Tragedi Susur Sungai
Fakta Baru Tragedi Susur Sungai, Grafiti Kemarahan Siswa SMP 1 Turi Hingga Rapat Online Pembina
Mulai dari kegeraman siswa yang diwujudkan dalam sebuah grafiti hingga adanya rapat online sebelum susur sungai dilaksanakan.
"Kami diperlakukan secara baik, tidak diintimidasi, tidak diperlakukan semena-mena," tegasnya.
Usai mendengar penjelasan itu, Arif bertanya mengenai kepala ketiganya yang gundul.
"Digundul ini permintaan kami. Yang jelas untuk faktor keamanan," ucap IYA.
Ketiganya juga mengenakan baju oranye agar sama dengan tahanan lain.
Sehingga tidak ada perbedaan satu sama lain di dalam tahanan. Sebab semua sama di mata hukum.
"Kalau sama dengan teman-teman di dalam kan saya tenang ketika di sini. Saya tidak masalah gundul, biar sama dengan lainya yang di dalam," tegasnya.
IYA menegaskan, proses hukum harus dijalankan. IYA bersama R dan DDS memang harus mempertanggungjawabkan atas apa yang terjadi.
"Ini kan risiko kami, memang harus dipertanggungjawabkan. Pertama kami harus mempertanggungjawabkan kepala Allah, yang kedua keluarga korban, yang ketiga mempertanggungjawabkan pada hukum," tandasnya.
Pada kesempatan ini, IYA dihubungkan melalui telepon dengan Ketua Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) PB PGRI Ahmad Wahyudi.
Kepada Ahmad, IYA menceritakan hal yang sama mengenai kondisinya dan mengenai kepalanya yang gundul.
Di akhir pertemuan, IYA mengucapkan terima kasih atas dukungan para guru.
"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan teman-teman guru. Yang jelas mohon dukunganya secara koridor hukum, jadi bisa melalui satu pintu," ungkapnya.
"Saya sudah mendengar sendiri bahwa mereka mengikuti proses hukum ini dan tidak ada tekanan.
Mereka sehat, baik, dan tidak ada satu permasalahan," tuturnya.
Terkait dengan kepala gundul, merupakan permintaan dari ketiganya. Supaya sama tahanan lain.
Kepala Biro Advokasi Perlindungan Hukum dan Penegakan Kode Etik PGRI DIY Andar Rujito mengajak semua guru agar bangga dengan ketiga tersangka.
"Saya mengajak guru se Indonesia banggalah kepada teman-teman kita yang hari ini menjalani proses hukum.
Bukan bangga atas peristiwanya, tetapi bagimana mereka siap bertanggungjawab atas perbuatanya," ujarnya.
"Merasakan sama di depan hukum. Kalau tahanan lain digundul, tidak pakai sandal dan pakaiannya seperti itu, maka mereka ingin dipersamakan. Guru tidak harus diistimewakan, itu yang mereka sampaikan," imbuhnya.
Ia menyebut banyak orang yang tidak tahu kondisi ketiganya selama ditahan.
Tetapi setelah bertemu, kondisi mereka baik-baik saja.
"Dengan media sosial kemarin karena tidak tahu persis kita menjadi prihatin bersama, pasti kita bergejolak, semua guru pada menangis.
Tetapi hari ini saya mendengar langsung bahwa mereka sangat memahami dan menerima apa yang diperlakukan dan harus diperlakukan dalam proses hukum," ujar dia. (Kompas.com/ Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Tersangka Susur Sungai Sempor Minta Digunduli untuk Keamanan"