebagai pimpinan dari Keraton Agung Sejagat (KAS), Rabu (15/1/2020), di Ditreskrimum Polda Jateng. (TRIBUN JATENG/AKHTUR GUMILANG) (Akhtur Gumilang/Tribun Jateng)

Hal itu diungkapkan Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Iskandar Fitriana saat dikonfirmasi Tribunjateng.com, Selasa (14/1/2020).

Bukan itu saja, Iskandar menyampaikan, kedua pelaku juga diduga melanggar pasal 14 UU RI No 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana.

"Dalam pasal 14 tersebut, disebutkan barang siapa menyiarkan berita atau pemberitaan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat, maka dihukum maksimal 10 tahun penjara," jelas Kombes Pol Iskandar kepada Tribunjateng.com.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Iskandar Fitriana menuturkan dalam hasil penyidikan hingga saat ini, ternyata masing-masing anggota yang ingin menjadi bagian dari KAS akan dikenai tiket masuk sebesar Rp 3 Juta sampai Rp 30 Juta.

Menurut Iskandar, anggota tersebut juga dijanjikan jabatan tinggi dalam KAS sesuai biaya masuk yang disetorkan kepada kedua pelaku.

"Apabila nominal tiket masuknya semakin besar atau tinggi, maka anggota tersebut akan diberikan jabatan yang tinggi dalam KAS," jelasnya.

Kerajaan Agung Sejagat Purworejo
Kerajaan Agung Sejagat Purworejo (YouTube Kompas TV)

Dalam penangkapan tersebut, Ditreskrimum Polda Jateng mengamankan sejumlah barang dan alat bukti di antaranya, KTP kedua pelaku, dokumen palsu berupa kartu-kartu keanggotaan, dan 10 orang saksi dari warga setempat.

"Hingga saat ini, kedua pelaku masih diamankan dan diminta klarifikasinya soal KAS di Mapolres Purworejo. Ada kemungkinan akan dilanjut ke Mapolda Jateng," lanjutnya.

"Lebih lanjutnya akan disampaikan oleh Pak Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel."

"Dari pemeriksaan kami, ada 400 orang lebih yang ikut mendaftar dalam KAS sejak dideklarasikan pada 12 Januari 2020 lalu," pungkas Iskandar.

Tanggapan Tokoh

Saat mengetahui kemunculan Keraton Agung Sejagat, pihak Keraton Yogyakarta enggan berkomentar.

Hal itu disampaikan Humas Keraton Yogyakarta, Vinia.

"Kayaknya keraton no comment terkait hal itu," tutur Vinia dalam keterangan tertulis saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (14/1/2020).

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi Deklarasi yang dilakukan Keraton Agung Sejagat dengan cukup santai.

Ganjar mengatakan dirinya sudah menerima banyak informasi terkait munculnya keraton di Purworejo ini.

Ia menambahkan, informasi tersebut ada yang ia terima langsung dari Bupati, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), hingga laporan-laporan masyarakat.

"Ada orang yang mengatakan, 'wah di Purworejo itu banyak kraton-kraton masa lalu', tapi saya kira kok tidak, kan mereka baru mendeklarasikan kemarin," kata Ganjar, seperti yang diberitakan TribunJogja.com, Selasa (14/1/2020).

Menurut Ganjar, untuk saat ini, sebaiknya dilakukan komunikasi dengan pihak Keraton Agung Sejagat.

Ia menuturkan, pendirian bangunan baru dan pengadaan seragam yang dilakukan Kerator Agung Sejagat tentunya menggunakan biaya.

Oleh karena itu, wajar banyak masyarakat yang mempertanyakannya.

"Daripada untuk membiayai sesuatu yang menimbulkan banyak pertanyaan orang, mungkin bisa dijadikan untuk membangun desanya," kata Ganjar sambil tertawa.

"Itu bisa dijadikan festival desa yang menarik, yang unik, itu kan malah lebih bagus," sambungnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Ganjar menyampaikan, pihaknya telah mengambil langkah untuk menindaklanjuti deklarasi dari Keraton Agung Sejagat.

Gubernur Jawa Tengah itu mengaku sudah mengirimkan perwakilan dari dinas untuk berbicara dengan pihak keraton di Purworejo tersebut.

"Ya ngobrol sambil ngopi-ngopi dan makan clorot atau geblek," kata Ganjar.

"Nanti sambil ngopi diajak ngomong 'pie, Pak Raja?' (bagaimana, Pak Raja?) gitu kan enak," tambahnya.

Ganjar juga mengatakan, daripada mendeklarasikan kerajaan, lebih baik menciptakan sebuah festival desa dengan kostum kerajaan, seperti yang dikenakan anggota Keraton Agung Sejagat.

"Daripada mendeklarasikan kerajaan, susah lho itu, kalo malah dibikin festival desa setahun sekali dengan baju-baju seperti itu dan dibikin peragaan kan malah ramai to? Jadi kalender event," tuturnya.

Dengan demikian, Ganjar menambahkan, hal itu dapat menjadi daya tarik untuk mengundang wisatawan.

"Kreativitasnya bagus, ada pemasukan juga," kata Ganjar.

"Lha daripada bikin resah begitu, lebih baik bikin seneng," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (TribunJateng.com/Akhtur Gumilang) (Kompas.com/Kontributor Semarang, Riska Farasonalia) (TribunJogja/Andreas Desca)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Sinuhun Keraton Agung Sejagat Siapkan Pemerintahan, Ada Jabatan Menteri Hingga Lurah dan Harus Bayar

 
 
Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved