Virus Corona
Pria Ini Berhasil Sembuh dari Virus Corona Setelah 3 Minggu Dirawat, Serasa Mengetuk Pintu Neraka
Ia menceritakan awal mula kemungkinan tertular virus corona yaitu saat mengikuti kursus bahasa di sebuah sekolah pada awal Januari 2020.
TRIBUNMATARAM.COM - Jumlah kematian karena virus corona masih terus meningkat. Namun dengan angka pasien yang pulih juga tidak sedikit, mengkonfirmasi bahwa penyakit Covid-19 bisa dilawan.
Salah satu pasien yang dapat sembuh dari virus corona di China adalah mahasiswa 21 tahun yang minta dipanggil Tiger Yee.
Dikutip dari Express.co.uk, ia menceritakan awal mula kemungkinan tertular virus corona yaitu saat mengikuti kursus bahasa di sebuah sekolah pada awal Januari 2020.
• Media Asing Soroti Kenaikan Harga Masker di Indonesia Lebih Mahal dari Emas, Meski Negatif Corona
Tempat sekolahnya di dekat pasar makanan laut Wuhan. Kemudian pada pertengahan Januari, ia mula merasakan sakit perut.
Awalnya ia mengobati dengan mencoba obat flu. Namun semakin hari kondisinya semakin buruk setelah empat hari sakit.
Seperti mau mati

Saat kondisi Yee memburuk, ayahnya menyadari ada sesuatu yang parah yang terjadi dengan anaknya.
"Saya menderita demam tinggi dan nyeri yang menyiksa setiap bagian tubuh saya. Saya batuk seperti akan mati," katanya.
Ia lalu memutuskan pergi ke Rumah Sakit Tongji untuk mendapatkan perawatan.
"Saya takut, setiap dokter di tempat itu memakai pakaian pelindung yang belum pernah saya lihat sebelumnya," kata Yee.
• Diperlakukan Bak Orang Terkena Virus Corona, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Difoto dan Divideokan
Ia kemudian menjalani CT scan di rumah sakit dan menunjukkan Yee kemungkinan tertular Covid-19 dan telah menyebar ke paru-parunya.
Namun dokter menolak untuk menjalankan tes diagnostik padanya karena rumah sakit kehabisan tes kit.
Ia tidak punya pilihan selain terus minum obat di rumah.
Tetapi pada suatu malam, suhunya naik hingga 39 derajat celcius.
"Saya pikir saya mengetuk pintu neraka," katanya seperti dikutip dari Mirror.
Membaik setelah 3 minggu
Yee melakukan kunjungan ke rumah sakit lagi di mana dokter meresepkannya dengan Kaletra, obat yang digunakan untuk mengobati HIV, dan memberinya infus.
Diagnosis positifnya memberikan akses ke obat antivirus yang katanya efektif.
Selama sembilan hari dirawat, ia merasa kondisinya lebih baik.
• POPULER Virus Corona Negatif, Apakah Indonesia Tak Bisa Mendeteksi dengan Benar? Ini Kata Ahli
Pada 7 Februari 2020 ia dinyatakan bersih dari virus setelah tiga minggu berjuang dengan virus corona.
Yee satu dari 9.467 pasien yang dapat dipulihkan dari virus corona.
Sementara hingga Minggu (16/2/2020) tercatat ada 69,270 kasus positif virus corona di seluruh dunia.
Sedangkan korban tewas karena virus corona yang menyebar dari Wuhan, China itu mencapai 1,670 orang. (Kompas.com/ Rizal Setyo Nugroho/ Rizal Setyo Nugroho)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Minggu Dirawat karena Virus Corona, Pasien Sembuh: "Saya Pikir Saya Mengetuk Pintu Neraka""

Masih Nol Kasus Virus Corona, Benarkah Indonesia Tak Mampu Mendeteksinya?
Indonesia masih dinyatakan negatif virus corona, benarkah tidak mampu mendeteksinya?
Belum adanya laporan virus corona di Indonesia, membuat WHO hingga ahli kesehatan dunia mencurigai ketidakmampuan Indonesia mendeteksi virus tersebut.
Benarkah demikian?
Sejak virus corona merebak di kota Wuhan, China pada akhir tahun 2019, hingga saat ini Indonesia masih negatif dari Novel coronavirus atau Covid-19.
• POPULER Keluarga Korban Tewas Virus Corona Dilarang Lihat Jenazah, Prosedur Pemakaman Berbeda
Tetapi hal ini justru menimbulkan beragam isu dan pertanyaan di masyarakat.

Terutama mengenai apakah peralatan medis di Indonesia sendiri mampu dalam mendeteksi keberadaan virus ini?
"Kemampuan deteksi itu kita sudah ada, sudah dari bulan Januari digunakan," tegas Prof Herawati Supolo Sudoyo, Deputi Fundamental Eijkman Institute, dalam acara Menyikapi Virus Corona 2019-nCoV : Dari Lembaga Eijkman untuk Indonesia, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Cara mendeteksi Covid-19 yang dilakukan di laboratorium Indonesia sudah sesuai dengan standar prosedur dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sampel darah dari pasien terduga terinfeksi virus corona ini akan diambil petugas medis untuk dites di laboratorium.
• POPULER WHO & Ahli Harvard Bingung Corona Tak Jangkiti Indonesia, Cemaskan Jika Ini yang Terjadi
Kata Herawati, selama ini Indonesia telah melakukan tes laboratorium yang membutuhkan waktu setidaknya dua hari atau lebih.
Langkah pengujian atau deteksi tersebut sudah dilakukan Indonesia sejak tahun 2015, khususnya di Lembaga Eijkman sendiri.
Kit baru untuk mempercepat tes Covid-19
Diakui dia, perihal adanya kit yang baru dan ditunggu kedatangannya di Indonesia, sempat menjadi isu yang keliru paham oleh masyarakat.
"Yang disebut kit baru itu, biar kita dapat hasil tes deteksinya cepat, jadi kita tidak lagi butuh waktu lama deteksi Covid-19 ini. Kit baru itulah yang disalah artikan kita tidak punya kemampuan," kata dia.
• Cara Pemakaman Korban Tewas Virus Corona Agar Tak Menulari, Keluarga Tak Boleh Lihat Terakhir Kali
Oleh sebab itu, kata dia, yang diinginkan oleh banyak pihak yakni terkait dengan beragam indikasi dari penyebaran Covid-19 dan isu yang beredar di masyarakat adalah kolaborasi antar elemen disiplin ilmu dan lembaga.
Untuk mengantisipasi gagalnya komunikasi risiko bencana dari Covid-19 adalah dengan bersatu dalam mendeteksi Covid-19 itu sendiri.
Selain itu, kata Herawati, upaya tersebut dilakukan agar masyarakat memahami risiko dari Covid-19 ini jika sampai mewabah di negara sendiri.
"Kalau ada yang bertanya Indonesia mampu atau tidak (deteksi virus corona Covid-19)? Indonesia mampu," sambung Herawati. (Kompas.com/ Ellyvon Pranita)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Masih Negatif Virus Corona, Benarkah Tak Mampu Deteksi?"