Berita Terpopuler
POPULER Gara-gara Lihat Seragam Putrinya, Ibu Siswi Tewas di Gorong-gorong Dapat Firasat Soal Pelaku
Sejak awal, Wati sudah memiliki perasaan bahwa putrinya yang ditemukan tewas masih dalam balutan seragam pramuka menjadi korban pembunuhan.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNMATARAM.COM - Gara-gara lihat seragam putrinya, ibu DS, siswi SMP di Tasikmalaya yang tewas di gorong-gorong dapat firasat soal pelaku.
Sebelum pembunuh anaknya terungkap, Wati Fatmawati, ibu kandung DS (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas di gorong-gorong sekolahnya mendapatkan firasat.
Dirinya mendadak mendapatkan firasat jika kebenaran akan kematian DS akan segera terungkap.
Sejak awal, Wati sudah memiliki perasaan bahwa putrinya yang ditemukan tewas masih dalam balutan seragam pramuka menjadi korban pembunuhan.
Akan tetapi, Wati memilih diam dan tidak menuduh siapa-siapa.
• Autopsi Buktikan Siswi Tewas di Gorong-gorong Dibunuh, Polisi Temukan Benang Merah Sosok Pelaku
• Ayah Siswi SMP Tewas di Gorong-gorong Ngaku Lupa Ingatan & Bohong Sang Anak Bersamanya
Ia sepenuhnya menyerahkan kepada polisi untuk mengungkapkan siapa pembunuh putrinya.
Gayung pun bersambut, berkat kesabarannya misteri kematian DS akhirnya mulai menemui titik terang.

Berdasarkan hasil autopsi, polisi menemukan bukti DS memang tewas dibunuh.
Menurut Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota, Rabu (26/12/2020), korban DS dinyatakan sebagai korban pembunuhan.
Hal ini juga berdasarkan penyelidikan yang dilakukan kepolisian sejak mayat DS ditemukan Senin 21 Januari 2020 silam.
Dibalik pengungkapan kasus ini, Wati Fatmawati (46), ibu kandung korban, menceritakan firasat dan kesedihannya saat membereskan pakaian anaknya, sehari sebelum diumumkan penyebab kematian Delis oleh Kepolisian.
Saat itu, Wati mengaku teringat hendak memindahkan pakaian korban dari kamar tidurnya yang saat ini dipakai oleh adik korban yang masih berumur 11 tahun.
Pakaian korban pun dibereskan dan dikumpulkan dalam satu lemari khsusus di bagian tengah rumah.
Wati pun tiba-tiba terhenyak saat melihat pakaian seragam biru putih korban dan teringat dengan seragam Pramuka yang dikenakan korban saat ditemukan membusuk di gorong-gorong sekolahnya.
"Mungkin kemarin ada tanda-tandanya (firasat), saat membereskan pakaian almarhumah (Delis) saya langsung menangis dan teringat seragam pramuka korban yang masih terpakai saat ditemukan tewas. Saya pun menangis lama," kata Wati, dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Kamis (27/2/2020).

"Padahal, saya selama beberapa pekan ini sudah berusaha tegar," lanjut Wati, sembari mencucurkan air mata dengan tatapan kosong kepada empat orang wartawan di depannya, Rabu malam.
Sebelumnya, Wati sendiri yakin anaknya korban pembunuhan
Dirinya pun tak mengira akan mendapatkan kabar pengungkapan kasus kematian anaknya pada Rabu malam.
Namun keyakinan dirinya bahwa kematian anaknya akibat dibunuh telah muncul saat mengetahui mayatnya ditemukan mengenaskan.
"Baru kemarin lagi saat beres-beres pakaian saya sangat teringat lagi anak saya.
Padahal saya sudah mulai tabah dan berusaha supaya tak terus-terusan bersedih.
Mungkin ini pertanda dari Allah SWT.
Eh, sekarang saya dapat kabar pengungkapan kasusnya," tambah Wati, sembari dihibur oleh para wartawan dengan melontarkan pertanyaan humor lainnya terkait kapan akan menikah lagi.
"Sumpah Pak, saya gak kepikiran ke sana selama ini," tukas Wati, dibarengi senyuman walau kedua bola matanya memerah menahan tangis.
Merasa Lega Anak Benar-benar Dibunuh
Dirinya lega lantaran mendapati bukti anaknya benar-benar tewas karena dibunuh.
• Autopsi Buktikan Siswi Tewas di Gorong-gorong Dibunuh, Polisi Temukan Benang Merah Sosok Pelaku
• Beda Pengakuan Ayah Siswi SMP Tewas di Gorong-gorong ke Ibu & Wakasek saat Putrinya Hilang
Kejanggalan sudah dirasakan Wati sejak mayat anaknya ditemukan di gorong-gorong depan sekolah.
Sejak awal dirinya meyakini perasaannya kalau anaknya tewas akibat korban pembunuhan seseorang.
"Setelah mengetahui ini, perasaan saya lega tidak seperti kemarin-kemarin terus penasaran apakah anak saya meninggal karena celaka atau dibunuh.

Tapi sejak awal saya yakin karena dibunuh," jelas Wati saat dimintai keterangan wartawan di rumahnya, Rabu (26/2/2020) malam.
Selama ini pun, dirinya terus diminta tokoh masyarakat setempat untuk menanyakan terkait perkembangan kasus penyelidikan kematian anaknya kepada Kepolisian.
Tapi dirinya mengaku tak memiliki akses dan tak berani mencari informasi itu karena telah mepercayakan sepenuhnya kepada para petugas Kepolisian.
"Kalau kemarin saya nunggu-nunggu saja kabarnya gimana.
Tapi, setelah saya dapat kabar di media kalau penyebab kematiannya karena pembununan, saya berharap pelakunya cepat ditangkap," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota mulai berhasil mengungkap kasus kematian DS, siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya, Senin (27/1/2020) lalu.
Tersangka Segera Ditetapkan
Dalam waktu dekat Kepolisian setempat akan menetapkan tersangka dan kasusnya mengarah ke motif pembunuhan.
"Setelah hasil pengumpulan bukti-bukti dan keterangan saksi-saksi kita sudah bisa mengambil kesimpulan garis merah.
Adanya kesesuaian-keseuaian sudah mengarah ke arah pelaku atau tersangka," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto kepada wartawan, Rabu (26/2/2020).
Kasus ini bermula saat warga Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, digegerkan dengan temuan sesosok mayat perempuan tersembunyi di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.
Mayat tersebut saat ditemukan masih berseragam lengkap pakaian Pramuka berkerudung dan ditemukan disampingnya tas sekolah berisi identitasnya serta buku-buku sekolah.
Mayat korban pun telah dilakukan otopsi oleh Tim Forensik Polda Jawa Barat, namun hasilnya tidak akan dibuka ke publik dan akan dijadikan bukti ahli saat persidangan nanti. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)