Virus Corona

1 Pasien Suspect Corona di RSUD Moewardi Solo Meninggal, Hasil Lab Belum Keluar, Penyebab karena Ini

Seorang pasien suspect corona yang dirawat di RSUD Dr Moewardi Solo, Jawa Tengah meninggal dunia.

(KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA)
Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta Harsini (kiri), Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo (tengah) dan Direktur RSUD Moewardi Cahyono Hadi saat konferensi pers di kantor Dinkes Jateng, Kamis (12/3/2020) 

TRIBUNMATARAM.COM - Seorang pasien suspect corona yang dirawat di RSUD Dr Moewardi Solo, Jawa Tengah meninggal dunia.

Namun, hingga menghebuskan napas terakhirnya, pasien 59 tahun itu belum diketahui apakah positif terinfeksi Covid-19 atau tidak.

Satu di antara dua pasien tersebut sebelumnya dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Surakarta.

Sebelumnya, pasien dalam pengawasan (PDP) Covid 19 atau virus corona tersebut mengeluhkan batuk, pilek dan demam usai bepergian dari kegiatan seminar di daerah Bogor, Jawa Barat.

Sempat Buat Bingung & Mencuat Dugaan Local Transmission, Terungkap Cara Pasien 27 Tertular Corona

7 Kasus Hoax Soal Corona di Media Sosial Indonesia, Libatkan Ibu Rumah Tangga hingga Anggota DPD RI

Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta Harsini mengatakan dua pasien PDP yang dirawat tersebut tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri dan tidak ada kontak dengan warga negara asing (WNA).

Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta Harsini (kiri), Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo (tengah) dan Direktur RSUD Moewardi Cahyono Hadi saat konferensi pers di kantor Dinkes Jateng, Kamis (12/3/2020)(KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA)
Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta Harsini (kiri), Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo (tengah) dan Direktur RSUD Moewardi Cahyono Hadi saat konferensi pers di kantor Dinkes Jateng, Kamis (12/3/2020)(KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA) ()

Namun, sebelumnya, keduanya sempat menghadiri acara seminar di Bogor pada 25 hingga 28 Februari 2020.

Kemudian, pada 29 Februari 2020 mengeluh batuk, pilek dan demam hingga dirawat di rumah sakit setempat.

Selanjutnya, karena demam tinggi mencapai 38 derajat, pada 8 Maret 2020 dirujuk ke RSUD Dr Moewardi dan menjalani perawatan di ruang isolasi sebagai PDP.

"Dua pasien itu sama-sama datang ke acara seminar di Bogor. Satu pasien masih dirawat di ruang isolasi, namun satu pasien meninggal dunia pada Rabu (11/3/2020) pukul 13.00 WIB. Meninggal disebabkan karena gagal nafas atau pneumonia," jelas Harsini saat konferensi pers di kantor Dinkes Jateng, Kamis (12/3/2020).

Harsini menyatakan, jenazah pasien laki-laki yang berusia 59 tahun itu telah dimakamkan sesuai prosedur penanganan virus corona.

"Proses pemakaman jenazah kami perlakukan seperti pasien yang meninggal di RSUP Kariadi sesuai prosedur penanganan virus corona. Dibungkus plastik kemudian langsung dimasukkan ke peti. Dan tidak boleh ada keluarga pasien. Hanya ada tim medis," ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya saat ini masih menunggu hasil laboratorium dari pasien suspect virus corona tersebut.

"Penyebab virusnya sedang kita telusuri yang jelas karena gagal nafas atau pneumonia.

Kita juga masih menunggu hasil lab dari Litbangkes yang sudah dikirim hari Selasa (10/3/2020).

Apabila positif akan melakukan tracking tentang riwayat kontak pasien itu.

Tapi mudah-mudahan hasilnya negatif," ujarnya.

Selanjutnya, keluarga korban yang meninggal saat ini masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) hal ini akan berlangsung hingga hasil swab dari Litbangkes turun.

Sementara itu, Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo menjelaskan dari informasi yang diterima sampai dengan saat ini pasien di Jateng yang masih dirawat di ruang isolasi tinggal dua orang.

"Sejauh ini tinggal dua pasien yang sedang menjalani perawatan di ruang isolasi satu pasien dirawat di RSUD Moewardi dan satu pasien dirawat di RSUP Kariadi," jelasnya.

Sementara, satu pasien yang meninggal di RSUD Moewardi, Yulianto melanjutkan penyebab kematiannya karena gagal nafas atau pneumonia.

"Jadi total di Jateng baru ada dua pasien PDP yang meninggal dunia, pasien yang di RSUP Kariadi dan pasien di RSUD Moewardi," katanya. (Kompas.com/ Kontributor Semarang, Riska Farasonalia)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Satu Pasien yang Diisolasi di RSUD Moewardi Solo Meninggal", https://regional.kompas.com/read/2020/03/12/21395811/satu-pasien-yang-diisolasi-di-rsud-moewardi-solo-meninggal.

Petugas menggunakan masker di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (2/3/2020). Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang positif terjangkit virus Covid-19 atau virus corona, dan saat ini berada di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas menggunakan masker di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (2/3/2020). Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang positif terjangkit virus Covid-19 atau virus corona, dan saat ini berada di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Sempat Buat Bingung & Mencuat Dugaan Local Transmission, Terungkap Cara Pasien 27 Tertular Corona

Sempat membuat bingung hingga mencuatnya dugaan local transmission, akhirnya terungkap bagaimana cara pasien 27 tertular corona.

Pemerintah Indonesia sempat kebingungan untuk mengungkap dari mana pasien kasus 27 tertular corona.

Pasalnya, pasien 27 tidak pernah meninggalkan Indonesia untuk bepergian ke luar negeri.

Akhirnya pemerintah telah menemukan kaitan yang menyebabkan pasien dalam Kasus 27 tertular virus corona dan mengidap penyakit Covid-19. 

 7 Kasus Hoax Soal Corona di Media Sosial Indonesia, Libatkan Ibu Rumah Tangga hingga Anggota DPD RI

 Angin Segar Kesembuhan 4 Pasien Corona di Indonesia, Diimbau Isolasi Diri Meski Tak Tularkan Lagi

Dalam konferensi pers yang dilakukan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, dijelaskan bahwa Kasus 27 merupakan subklaster dari klaster Jakarta.

Kasus 27 diketahui melakukan kontak dekat dengan pasien Kasus 20 yang masuk dalam klaster yang sama dengan Pasien 01.

"Kemarin Nomor 27 masih ditulis local transmission, kemudian dapat laporan dari petugas yang melakukan contact tracing," kata Yuri di Istana Kepresidenan pada Kamis (12/3/2020) sore.

"Ternyata (Kasus 27) kontak dekat dengan pasien 20, klaster pasien 01," ujar Achmad Yurianto.

Yuri menjelaskan, Kasus 27 tidak melakukan kontak dekat dengan pasien 01. Namun, Kasus 27 itu melakukan kontak dekat dengan Kasus 20.

"(Kasus) 20 inilah yang kontak dengan klaster 01, dari Jakarta. Kontaknya dengan siapa sudah ditemukan," ucap Yurianto.

Meski sudah menemukan, bukan berarti tugas pemerintah terkait Kasus 27 sudah selesai.

Saat ini, menurut Yuri, pemerintah menelusuri siapa saja yang melakukan kontak dengan Kasus 27.

"Adakah kontak dengan 27. Sub-subklaster, itu yang akan kami kejar," ujar Yuri.

Sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan mengenai pasien kasus 27 pada Selasa (10/3/2020) sore.

Namun, saat itu pemerintah belum menemukan dari mana kontak dekat pasien 27. Saat itu, kasus 27 terbilang misterius dan menimbulkan tanda tanya.

Sebab, belum diketahui dari mana ia terpapar virus yang pertama terungkap di Kota Wuhan, China, itu.

"Kasus 27, laki-laki, 33 tahun, warga negara Indonesia," kata Yuri saat memberikan keterangan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Menurut Yuri, pasien tersebut tidak tertular dari orang asing, bukan orang yang baru tiba dari luar negeri, ataupun diduga tidak tertular orang yang telah sakit sebelumnya.

Dia juga tidak berasal dari klaster yang telah diumumkan sebelumnya.

"Kami duga ini local transmission," kata dia. (Kompas.com/ Rakhmat Nur Hakim)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Sudah Temukan Jawaban Terkait Kontak Pasien 27 Covid-19", https://nasional.kompas.com/read/2020/03/12/19213171/pemerintah-sudah-temukan-jawaban-terkait-kontak-pasien-27-covid-19?page=all#page3.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved