Siswi SMP Bunuh Bocah
Makna Gambar Bernada Kebencian Siswi SMP Bunuh Bocah di Mata Pakar, Ada Rasa Sakit Terpaksa Ditahan
Ada rasa sakit yang terpaksa ditahan dari gambar-gambar buatan NF (15) siswi SMP yang menghabisi nyawa bocah 5 tahun secara sadis di Sawah Besar.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Salma Fenty Irlanda
Baik psikopat maupun sosiopat sama-sama tidak memiliki empati.
Namun, Aaron Kipnis, PhD mengungkap bahwa psikopat memiliki rasa empati yang lebih rendah dibanding orang lain.
Seseorang dengan kondisi ini cenderung melihat orang lain hanya sebagai obyek untuk mendapat keuntungan bagi dirinya sendiri.
Seorang psikopat bakal sangat sulit untuk diidentifikasi.
Mereka cenderung cerdas, mempesona, dan pintar menirukan emosi.
Bisa saja mereka tampak peduli dan tertarik pada orang lain walau kenyataannya tidak.
"Mereka aktor yang hebat dengan tujuan memanipulasi orang demi keuntungan sendiri," terang Tompkins.
Sementara itu, sosiopat tidak bisa berpura-pura dengan emosi mereka.
Dalam kondisi ini, seseorang bakal menunjukkan ketika mereka tidak tertarik dengan orang lain.
Mereka bahkan akan menyalahkan orang lain dan beralasan terkait kepribadian mereka ini.
Beberapa pakar menyebut sosiopat berkepala panas dan pemarah karena bertindak tanpa memikirkan perasaan orang lain.
Sedangkan psikopat cenderung dingin dan penuh perhitungan dengan hasil yang mereka inginkan.
6. Apakah Pelaku Bisa Disembuhkan?
Ilustrasi pembunuhan
Dalam kesempatan yang sama, Melissa Grace mengungkapkan kesempatan kesembuhan bagi pelaku.
Mengingat usia pelaku yang masih anak-anak, Melissa Grace menyebut bahwa harapan kesembuhan itu masih ada.
"Bisa sembuh atau tidak? Sebenarnya kalau masih usia anak-anak, masih ada harapan," ungkap Melissa Grace.
Harapan kesembuhan itu pun tentu perlu penanganan yang tepat.
Tidak hanya terhadap pelaku, tetapi juga terhadap lingkungan di sekitar anak tersebut.
"Asalkan ada penanganan yang benar, bukan hanya terhadap anaknya tetapi juga terhadap lingkungannya," kata Grace.
Oleh karena itu, Melissa Grace menyebutkan pentingnya pemeriksaan psikologis terhadap pelaku.
"Jadi perlunya pemeriksaan psikologis itu begitu," kata Melissa.
Dalam pemeriksaan itu, Melissa menjabarkan bahwa sang psikolog akan mencari tahu faktor apa yang menyebabkan si anak bisa bertindak demikian.
Tak hanya itu, psikolog juga akan mencari tahu hal apa yang bisa mendukung anak tersebut untuk meninggalkan kebiasaan lamanya.

"Kita cari tahu dulu faktor-faktor resiko apa yang bisa berkontribusi, dan faktor-faktor apa yang bisa supporting dia supaya dia ke depannya bisa menjadi manusia yang lebih adaptif, yang lebih optimal," terang Melissa Grace.
Melissa Grace juga sangat menyayangkan ketika mengetahui kabar bahwa pelaku pembunuhan balita itu dikenal sebagai anak yang cerdas.
Ia sangat menyayangkan, kecerdasan anak tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal.
"Berdasarkan berita, anak ini cerdas. Jadi sayang sekali kalau potensinya tidak dimanfaatkan," kata Melissa Grace.
7. Pelaku Ceritakan Sendiri Aksinya
Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo memperlihatkan buku catatan milik remaja 15 tahun yang bunuh bocoh 6 tajun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menyatakan NF (15) pelaku pembunuhan bocah yang mayatnya disimpan di lemari, bersikap tenang saat diperiksa.
• Perubahan Drastis Sikap Siswi SMP Pembunuh Bocah, Mulai Sering Kurung Diri saat Masuk SMP
• Sesak Hati Ibu Korban Pembunuhan Siswi SMP Ingat Tahun Ini Anaknya Masuk TK bersama Adik Pelaku
Bahkan semua pertanyaan yang diajukan dijawab tanpa ada keraguan.

"Ditanya tidak pernah tidak menjawab, dia (pelaku) selalu jawab, dia ngomong. Tenang, santai, sebelum kita tanya pun dia langsung cerita," kata Yusri di Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).
Yusri menyebut kasus ini masih perlu pendalaman.
"Kita kenakan sesuai aturan KUHP tapi kita akan dalami karena ada azaz Undang-Undang Peradilan Anak No. 11 tahun 2012, yaitu azaz anak sebagai korban, azaz pendampingan orangtua kandung dan bapas," katanya.
Barang bukti yang ditemukan Polisi dalam kasus ini juga ditemukan beberapa catatan-catatan pelaku yang berisikan curhat pelaku.
Polisi belum dapat menyimpulkan dari hasil temuan itu, apakah adanya konflik dalam keluarganya, pihaknya pun masih akan mendalami keterangan dari para orangtua.
"Masih kita dalami apakahan proses perceraian itu juga ada pengaruh dan memang yang bersangkutan ini tinggal bersama ayah kandungnya dan ibu tirinya. Nanti kita update keterangan hasil lapfor," kata Yusri.
Seperti diberitakan sebelumnya, gadis ABG berinisial NF (15) nekat membunuh APA (5) karena terinspirasi dari film pembunuhan.
APA diketahui dibunuh di rumah NF di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Kamis (5/3/2020).
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto itu menuturkan pengakuan NF.
"Tersangka melakukan (pembunuhan) dengan kesadaran dan dia terinspirasi, kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia (melakukan pembunuhan) terinspirasi oleh film," ujar Heru.
APA diduga dibunuh NF saat berkunjung ke rumah NF.
Jenazah APA kemudian disembunyikan di dalam lemari oleh NF.
Keesokan harinya, tersangka beraktivitas seperti biasa.
Dalam perjalanan menuju sekolah, tersangka memilih berganti pakaian lalu menyerahkan diri ke kantor polisi.
Saat ini, kasus tersebut masih diselidiki Polsek Sawah Besar. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)
SIMAK VIDEONYA: