Berita Terpopuler

POPULER Tewas dalam Tragedi Susur Sungai, Khoirunnisa Justru Dimakamkan di Hari Ultahnya

Sayangnya, hari itu, justru jadi hari kelabu pemakaman Khoirunnisa sebagai salah satu korban tewas susur sungai di Yogyakarta.

Kolase TribunNewsmaker - Tribunjogja.com | Hasan Sakri
Khoirunnisa, yang merupakan salah satu korban meninggal saat acara susur sungai dimakamkan hari Sabtu (22/2/2020) ini di makam Dusun Karanggawang Girikerto, Turi. 

Hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun.

"Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya anak kita, Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah, yang hari ini bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-13, persis jatuh di hari," kata Sri dalam bahasa Jawa, seperti dikutip dari Tribun Jogja.

Wakil bupati meminta, keluarga tabah menghadapi cobaan tersebut.

"Mari kita doakan semoga anak (Khoirunnisa) yang kita cintai diterima oleh Allah. Insya Allah, jannah bagi anak kita," ucap dia.

Siswa SMP Negeri 1 Turi Yogyakarta Lakukan Susur Sungai Malah Hanyut, Orang Tua Menangis Histeris

Tragedi susur sungai

Khoirunnisa Nur Cahyani Sukmaningdyah, yang merupakan salah satu korban meninggal saat acara susur sungai dimakamkan hari Sabtu (22/2/2020) ini di makam Dusun Karanggawang Girikerto, Turi.
Khoirunnisa Nur Cahyani Sukmaningdyah, yang merupakan salah satu korban meninggal saat acara susur sungai dimakamkan hari Sabtu (22/2/2020) ini di makam Dusun Karanggawang Girikerto, Turi. (Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Khoirunnisa tewas dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka susur sungai.

Kegiatan yang disebut oleh pihak sekolah sebagai program rutin itu diikuti oleh 249 siswa di SMPN 1 Turi, tempat Khoirunnisa menimba ilmu.

Menurut keterangan salah seorang korban selamat, Salma Kusuma Haridayani arus sungai tiba-tiba menghantam saat ia dan rekan-rekannya menyusuri sungai.

"Ketika kami sampai di tengah-tengah sungai, jalan di sungai sudah sekitar setengah jam, tiba-tiba ada arus besar dari arah utara atau atas," kata Salma.

Diduga aliran air tersebut disebabkan oleh hujan di hulu sungai. Sebab, kegiatan itu memang dilakukan ketika musim hujan.

Saat itu, Salma melihat teman-temannya yang lain terseret derasnya arus sungai.

Salma mengaku ia mengalami luka pada bagian kakinya.

Delapan orang tewas dalam peristiwa itu. Sedangkan dua lainnya masih dalam pencarian.

Polisi telah menetapkan satu orang pembina pramuka sekaligus guru SMPN 1 Turi berinisial IYA dalam kejadian tersebut.

Ia dijerat Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia dan Pasa 360 KUHP mengenai kelalaian yang menyebabkan orang lain luka-luka.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved