Berita Terpopuler
POPULER Perubahan Wisma Atlet setelah Dimodifikasi Jadi Rumah Sakit Darurat Corona, Ada IGD & ICU
Perubahan wisma atlet setelah disulap untuk rumah sakit khusus pasien corona.
TRIBUNMATARAM.COM - Perubahan wisma atlet setelah disulap untuk rumah sakit khusus pasien corona.
Potret Wisma Atlet setelah dimodifikasi menjadi Rumah Sakit Darurat untuk corona.
Wabah virus corona yang menjangkiti Indonesia membuat pemerintah mengambil langkah cepat untuk menanganinya.
Terbatasnya rumah sakit yang digunakan untuk menangani pasien corona, akhirnya membuat pemerintah menjadikan Wisma Atlet Kemayoran sebagai rumah sakit darurat corona.
Seluruh pengerjaan renovasi, modifikasi, dan persiapan telah rampung, berikut potretnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, ada sedikit pengerjaan modifikasi terhadap banguan di empat tower yang akan digunakan.
• Curhat Andrea Dian Diisolasi setelah Positif Corona, Sedih Saksikan Banyak Pasien Tidur di Bangsal
• Tak Semua Bisa Ikut, Ini Syarat Warga yang Bisa Jalani Rapid Tes Massal Virus Corona
Modifikasi tersebut antara lain penambahan fungsi ruangan seperti laboratorium, ruang farmasi, radiologi, serta Intensive Care Unit (ICU).
"Semua sudah siap sudah 100 persen," ujar Basuki dalam Konferensi Pers di Jakarta, Minggu (22/3/2020).

Dia melanjutkan, seluruh peralatan medis juga telah tersedia dan siap untuk dipasang.
Malam ini, pengerjaan hanya menyisakan pemasangan alat serta pengaturan arus orang. Nantinya, pasien dan petugas medis tidak boleh berpapasan.
Basuki menambahkan, pengerjaan persiapan ini merupakan sinergi antar sejumlah lembaga yakni Kementerian PUPR, dan Kementerian Sekretariat Negara sebagai pemilik Wisma Atlet.
Kemudian Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai penyedia alat medis, serta Kementerian Kesehatan, POLRI, dan TNI, di bawah komando Gugus Tugas Penanganan Covid-19 BNPB.

"Ini semua itu diatur oleh Kemenkes. Jadi ini adalah bentuk-bentuk sinergi kami.
Rusun ini asetnya Setneg. Kami perbaiki dari PUPR, alatnya diisi oleh BUMN, operasi oleh dokter, TNI, dan relawan.
Jadi semua masuk, termasuk POLRI dan TNI. Dan di bawah komando dari Gugus Tugas Covid-19," tutur dia.
Menurut Basuki, keempat tower yang akan digunakan sebagai rumah sakit darurat adalah Tower 6 dan 7.
Kemudian Tower 3 untuk petugas medis, serta Tower 1 untuk gugus tugas, satgas, serta relawan.
"Kapasitas masing-masing (tower) 24 lantai sekitar 650 unit untuk satu tower. Rata-rata mudah-mudahan (bisa menampung) 22.000 (orang) total," kata Basuki.

Adapun rinciannya adalah Tower 7 akan digunakan untuk beberapa fungsi. Bangunan tersebut memiliki kapasitas 886 unit.
Jika satu unitnya bisa menampung dua hingga tiga orang, maka kapasiitas totalnya bisa mencapai 2.458 pasien.
Lantai satu di gedung ini, dimanfaatkan sebagai Instalasi Gawat Darurat (IGD). Sementara lantai dua digunakan untuk Intensive Care Unit (ICU)
Lalu lantai tiga dimanfaatkan sebagai ruang refreshing. Sedangkan lantai empat hingga 24.

Selanjutnya, untuk Tower 6, akan digunakan utuh sebagai ruang rawat inap pasien.
Bangunan ini memiliki kapasitas 650 unit.
Satu kamar diperkirakan bisa menampung dua hingga tiga orang.
Dengan demikian, gedung tersebut bisa menampung 1.750 orang.
Lalu untuk Tower 1 dan 3, masing-masing bangunan memiliki kapasitas 650 unit.
Masing-masing gedung itu bisa menampung hingga maksimum 1.750 orang. (Kompas.com/ Hilda B Alexander, Rosiana Haryanti
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengintip Ruang Rawat Inap RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran".

Pemerintah Juga Adakan Test Rapid Massal Corona
Tidak hanya menyediakan tempat khusus merawat pasien positif corona, pemerintah juga segera melakukan tes tapid massal untuk mendeteksi corona.
Sayangnya tak semua bisa ikut, ini syarat warga yang bisa jalani rapid test massal virus corona.
Rapid test massal virus corona akan segera dilakukan oleh pemerintah, salah satunya pemerintahan Kota Bekasi.
Sayangnya, rapid test massal ini hanya bisa diikuti oleh warga dengan kriteria tertentu.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan tak semua warga Bekasi bisa ikut pemeriksaan cepat atau rapid test Covid-19.
• POPULER Instruksi Terbaru Jokowi Tangani Wabah Corona, Soal Rapid Test Massal & Larangan Liburan
• Jokowi Instruksikan Tes Massal, Ini Cara Kerja & yang Harus Diperhatikan Soal Rapid Test Corona
Rencananya, rapid test akan diselenggarakan di Stadion Patriot, Selasa (24/3/2020) depan.
"Tidak bisa semua dites karena tidak mungkin.
Di Korea Selatan saja dari 45 juta penduduknya, sebagai negara yang paling canggih tes massalnya, kalau tidak salah itu hanya 200.000 yang dites. Jadi 200.000 berbanding 45 juta," kata pria yang biasa disapa Kang Emil, seperti dikutip dari siaran langsung Instagram @pikobar_jabar.

Oleh karena itu, Emil menyampaikan sejumlah kriteria warga yang bisa mengikuti rapid test tersebut.
Emil menyampaikan, rapid test di Stadion Patriot ini akan terbagi dalam dua tahap.
Tahap pertama yaitu orang-orang yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP), serta 50 orang terdekat dari masing-masing mereka.
"Pertama semua yang ODP dan 50 orang terdekat dari si ODP, karena teori kesehatan mengatakan potensinya begitu.
Sama juga PDP dan 50 yang terdekat dari PDP dan sama juga yang positif terdekat 50 dari yang positif," ucap Emil.
Selain itu dalam pemeriksaan tahap pertama ini pemerintah juga akan memeriksakan tenaga kesehatan.
Kemudian, orang-orang yang banyak berinteraksi langsung dengan masyarakat seperti Camat, Lurah, dan petugas-petugas administratif.
Sementara untuk tahap kedua, pemerintah provinsi akan segera menetapkan kriteria orang-orang yang akan mendapatkan rapid test covid-19 ini untuk mengetahui persebarannya.
Namun, setelah warga Bekasi yang masuk kriteria sudah terpenuhi, pemeriksaan akan diperluas ke warga Kabupaten Bekasi dan Karawang.
Dengan adanya rapid test ini, Emil meminta warga Bekasi untuk tetap di rumah dan hanya keluar saat ada urusan yang benar-benar penting.
"Saya minta warga Bekasi disiplin, seminggu ini betul-betul jangan ke mana-mana, saya titipkan
Muspida untuk aktif membubarkan kerumunan-kerumunan karena minggu ini adalah minggu tes massal yang dilaksanakan di kota Bekasi," ujar Emil.
Hingga Sabtu (21/3/2020) sore, data pemerintah pusat menyebutkan bahwa ada 450 kasus pasien Covid-19 atau positif virus corona.
"Ada penambahan kasus baru sebanyak 81 orang sehingga total kasus ada 450 orang," ujar juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Sabtu (21/3/2020).
Penambahan tertinggi kasus baru juga terdapat di DKI Jakarta.
Di Ibu Kota, ada 44 penambahan kasus baru.
Berikutnya, Jawa Barat tercatat memiliki penambahan jumlah pasien Covid-19 terbesar setelah DKI Jakarta, yaitu dengan 14 kasus baru. (Kompas.com/ Jimmy Ramadhan Azhari)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Semua Warga Bisa Ikut Rapid Test Covid-19 di Stadion Patriot Bekasi, Ini Kriterianya".