Virus Corona

Panduan Lengkap Daftar Nikah Online selama Wabah Corona, Cuma di Laman Resmi simkah.kemenag.go.id

Karena corona, pendaftaran menikah bagi calon pengantin diminta dilakukan secara online melalui simkah.kemenag.go.id.

Penulis: Salma Fenty | Editor: Asytari Fauziah
Pixabay
Ilustrasi pernikahan 

Ketua Umum Tambunan Pagaraji Sedunia, Russel Tambunan buka suara soal fenomena larangan berkumpul yang berbenturan dengan acara pesta pernikahan adat Batak.

Dia paham betul maksud pemerintah sangat baik dengan melarang adanya pertemuan kelompok masyarakat dan bersentuhan tubuh seperti bersalan dan sebagainya. 

Namun pada satu sisi, sulit untuk mengundurkan waktu pesta adat atau membatalkan acara.

Undangan yang telah disebar serta persiapan yang sudah rampung menjadi alasan utama.

"Masalahnya pesta Batak enggak bisa direncanakan tiga bulan. Enggak ada pesta Batak (dipersiapkan) tiga bulan, minimal enam bulan, rata-rata satu tahun," jelas dia, Rabu.

Alasan itu yang membuat keluarga kedua pengantin tetap menggelar pesta adat beberapa pekan lalu. Begitu pula dengan rencana pesta adat dalam waktu dekat.

Alasan lain pesta tetap berjalan karena melihat data pasien corona di banyak negara.

Faktanya, kata Russel, banyak pasien yang sembuh. Alasan itu yang membuat orang-orang Batak tak terlalu khawatir.

"Sekarang di luar negeri kan sudah banyak yang sembuh. Kita juga tahu kalau ada yang suspect juga dari 100 persen yang meninggal sekian persen, jadi semua orang tahu itu," ucap dia.

Meski demikian, dia mengakui bahwa ada perhatian khusus selama acara berjalan di tengah merebaknya virus corona.

DIa menekankan perlu adanya perhatian kesehatan masing-masing orang. Semua orang Batak yang mengetahui situasi saat ini harus benar-benar menjaga kondisi tubuh dengan baik.

"Harus punya kesadaran bersama. Kalau dia merasa badannya tidak fit, ya enggak usah ke pesta. Yang penting jaga kesehatan, stamina, dan ikuti imbauan pemerintah," ujar dia.

Selain itu, penyelenggara pesta perlu melakukan pengecekan suhu tubuh dan menyediakan pembersih tangan.

Russel memberi contoh pesta adat yang diikutinya pekan lalu. Tamu yang suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat celsius tidak diizinkan masuk.

"Kalau pengecekan suhu (hasilnya demam) sudah pasti kena suspect walaupun belum tentukan corona.

Sebaiknya jangan disuruh masuk. Kayak di pesta adat yang saya gelar kemarin.

Tamu pesta ada beberapa disuruh pulang karena suhu badan," terang dia. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)(Kompas.com/ Walda Marison)

Sebagian artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul "Keluh Kesah Warga yang Tunda Pernikahan dan Ruginya Pengusaha Catering akibat Corona"

Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved