Viral Hari Ini

Tangis Bocah SD Juara 1 Lomba Lari DPU Provinsi Sulteng, Menyesal Lari 21km Tapi Tak Dapat Hadiah

Tangis Asmarani Dongku, siswi SD di Kabupaten Poso pecah tatkala mengetahui dirinya jadi juara satu lomba lari tanpa diberi hadiah.

Antaranews via Kompas.com
Asmarani Dongku 

Kami beli baju, belanja semua kebutuhan Jodi.

Pas hari Selasa, saya tungguin enggak datang-datang.

Tiba-tiba rada siang dia main ke sekolah, dan saya bujuk akhirnya mau," kata Rohayatun kepada Kompas.com di sekolah.

Rohayatun kemudian memandikan Jodi di kamar mandi ruang guru.

Dia menggantikan pakaian bermain yang kotor dengan seragam merah putih yang baru dibeli.

Rohayatun memakaikan sepatu, tas, dan semua kebutuhan belajar Jodi.

Viral Cerita Pilu Jodi, Bocah 7 Tahun ke Sekolah Pakai Baju Kotor, Para Guru Sukarela Mandikan Tiap Pagi
Viral Cerita Pilu Jodi, Bocah 7 Tahun ke Sekolah Pakai Baju Kotor, Para Guru Sukarela Mandikan Tiap Pagi (TribunMataram.com Kolase/ Instagram @rohayatun7)

Sebelumnya, media sosial diramaikan oleh unggahan yang berisi kisah seorang bocah bernama Jodi yang pergi ke sekolah menggunakan baju kotor dan tanpa alas kaki.

Bocah itu juga menunjukkan lokasi rumahnya yang berada di atas perbukitan, terpencil, dan dalam kondisi memprihatinkan.

Sejumlah warganet terus memberikan dukungannya dalam kolom komentar.

 Ria Ricis Unggah Video SAYA KEMBALI di YouTube, Matikan Kolom Komentar, Dapat Dislike 17 Ribu Kali

 Pablo Benua Akhirnya Ditetapkan Jadi Tersangka Penggelapan & Pemalsuan Kendaraan Bermotor

 Pengakuan Robi Anjal, Pria Mati Hidup Lagi Gegerkan Warga Sampang, Sebut Dirinya Cuma Tidur

 Kesaksian Ulama Soal Kasus Orang Mati Hidup Lagi di Sampang, Curiga Mayat Tak Membusuk 4 Hari

 

Informasi tersebut pertama kali diunggah oleh akun media sosial Instagram milik @rohayatun7 pada Senin (22/7/2019). Rohayatun, yang tak lain adalah gurunya sendiri, mengunggah tiga foto dan dua video berdurasi 60 dan 48 detik.

Rohayatun juga menuliskan cerita tentang kondisi Jodi yang sangat memprihatinkan. Jodi berasal dari keluarga tidak mampu.

Namun, yang membuat Rohayatun kagum, Jodi memiliki semangat belajar tinggi. Informasi tersebut kemudian disebarluaskan di sejumlah akun media sosial lain.

Sati (60), Jodi (7), dan Rakun (70) berdiri di sekitar rumahnya, di dusun pahing RT 1 RW 3, Desa Margabakti Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Senin (29/7/2019). (MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)
Sati (60), Jodi (7), dan Rakun (70) berdiri di sekitar rumahnya, di dusun pahing RT 1 RW 3, Desa Margabakti Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Senin (29/7/2019). (MUHAMAD SYAHRI ROMDHON) ( )

Kondisi rumah Jodi yang memprihatinkan

Senin (29/7/2019) pagi, Kompas.com melakukan upaya ekstra dalam menelusuri informasi viral tersebut. Kondisi jalanan menuju tempat tinggal Jodi naik turun karena berada di dataran tinggi.

Setelah melewati aspal, siapa pun yang hendak menuju rumahnya harus memarkirkan kendaraan roda dua atau empat di pinggir jalan.

Mereka kemudian harus berjalan kaki sekitar 100 meter dengan kondisi jalan setapak dan menanjak.

 Viral Penjual Siomay Ternyata Mantan Miliarder, Penghasilan 2 Miliar Tapi Jatuh Lalu Dagang Keliling

 Viral Turis Ambil Barang Saat Check Out dari Vila di Bali, Polisi Jelaskan Kronologi Kejadiannya

 Curhat Adik Cut Meyriska Tentang Kisah Cinta Kakaknya Bersama Roger Danuarta: Rahasia Terindah Allah

 Dikenal Humoris, 4 Zodiak Ini Tak Akan Beranjak Kemanapun Sebelum Kamu Tertawa, Siapa Saja Mereka?

Bocah berusia 7 tahun itu tinggal di Dusun Pahing, RT 001 RW 003, Desa Margabakti, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Dia hidup bersama neneknya Sati (60) dan kakeknya Rakun (70). Dua kakaknya, Dayat (18) dan Mulya (15), juga tinggal bersama kecuali Ani (9) yang tinggal bersama orangtua angkatnya.

Tidak ada kamar mandi di bagian belakang rumah. Mereka terbiasa buang air kecil dan air besar ke kebun di sekitar rumah.

Saat malam tiba, mereka bertahan hidup gelap gulita selama beberapa tahun dan baru mendapatkan sedikit aliran listrik belum lama ini.

Anak yatim

Sobirin, bapak kandung Jodi, telah meninggal dunia beberapa tahun lalu karena terserang penyakit.

Sementara ibu kandungnya, Ita, sudah kembali berkeluarga.

Lima orang itu, Jodi, Sati, Rakun, Dayat, dan Mulya, tinggal di satu rumah. Ada tiga ruang di dalamnya.

Masing-masing ruang hanya disekat menggunakan tripleks. Tidak ada besi, tetapi kayu untuk penyangga tiap sudut rumah dan plafon.

Bagian atap yang berbahan genteng bercampur asbes pun banyak yang tampak rusak.

Angin dan air pada saat musim hujan mudah masuk hingga menggenangi permukaan lantai tiap ruang.

Terlebih kamar tidur Jodi yang dekat dapur. Namun, bukan dapur seperti umumnya, melainkan ruang kecil beralaskan tanah untuk menyimpan tumpukan bata menyerupai tungku dan beberapa potong kayu bakar untuk memasak. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved