Viral Hari Ini

Pria Penolong Sukiyah Sempat 2 Kali Rasakan Kelamnya Penjara, Curi Beras Dibagikan ke Orang Miskin

Sebelum menjadi relawan pada 2017 silam, Ardian pernah dua kali mendekam di balik penjara karena mencuri beras untuk dibagikan kepada yang membutuhkan

Tribun Jambi/Istimewa
Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, setelah rambutnya dipotong. 

TRIBUNMATARAM.COM - Ardian Kurniawan Santoso atau Ardian, begitu sapaannya, seorang relawan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang menjadi sorotan karena menolong seorang wanita bernama Sukiyah.

Siapa sangka, sebelum menjadi relawan pada 2017 silam, Ardian pernah dua kali mendekam di balik penjara karena mencuri beras untuk dibagikan kepada yang membutuhkan.

Namun, dorongan untuk berbuat baik di jalan yang salah akhirnya pupus setelah menyadari perbuatannya akan berdampak pada anaknya.

Sebelum menjadi relawan dan menolong banyak orang, Ardian pernah terjerumus dalam lembah kelam.

Pria gondrong berusia 33 tahun ini pernah beberapa kali masuk penjara.

Cerita di Balik Gelapnya Hidup Sukiyah, Buta setelah Sakit Panas & Kejang-kejang, Tangan Kaki Lemah

Pertama, tahun 2014 dia dipenjara di Jember, Jawa Timur karena mencuri truk berisi beras.

Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, setelah rambutnya dipotong.
Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, setelah rambutnya dipotong. (Tribun Jambi/Istimewa)

"Saat itu yang diambil sebanyak 8 ton beras. Saya dipenjara selama dua tahun," kata Ardian di Sekretariat MRI Salatiga dan Kabupaten Semarang, di Jalan Merak, Klaseman, Kelurahan Mangunsari, Salatiga, Sabtu (25/1/2020).

Selain dijual dan digunakan sendiri, beras hasil curian itu dibagikannya untuk orang-orang yang membutuhkan.

Setelah bebas dari penjara di Jember, dia tidak bertobat.

Ardian beraksi di berbagai toko retail di wilayah Salatiga dan Boyolali.

"Saya juga tertangkap dan dipenjara lagi," ungkapnya.

Ardian Sosok Penolong Sukiyah Wanita yang Rambut 2 Meter dan Jadi Sarang Tikus, 2 Kali Dipenjara

Dalam masa tahanan yang kedua ini, Ardian mulai mencari jalan tobat.

"Saya teringat anak-anak yang masih kecil. Tidak mungkin jika saya terus seperti ini, keluar masuk penjara. Anak saya pasti malu. Saya ingin anak saya bangga, saya ingin menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat," paparnya.

Namun dia gamang. Ardian menilai jika ingin membantu orang lain harus kaya dan memiliki uang berlebih.

Padahal yang dia miliki hanya tenaga.

Saat itulah Ardian mulai berpikir untuk menjadi relawan.

Tahun 2017, dia mulai bergabung ke Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT).

Selama menjadi relawan, Ardian telah berkeliling ke beberapa daerah bencana seperti Palu, Riau, Jambi, Dumai, dan Padang.

Namun, Ardian mengakui pengalaman bertemu Sukiyah, warga Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang adalah yang paling menggetarkan hatinya.

Ardian ingat betul saat pertama kali bertemu Sukiyah.

Kaki wanita 50 tahun ini lemas dan tak bisa beranjak dari tempat dia tidur. Sukiyah buang air di sekitar tempat dia tidur.

Bahkan, rambut Sukiyah sepanjang 2 meter menjadi sarang tikus.

Sukiyah sebelumnya tak mau berkomunikasi dengan orang luar, bahkan tetangganya.

Secara perlahan Ardian mendekati dan berkomunikasi dengan Sukiyah.

Hingga akhirnya wanita itu mau untuk dirawat.

Ardian kemudian memotong rambut panjang Sukiyah.

"Bagaimana bisa kita membiarkan seorang manusia dalam keadaan seperti itu. Kita semua harus memanusiakan manusia apapun keadaannya," ucap Ardian. (Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana)

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2020/01/26/07000091/kisah-ardian-mantan-pencuri-beras-yang-kini-jadi-relawan-penolong-sukiyah?page=all#page2

Sukiyah, 27 tahun berdiam di rumah hingga rambutnya menjadi sarang tikus.
Sukiyah, 27 tahun berdiam di rumah hingga rambutnya menjadi sarang tikus. (TribunMataram Kolase/ (KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA))

Cerita di Balik Gelapnya Hidup Sukiyah, Buta setelah Sakit Panas & Kejang-kejang, Tangan Kaki Lemah

TRIBUNMATARAM.COM - Cerita di balik gelapnya hidup Sukiyah, wanita sebatangkara yang hidup dengan rambut dua meter hingga jadi sarang tikus.

Sukiyah menjadi viral setelah dirinya berhasil diselamatkan oleh seorang Relawan Aksi Cepat Tanggap ( ACT) Salatiga bernama Ardian.

Tak hanya buta, Sukiyah juga terpaksa dikunci di sebuah ruangan gelap, berdinding papan juga beralaskan tanah.

Nama Sukiyah, perempuan berusia 50-an, warga yang tinggal di Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, belakangan ini ramai menjadi pemberitaan diberbagai media.

Pemberitaan berbagai media itu bukan karena ia memiliki segudang prestasi, ataupun lainnnya.

 Ardian Sosok Penolong Sukiyah Wanita yang Rambut 2 Meter dan Jadi Sarang Tikus, 2 Kali Dipenjara

Melainkan kesedihan yang harus ia jalani karena hidup seorang diri di dalam rumah yang beralas tanah dan berdinding papan.

Sukiyah yang mengalami kebutaan sejak berumur lima tahun ini hidup seorang diri setelah ibunya meninggal tiga tahun lalu.

Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, setelah rambutnya dipotong.
Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, setelah rambutnya dipotong. (Tribun Jambi/Istimewa)

Sementara adiknya semenjak menikah sebelum pindah ke Banjarnegara tak pernah pulang dan berkirim kabar.

Sejak ibunya meninggal, ia sempat tidur di teras. Oleh warga, dia pun di masukkan ke dalam rumah dan setiap malam selalu dikunci dari luar. Hal itu dilakukan warga agar Sukiyah tak keluar dari rumahnya.

Tak hanya itu, rambutnya yang sudah mencapai dua meter tersebut terdapat kotoran manusia dan menjadi sarang tikus.

Paman Sukiyah, Suramto mengatakan, dia mengalami kebutaan setelah sakit panas hingga kejang-kejang.

 Ardian Sosok Penolong Sukiyah Wanita yang Rambut 2 Meter dan Jadi Sarang Tikus, 2 Kali Dipenjara

Namun, kala itu dia masih bisa beraktivitas normal hingga membantu orangtuanya berkebun.

"Sukiyah mulai bertingkah aneh dan jadi pendiam sejak umur 10 tahun," kata Suramto, Kamis (23/1/2020).

Dia mulai mengurung diri dan enggan bersosialisasi. Selama bertahun-tahun hanya berada di dalam rumah.

Warga sempat mengaliri rumah Sukiyah dengan listrik dari masjid. Namun, lampu yang menyala dirusak Sukiyah hingga selalu dalam keadaan gelap.

Sementara itu, Darkumi, warga sekitar, bercerita bahwa Sukiyah terakhir mandi sekitar setahun lalu. Saat itu ada enam orang dewasa yang memegangi Sukiyah.

Namun, Sukiyah memberontak dan bahkan sempat menggigit tangan Darkumi yang membantunya.

 Dipaksa Puaskan Hasrat Ayah Kandung, Dua Anak Perempuan Depresi Hingga Alami Gangguan Jiwa

"Bahkan tangan saya sempat digigit. Setelah kejadian itu, tidak ada yang mau memandikan lagi," katanya.

Cerita Sukiyah pun terdengar Relawan Aksi Cepat Tanggap ( ACT) Salatiga yakni Ardian yang kemudian langsung mendatangi kediaman Sukiyah.

Dan benar saja, saat kali pertama ditemui, kata Ardian, kondisinya sangat memprihatinkan. Kakinya sudah lemah sehingga tak bisa digunakan untuk berjalan.

"Dia cuma duduk selonjor dan kalau berpindah tempat ndlosor karena tangannya juga lemah," jelasnya.

Sukiyah, kata Ardian, memang melakukan semua aktivitasnya di dalam rumah. Bahkan, dia buang air besar dan kecil di dalam rumah sehingga mengeluarkan bau menyengat.

Ardian mengatakan, saat kali pertama melihat Sukiyah, yang terlintas dalam benaknya adalah memotong rambutnya.

Selain rambutnya sudah mencapai dua meter, lanjut Ardian, di rambut tersebut ada kotoran manusia dan anakan tikus.

Selama 30 menit, Ardian berbicara dan meminta izin kepada Sukiyah untuk memotong rambutnya.

Proses pemotongan rambut Sukiyah membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Menurut Ardian, selain panjang, rambut Sukiyah sangat alot saat dipotong.

"Bulu kuduk saya merinding semua saat memotongnya, saya sampai keringetan," katanya.

"Dia (Sukiyah) mengajukan permintaan, nanti setelah dipotong, minta dikeramas dengan sampo warna hitam, dan diobatin," sambungnya.

Setelah rambutnya dipotong, kata Ardian, Sukiyah sudah mulai berkomunikasi dengan dunia luar.

"Sukiyah sudah mulai berkomunikasi. Dia juga semalam sudah tidur di kasur, sudah mau mandi," ujarnya, Jumat (24/1/2020).

Ardian mengatakan, dirinya mencoba meyakinkan Sukiyah bahwa orang-orang yang berada di sekeliling Sukiyah adalah orang baik.

"Dia sekarang sudah berada di tempat yang lebih baik dan layak. Saya bilang, ini semua teman-teman saya. Jangan khawatir semua menjaga jenengan (anda)," ungkapnya.

Setelah itu, Sukiyah dibawa ke yayasan sosial yang berjarak 4 kilometer dari rumahnya.

Di yayasan tersebut, relawan perempuan membantu Sukiyah keramas. Untuk sementara, Sukiyah tinggal di yayasan tersebut.

Menurut Ardian, perkembangan Sukiyah cukup signifikan. Walaupun baru tinggal satu hari di yayasan, Sukiyah sudah bisa beradaptasi.

"Setelah bertahun-tahun hidup sendiri, sekarang sudah bisa komunikasi meski masih terbatas. Semua butuh waktu," jelasnya.

Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Khairina)

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2020/01/26/10412821/cerita-di-balik-sukiyah-hidup-seorang-diri-dengan-berteman-gelap-hingga?page=all#page2

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved