Virus Corona
Mengapa Presentase Angka Kematian Corona di Indonesia Tertinggi di Dunia? Ini Penjelasan Ahli
Meski wabah corona baru menjangkiti Indonesia sekitar 3 minggu belakangan, angka kematian korban positif disebut paling tinggi di dunia.
TRIBUNMATARAM.COM - Mengapa angka kematian positif corona di Indonesia bisa tertinggi di dunia? Ini penjelasan ahli.
Meski wabah corona baru menjangkiti Indonesia sekitar 3 minggu belakangan, angka kematian korban positif disebut paling tinggi di dunia.
Hanya dalam hitungan hari, jumlah korban meninggal karena Covid-19 semakin bertambah.
Angka pasien positif Covid-19 di Indonesia kemarin (18/3/2020) mencapai 227 kasus dengan 19 kematian dan 11 pasien sembuh.
Jumlah tersebut mengejutkan masyarakat, apalagi Indonesia disebut sebagai negara dengan presentase kematian tertinggi yaitu mencapai 8,37 persen, melebihi Italia yang 8,34 persen.
Melihat presentase kematian seperti itu, Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH, merasa tidak terkejut.
• Fakta Ibu Rumah Tangga di Solo yang Meninggal karena Corona, Sempat Bertemu Pasien Wafat Sebelumnya
• Jokowi Belum Ambil Keputusan RI Lockdown, Menkeu Sri Mulyani : Anggaran Siap, Tapi Logistik Belum
Menurut dia, permasalahan utamanya adalah besar kemungkinan Indonesia mengalami under-diagnosis. Bila lebih banyak kasus bergejala ringan ditemukan, tentu presentase kematian akan menurun.

"Jadi, ada kasus infeksi Covid-19 yang tidak terdeteksi atau terdiagnosis.
Mungkin karena sakitnya ringan, mungkin karena RS atau dokternya belum aware kalau itu kemungkinan Covid-19, dan sebab lain.
Sebagian di antara yang tidak terdiagnosis ini juga mungkin meninggal," kata Panji saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/3/2020).
Oleh sebab itu, menjadi besar kemungkinan angka dipenyebut atau jumlah kasus terlalu kecil, sehingga presentase kematian dengan jumlah kasus menjadi tinggi angkanya.
"Jadi proporsi yang meninggal saya rasa enggak setinggi itu.
Dengan kata lain, angka kematian tinggi mungkin bukan karena virusnya lebih ganas, tapi kitanya yang kurang "ganas" mencari orang-orang yang sakit Covid-19," ujarnya.
Panji pun menambahkan bahwa pada saat ini, kita tidak mengetahui secara pasti dan terperinci tentang hal-hal atau indikator yang berkaitan, dan tidak ada angka yang benar bisa diandalkan.
Prediksi ke depan
Lantas, bagaimana prediksi tren angka kasus dan kematian mendatang di Indonesia?
Panji menuturkan bahwa tren ke depannya, jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 akan meningkat, bahkan bisa jadi pesat jumlahnya.
Setidaknya Panji menyebutkan bahwa ada tiga hal yang bisa menjadi faktor kunci untuk menekan prevalensi kematian akibat Covid-19 ini.
Pertama, tergantung apakah kelompok yang punya risiko meninggal lebih tinggi akan banyak yang sakit, misalnya lansia.
"Kalau lansia banyak yang sakit, ya angka kematian bisa tinggi," kata dia.
Kedua, tergantung secepat apa pasien ditangani. Hal ini juga tergantung secepat apa Indonesia bisa mendiagnosis pasien. Semakin cepat terdiagnosis, maka kemungkinan kematian bisa dihindari semakin tinggi.
Ketiga, tergantung seberapa kewalahan sistem kesehatan Indonesia.
Sebagian pasien Covid-19 ini akan membutuhkan fasilitas khusus seperti ventilator dan perawatan di ruang ICU yang jumlahnya sangat terbatas.
Jika pasien dengan kebutuhan ini tidak mendapatkan fasilitas lengkap itu, maka kemungkinan kematian juga tentu meningkat. (Kompas.com/ Ellyvon Pranita)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Presentase Kematian Corona Indonesia Tertinggi di Dunia, Ini Kata Ahli", https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/19/113700023/presentase-kematian-corona-indonesia-tertinggi-di-dunia-ini-kata-ahli?page=all#page3.

Riwayat Perjalanan Korban Meninggal Corona Lengkap dari Jateng hingga Bali
Wabah corona yang melanda Indonesia telah menewaskan 19 orang dalam kurun waktu dua minggu, berikut riwayat perjalanan sebagian korban.
Ke-19 pasien meninggal tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, hingga Bali.
Pemerintah pun merilis riwayat perjalanan pasien meninggal tersebut hingga bisa terinfeksi virus Covid-19.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, menjelaskan, per Rabu (18/3/2020), jumlah pasien positif corona yang meninggal dunia mencapai 19 orang per 18 Maret 2020, pukul 12.00 WIB.
Dari jumlah tersebut, Yuli menyebut DKI Jakarta tercatat paling banyak, yaitu 12 orang, disusul Jawa Tengah dengan dua pasien.
Sebanyak satu pasien meninggal masing-masing di Jawa Barat, Bali, Banten, Sumatera Utara, dan Jawa Timur.
• 3 Cara Hindari Memegang Wajah Agar Tak Mudah Terinfeksi Virus Corona, Gampang Banget!
• Tetap Waspada, Tingkat Kematian Pasien Covid-19 di Indonesia Tertinggi Kedua di Asia Tenggara
Berikut ini fakta lengkap wabah corona di sejumlah daerah:

1. Jawa Tengah
Dua pasien positif corona meninggal di Jawa Tengah, satu di RS Moewardi Surakarta dan satu pasien dirawat di RS Kariadi Semarang.
Hingga saat ini di Jawa Tengah terdapat 1005 Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Sedangkan jumlah pasien Dalam Pemantauan (PDP) 68 orang, 24 di antaranya telah pulang dalam kondisi sehat.
Sementara jumlah total pasien positif virus corona di Jateng menjadi sebanyak 9 kasus.
Terakhir pasien yang meninggal pada Rabu (18/3/2020) adalah seorang perempuan berusia 43 tahun asal Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Pasien meninggal setelah dirawat beberapa hari di RSUD dr. Moewardi Solo.
“Tadi dinyatakan meninggal sekitar pukul 18.00 WIB. Almarhumah mulai dirawat di RSUD dr. Moewardi Solo sejak Jumat (13/3/2020) lalu,” ujar Bupati Wonogiri Joko Sutopo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/3/2020) malam.
2. Jawa Barat
Seorang warga asal Kabupaten Cianjur meninggal dunia pada 3 Maret 2020 lalu.
Pasien tersebut sempat dinyatakan negatif, namun dari hasil pemeriksaan lanjutan ia dinyatakan positif terjangkit Covid-19.
Sementara itu, menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, berdasar data terbaru, 10 warga Jawa Barat dinyatakan positif terjangkit virus corona.
Sebelumnya pada Minggu (15/3/2020) kemarin, pasien positif Covid-19 di Jabar berjumlah tujuh orang.
Tiga orang yang baru teridentifikasi yaitu seorang warga Kabupaten Purwakarta.
3. Bali
Pasien 25 virus corona dinyatakan meninggal di RSUP Sanglah Denpasar, Bali, Rabu (11/3/2020).
Hal itu dibenarkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra.
Pasien yang merupakan warga negara asing (WNA) itu datang bersama suaminya ke Bali pada 29 Februari 2020.
Indra tak menjelaskan, WNA perempuan itu mengalami gejala batuk dan demam pada 3 Maret 2020.
Lalu, sang suami membawanya ke salah satu rumah sakit swasta di Bali.
Karena memiliki riwayat perjalanan luar negeri dan mengalami gejala mirip virus corona, pasien dirawat di ruang isolasi.
Setelah sekitar lima hari mendapatkan perawatan, pasien itu tak menunjukkan tanda-tanda sembuh.
WNA itu dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar pada 9 Maret 2020 dan akhirnya meninggal empat hari sesudahnya.
4. Banten
Gubernur Banten Wahidin Halim mengumumkan kondisi wabah corona telah menjangkiti lima orang, satu orang dinyatakan meninggal.
"Dari lima orang itu, yang positif terkena virus satu orang dari Pondok Aren meninggal dunia," ujar Wahidin.
Menurut Wahidin, lima orang positif corona tersebut tersebar di empat kecamatan, yakni dua orang di Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Kemudian, satu orang di Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang; dan satu orang di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
Adapun satu orang lainnya di Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.
5. Sumatera Utara
Kepala Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara Riadhil Akhir Lubis membenarkan ada seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP), meninggal dunia.
Namun, Riadhil enggan memastikan apakah pasien tersebut telah positif corona.
Menurut Riadhil, kepastian mengenai hasil uji laboratorium hanya bisa disampaikan oleh pihak Kementerian Kesehatan.
Sementara, pihak rumah sakit tidak memiliki kewenangan untuk menyampaikan kepada publik.
"Posisi kami di daerah itu, dia (pasien) meninggal karena PDP sampai tadi malam. Izin ya, saya tidak bisa menginfokan, karena menyangkut protokol," kata Riadhil.
6. Jawa Timur
Pemerintah Kota Malang menetapkan status darurat virus corona baru atau Covid-19.
Penetapan status darurat dilakukan setelah satu dari dua pasien positif pasien Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Kota Malang, meninggal dunia.
"Penetapan kedaruratan sudah ditetapkan oleh Bapak Wali Kota tanggal 16 Maret 2020.
Jadi Kota Malang sudah ditetapkan dengan SK Wali Kota sebagai kedarurat bencana non-alam Covid-19," kata Humas Satgas Covid-19 Pemerintah Kota Malang, Husnul Ma'arif dalam konferensi pers di RSSA Kota Malang, Rabu (18/3/2020).
Sementara itu, Wakil Direktur RSSA Kota Malang, dr Syaifullah Asmiragani, menjelaskan, kondisi pasien positif corona adalah seorang wanita berusia 51 tahun.
"Yang meninggal, Kamis tanggal 12 (masuk ke RSSA). Meninggal tanggal 14. Dua hari perawatan karena kondisinya sudah jelek," katanya.
(Penulis: Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi, Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani, Kontributor Medan, Dewantoro, Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Dheri Agriesta, Robertus Belarminus, Abba Gabrillin, Aprillia Ika, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "19 Pasien Positif Corona Meninggal, Ini Riwayat Lengkapnya di Sejumlah Daerah", https://regional.kompas.com/read/2020/03/19/10500051/19-pasien-positif-corona-meninggal-ini-riwayat-lengkapnya-di-sejumlah-daerah?page=all#page2.