Siswi SMP Bunuh Bocah

Dokter Spesialis Jiwa Sebut Remaja Pembunuhan Bocah Adalah Psikopat, Kenali Tanda-tandanya pada Anak

dr Dharmawan Ardi Purnama, Sp.KJ mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang didapatkan, besar kemungkinan pelaku remaja ini seorang psikopat.

Editor: Asytari Fauziah
TribunMataram Kolase/ Instagram/ (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI)
Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo memperlihatkan buku catatan milik remaja 15 tahun yang bunuh bocoh 6 tajun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020). 

Seorang psikopat bakal sangat sulit untuk diidentifikasi.

Mereka cenderung cerdas, mempesona, dan pintar menirukan emosi.

Bisa saja mereka tampak peduli dan tertarik pada orang lain walau kenyataannya tidak.

"Mereka aktor yang hebat dengan tujuan memanipulasi orang demi keuntungan sendiri," terang Tompkins.

Sementara itu, sosiopat tidak bisa berpura-pura dengan emosi mereka.

Catatan kebencian pelaku untuk ayahnya.
Catatan kebencian pelaku untuk ayahnya. (Instagram @makassar_iinfo/Tribun jakarta)

Dalam kondisi ini, seseorang bakal menunjukkan ketika mereka tidak tertarik dengan orang lain.

Mereka bahkan akan menyalahkan orang lain dan beralasan terkait kepribadian mereka ini.

Beberapa pakar menyebut sosiopat berkepala panas dan pemarah karena bertindak tanpa memikirkan perasaan orang lain.

Sedangkan psikopat cenderung dingin dan penuh perhitungan dengan hasil yang mereka inginkan.

Apakah pelaku bisa disembuhkan?

Dalam kesempatan yang sama, Melissa Grace mengungkapkan kesempatan kesembuhan bagi pelaku.

Mengingat usia pelaku yang masih anak-anak, Melissa Grace menyebut bahwa harapan kesembuhan itu masih ada.

"Bisa sembuh atau tidak? Sebenarnya kalau masih usia anak-anak, masih ada harapan," ungkap Melissa Grace.

Harapan kesembuhan itu pun tentu perlu penanganan yang tepat.

Tidak hanya terhadap pelaku, tetapi juga terhadap lingkungan di sekitar anak tersebut.

"Asalkan ada penanganan yang benar, bukan hanya terhadap anaknya tetapi juga terhadap lingkungannya," kata Grace.

Oleh karena itu, Melissa Grace menyebutkan pentingnya pemeriksaan psikologis terhadap pelaku.

"Jadi perlunya pemeriksaan psikologis itu begitu," kata Melissa.

Dalam pemeriksaan itu, Melissa menjabarkan bahwa sang psikolog akan mencari tahu faktor apa yang menyebabkan si anak bisa bertindak demikian.

Tak hanya itu, psikolog juga akan mencari tahu hal apa yang bisa mendukung anak tersebut untuk meninggalkan kebiasaan lamanya. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved