Perubahan Fisik Sukiyah setelah Dievakuasi, Kini Juga Mulai Bisa Diajak Berkomunikasi

Hidup Sukiyah, perempuan berambut 2 meter yang menghabiskan waktunya di ruangan gelap beralaskan tanah selama 27 tahun telah berubah.

TribunMataram Kolase/ (KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA)
Sukiyah, 27 tahun berdiam di rumah hingga rambutnya menjadi sarang tikus. 

TRIBUNMATARAM.COM - Perubahan fisik Sukiyah setelah dievakuasi oleh Ardian, kini juga mulai bisa diajak berkomunikasi.

Hidup Sukiyah, perempuan berambut 2 meter yang menghabiskan waktunya di ruangan gelap beralaskan tanah selama 27 tahun telah berubah.

Ia yang belum lama ini tampak lusuh dan suram, kini mulai terurus dengan rambut pendek dan bersih.

Sosok perempuan berambut panjang dan menyeramkan asal Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah kini telah berubah.

Perubahan terjadi setelah Sukiyah yang buta, lumpuh dan hidup sebatang kara bertemu dengan Ardian, seorang relawan MRI-Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada Rabu (22/1/2020).

Pria Penolong Sukiyah Sempat 2 Kali Rasakan Kelamnya Penjara, Curi Beras Dibagikan ke Orang Miskin

Pertemuan Sukiyah dengan Ardian membuat kehidupan Sukiyah tak seperti dahulu.

Perubahan fisik

Sukiyah, 27 tahun berdiam di rumah hingga rambutnya menjadi sarang tikus.
Sukiyah, 27 tahun berdiam di rumah hingga rambutnya menjadi sarang tikus.(KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA)

Dahulu, tak ada warga yang berani mendekati Sukiyah. Sebabnya, tak lain lantaran penampilan Sukiyah yang menyeramkan.

Sukiyah memang menderita gangguan jiwa sejak berumur 10 tahun.

Ia tak bisa merawat diri, tubuhnya pun lusuh dan bau.

Rambut Sukiyah gimbal sepanjang 2 meter. Anakan tikus serta ulat pernah bersarang di rambutnya.

Setelah didatangi Ardian, Sukiyah bersedia dipotong rambutnya oleh relawan tersebut.

Proses pemotongan rambut Sukiyah yang alot membutuhkan waktu sekitar setengah jam.

"Saya merinding. Sampai keringetan," ungkap Ardian menceritakan bagaimana rasanya memotong rambut gimbal Sukiyah.

Kini, Sukiyah tampak lebih rapi dan terawat dengan rambut pendeknya.

2. Komunikasi

Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, setelah rambutnya  dipotong. (Tribun Jambi/Istimewa)
Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, setelah rambutnya dipotong. (Tribun Jambi/Istimewa)()

Sebelum bertemu Ardian pada Rabu (22/1/2020), Sukiyah tak pernah mau bersosialisasi. Ia disebut hanya berdiam diri di rumahnya selama 27 tahun.

Tak ada warga yang mengajak Sukiyah berkomunikasi lantaran mereka takut.

Saat Ardian kali pertama bertandang ke rumah Sukiyah, ia melontarkan sapaan pada Sukiyah.

Tak hanya itu, Ardian juga memegang tangan Sukiyah. Sukiyah balas memegang tangan Ardian dan mereka berkomunikasi.

Kepada Ardian, Sukiyah minta diajak jalan-jalan dan diberi susu.

Ardian pun meminta izin pada Sukiyah agar Sukiyah mau dipotong rambutnya.

Rambut Sukiyah lalu dipangkas. Perempuan itu diantar ke yayasan sosial di dekat rumahnya.

Saat hendak pergi, Ardian sempat mengajak Sukiyah bercanda.

Puluhan tahun berdiam diri, Sukiyah akhirnya mau berkomunikasi dengan orang lain.

3. Kehidupan sosial

Ardian menunjukkan rambut Sukiyah yang telah dipotong.
Ardian menunjukkan rambut Sukiyah yang telah dipotong.(KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA)

Semenjak ibunya meninggal dan adiknya pergi, Sukiyah hidup seorang diri di rumahnya.

Dahulu, Sukiyah selalu berteman dengan gelap lantaran buta dan tak ada listrik di rumahnya karena ia rusak.

Tak ada yang membantu Sukiyah.

Hidup Sukiyah memprihatinkan sampai ia bertemu dengan Ardian.

Ardian mengunjungi Sukiyah berawal dari cerita rekannya sesama relawan.

Ia memotong rambut gimbal dan membawa Sukiyah ke yayasan sosial yang tak jauh dari rumahnya.

"Saya hanya ingin memanusiakan manusia," kata Ardian.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Ungaran Dian Ade Permana | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2020/01/27/06350311/begini-perubahan-sukiyah-perempuan-berambut-2-meter-dan-jadi-sarang-tikus?page=all#page2

Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, setelah rambutnya dipotong.
Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, setelah rambutnya dipotong. (Tribun Jambi/Istimewa)

Pria Penolong Sukiyah Sempat 2 Kali Rasakan Kelamnya Penjara, Curi Beras Dibagikan ke Orang Miskin

TRIBUNMATARAM.COM - Ardian Kurniawan Santoso atau Ardian, begitu sapaannya, seorang relawan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang menjadi sorotan karena menolong seorang wanita bernama Sukiyah.

Siapa sangka, sebelum menjadi relawan pada 2017 silam, Ardian pernah dua kali mendekam di balik penjara karena mencuri beras untuk dibagikan kepada yang membutuhkan.

Namun, dorongan untuk berbuat baik di jalan yang salah akhirnya pupus setelah menyadari perbuatannya akan berdampak pada anaknya.

Sebelum menjadi relawan dan menolong banyak orang, Ardian pernah terjerumus dalam lembah kelam.

Pria gondrong berusia 33 tahun ini pernah beberapa kali masuk penjara.

 Cerita di Balik Gelapnya Hidup Sukiyah, Buta setelah Sakit Panas & Kejang-kejang, Tangan Kaki Lemah

Pertama, tahun 2014 dia dipenjara di Jember, Jawa Timur karena mencuri truk berisi beras.

Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, setelah rambutnya dipotong.
Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, setelah rambutnya dipotong. (Tribun Jambi/Istimewa)

"Saat itu yang diambil sebanyak 8 ton beras. Saya dipenjara selama dua tahun," kata Ardian di Sekretariat MRI Salatiga dan Kabupaten Semarang, di Jalan Merak, Klaseman, Kelurahan Mangunsari, Salatiga, Sabtu (25/1/2020).

Selain dijual dan digunakan sendiri, beras hasil curian itu dibagikannya untuk orang-orang yang membutuhkan.

Setelah bebas dari penjara di Jember, dia tidak bertobat.

Ardian beraksi di berbagai toko retail di wilayah Salatiga dan Boyolali.

"Saya juga tertangkap dan dipenjara lagi," ungkapnya.

 Ardian Sosok Penolong Sukiyah Wanita yang Rambut 2 Meter dan Jadi Sarang Tikus, 2 Kali Dipenjara

Dalam masa tahanan yang kedua ini, Ardian mulai mencari jalan tobat.

"Saya teringat anak-anak yang masih kecil. Tidak mungkin jika saya terus seperti ini, keluar masuk penjara. Anak saya pasti malu. Saya ingin anak saya bangga, saya ingin menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat," paparnya.

Namun dia gamang. Ardian menilai jika ingin membantu orang lain harus kaya dan memiliki uang berlebih.

Padahal yang dia miliki hanya tenaga.

Saat itulah Ardian mulai berpikir untuk menjadi relawan.

Tahun 2017, dia mulai bergabung ke Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT).

Selama menjadi relawan, Ardian telah berkeliling ke beberapa daerah bencana seperti Palu, Riau, Jambi, Dumai, dan Padang.

Namun, Ardian mengakui pengalaman bertemu Sukiyah, warga Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang adalah yang paling menggetarkan hatinya.

Ardian ingat betul saat pertama kali bertemu Sukiyah.

Kaki wanita 50 tahun ini lemas dan tak bisa beranjak dari tempat dia tidur. Sukiyah buang air di sekitar tempat dia tidur.

Bahkan, rambut Sukiyah sepanjang 2 meter menjadi sarang tikus.

Sukiyah sebelumnya tak mau berkomunikasi dengan orang luar, bahkan tetangganya.

Secara perlahan Ardian mendekati dan berkomunikasi dengan Sukiyah.

Hingga akhirnya wanita itu mau untuk dirawat.

Ardian kemudian memotong rambut panjang Sukiyah.

"Bagaimana bisa kita membiarkan seorang manusia dalam keadaan seperti itu. Kita semua harus memanusiakan manusia apapun keadaannya," ucap Ardian. (Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana)

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2020/01/26/07000091/kisah-ardian-mantan-pencuri-beras-yang-kini-jadi-relawan-penolong-sukiyah?page=all#page2

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved