Virus Corona
Virus Corona Membunuh Ribuan Nyawa, Siapa Pasien Pertama yang Terinfeksi & Memicu Wabah Mematikan?
Ketika terjadi wabah, baik karena virus maupun bakteri, orang pertama yang terkena biasanya disebut sebagai "pasien nol".
Wu Wenjuan, dokter senior di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan dan salah seorang penulis hasil penelitian kepada BBC meyakini bahwa pasien pertama Covid-19 berusia lanjut dan mengidap Alzheimer.
"Ia (pasien) tinggal sekitar empat atau lima halte bus dari pasar hewan di Wuhan. Karena ia sakit, ia tidak ke luar rumah," jelas Wu Wenjuan.
Ia menambahkan bahwa tiga orang lainnya menunjukkan tanda-tanda terkena virus corona, dua di antaranya tidak ke pasar hewan di Wuhan.
Meski demikian, peneliti juga menemukan 27 orang dari 41 sampel pasien yang dirawat di rumah sakit pada awal wabah "pernah ke pasar hewan dan ikan laut di Wuhan".
Hipotesis bahwa wabah berawal dari pasar tersebut dan mungkin ditularkan dari binatang hidup ke manusia sebelum menyebar dari manusia ke manusia sangat mungkin diterima, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jadi, apakah satu orang bisa memicu wabah besar?
Pada 2014 hingga 2016 terjadi wabah Ebola di kawasan di Afrika Barat, wabah terbesar penyakit ini sejak pertama kali ditemukan pada 1976.
Catatan WHO menunjukkan bahwa penyakit ini membunuh lebih dari 11.000 dengan angka kasus mencapai 28.000.
Wabah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan menyebar ke 10 negara, sebagian besar di Afrika, namun juga ditemukan di Amerika Serikat, Spanyol, Inggris dan Spanyol.
Mereka mengatakan anak ini mungkin terkena Ebola saat bermain di pohon yang juga menjadi rumah koloni kelelawar.
Para ilmuwan ini melakukan ekspedisi ke desa tempat anak ini tinggal, mengambil sampel dan berbicara dengan warga setempat untuk mengetahui sumber wabah.
Hasil penelusuran ini diterbitkan di jurnal EMBO Molecular Medicine.
Siapa pasien nol pertama yang dikenal dalam sejarah?
Sebutan pasien nol mungkin pertama kali diberikan kepada warga New York bernama Marry Mallon.
Ia kemudian lebih dikenal dengan sebutan "Typhoid Mary" karena menyebabkan wabah demam tifus di New York pada 1906.